Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Pantai Nala Kota Bengkulu.

AndiYuliansyah (2008) Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Panjang dan Pantai Nala Kota Bengkulu. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kawasan wisata Pantai Panjang dan Pantai Nala ini merupakan obyek wisata unggulan yang memberikan kontribusi melalui retribusi pengunjung (Dinas Pariwisata Kota Bengkulu). Beberapa fasilitas seperti gazebo (45%), gardu pandang (100%), dan toilet (50%) dalam kondisi rusak/tidak terawat. Kawasan ini merupakan kawasan yang rawan terhadap bencana tsunami (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, 2005), sehingga dalam pengembangannya diperlukan upaya mitigasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi fasilitas pendukung, merumuskan strategi pengembangan, dan menghasilkan arahan pengembangan. Metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis kualitatif (analisis lingkage system, supply-demand, partisipatif, SWOT, dan analisis sirkulasi), dan analisis kuantitatif dengan metode pembobotan dan skoring (analisis karakteristik lahan, pembobotan faktor SWOT, proyeksi pengunjung, dan kebutuhan ruang). Berdasarkan hasil dan pembahasan, kawasan wisata memiliki karakteristik lahan yang relatif datar (0-3%), dengan ketinggian antara 0-11 m dpl, dan vegetasi pohon cemara laut . Jumlah pengunjung dari tahun 2001-2005 mengalami peningkatan antara 16%-35,8% (Dinas Pariwisata Kota Bengkulu, 2006), tingkat usia antara 15-30 tahun (91%), berasal dari dalam kota (75%), motivasi menikmati pemandangan (68%), menggunakan kendaraan pribadi (67%), lama kunjungan berkisar antara 1-3 jam (83%), dan waktu berkunjung adalah hari sabtu dan hari minggu (48%). Kawasan wisata berada berdekatan dengan obyek wisata lainnya, sehingga memudahkan pengunjung dalam melakukan kegiatan rute wisata ke berbagai obyek wisata lainnya di Kota Bengkulu. Dalam pengembangan kawasan wisata terdapat beberapa pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda yaitu, pihak pemerintah, CV. Ghani Communication sebagai pihak yang bertanggung jawab atas retribisi dan perawatan fasilitas, pihak pedagang, pemilik hotel/cottage, dan pengunjung. Berdasarkan analisis demand-supply, daya tarik/atraksi yang diminati oleh sebagian besar pengunjung yaitu pemandangan pantai (82%) dan piknik (79%), sebagian besar pengunjung merasa kurang dengan jumlah sarana pendukung seperti pusat informasi (60%), sarana peribadatan atau musholla (60%), dan sebagian besar pengunjung menyatakan kondisi yang kurang layak untuk beberapa saran pendukung seperti kondisi toilet umum (66%), gazebo (65%), dan kios makan (62%). Sedangkan untuk kondisi sarana pendukung seperti, sarana keamanan atau pos keamanan, sarana parkir, sarana akomodasi, kondisi prasarana jalan, listrik, dan komunikasi, sebagian besar pengunjung menyatakan cukup dan memuaskan (58-94%). Berdasarkan analisis tapak, lahan pada kawasan wisata berpotensi untuk dikembangkan dengan luas lahan ±300.404 m 2 atau sekitar 30 Ha (kelas lahan I). Dan berdasarkan analisis SWOT, strategi pengembangan kawasan wisata termasuk dalam kuadran IV ( diversification ), yaitu pada ruang G ( Consentric Strategy ). Ada beberapa arahan yang akan dikembangkan, yaitu arahan lingkage system, pengembangan kegiatan, pengembangan sarana, dan penataan tapak. Kegiatan yang dikembangkan menikmati pemandangan, pentas seni, fotografi, sepak bola, voli pantai, jogging, playground, permainan air ( waterpark ), memancing, piknik, menginap, belanja makanan dan souvenir. Beberapa sarana yang akan dikembangkan yaitu loket, kantor pengelola dan pusat informasi, area parkir, musholla, toilet, gardu pengawas, kios souvenir/oleh-oleh, playground, waterpark, dan fasilitas akomodasi. Dan dalam upaya mitigasi tsunami, maka akan diterapkan jalur hijau/ greenbelt disepanjang pantai berdasarkan kondisi eksisting yaitu dengan lebar ±100 m, dan pembuatan dinding penahan dan saluran air sebagai perlindungan bangunan pada area pusat fasilitas. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu sebagian besar pengunjung merasa kurang dengan jumlah sarana pendukung seperti pusat informasi (60%), sarana peribadatan atau musholla (60%), dan sebagian besar pengunjung menyatakan kondisi yang kurang layak untuk beberapa saran pendukung seperti kondisi toilet umum (66%), gazebo (65%), dan kios makan (62%). Strategi pengembangan yang akan diterapkan yaitu mengurangi dampak tsunami dengan vegetasi, perlindungan bangunan, dan pengeras suara peringatan, mengembangkan kegiatan dan fasilitas pendukung, serta meningkatkan publikasi dan promosi. Arahan pengembangan direncanakan dalam penataan tapak pada beberapa area kegiatan seperti area pelayanan, berbelanja, piknik, playground, permainan air, olahraga, panggung terbuka, akomodasi, pantai, dan area memancing. Saran bagi pengembangan kawasan wisata yaitu, partisipasi pihak terkait diperlukan dalam upaya pengembangan, peningkatan publikasi dan promosi, serta kerjasama dengan investor dalam mengembangkan kawasan wisata.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/288/050801469
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 05 Aug 2008 11:16
Last Modified: 05 Aug 2008 11:16
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/139138
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item