Evaluasi Kinerja Operasional Ojek Sebagai Paratransit di Kecamatan Lowokwaru Malang

GhoniSeptia (2008) Evaluasi Kinerja Operasional Ojek Sebagai Paratransit di Kecamatan Lowokwaru Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Becak, pedicab, ojek sepeda maupun ojek sepeda motor, di dalam kamus transportasi termasuk di dalam kategori paratransit atau transportasi informal. Jenis angkutan ini mempunyai kompatibilitas tinggi dalam melayani berbagai sudut pemukiman-pemukiman di kota-kota negara berkembang. Menurut UU No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pasal 34 ayat 1, dinyatakan bahwa pengangkutan orang dengan kendaraan bermotor wajib menggunakan kendaraan bermotor untuk penumpang. Jika mengkaji peraturan yang berlaku ini, jelaslah bahwa secara hukum kendaraan roda dua bukan termasuk angkutan umum yang diijinkan untuk beroperasi. Namun dalam kenyataan sehari-hari ditemukan jasa ojek sepeda motor yang saat ini sudah berfungsi secara tidak resmi (illegal) sebagai angkutan umum yang sangat diperlukan untuk melengkapi angkutan umum yang sudah ada. Jenis kelamin pengguna jasa ojek di Kecamatan Lowokwarusebesar 60 % penggunanya adalah wanita. Dari tingkat pendidikan 31% sarjana. Pekerjaan pengguna ojek terbesar adalah wiraswasta 26%. Tingkat pendapatan terbesar Rp 500.000-Rp 1.000.000,00 sebanyak 19%. Lama waktu tunggu pengguna ojek 935 untuk mendapatkan ojek adalah < 5 menit dan frekuensi pemakain ojek 1 kali sehari sebesar 79%. Selain itu cara mendapatkan ojek dengan mencari di pangkalan (93%) dan sebagian besar (37%) menuju permukiman. Alasan menggunakan ojek adalah lebih cepat dan fleksibel dengan angkutan yang lain sebesar 38% dan jika ada angkutan alternatif 64% responden memilih untuk tidak menggunakan ojek. Dari asal tujuan pengguna ojek dapat diketahui rata-rata kemapuan membayar penguna ojek adalah Rp 1.000,00 per kilometer. Sebesar 79% pengemudi ojek menyatakan menjadi ojek sebagai pekerjaan utamanya. Rata-rata tingkat pendidikan pengemudi ojek adalah SMA sebsar 42%. Waktu beroperasi ojek setiap pagi/siang dilakukan 38% responden dan hari kerja senin-minggu oleh 68% responden. Penghasilan bersih yang diperoleh 52% pengemudi ojek sebesar < Rp 20.000,00 sedangkan 84% tidak berasal dari domisili sekitar pangkalan ojek. Sebesar 46% pengemudi ojek menggunakan sepeda motor merk Honda dan kepemilikan secara kredit oleh 81% responden dan besarnya cicilan setiap bulan rata-rata adalah Rp 355.000,00 Dari hasil perhitungan antara jumlah jarak dan besarnya ongkos yang dibayarkan penumpang adalah Ro 2000,00 per kilometer sedangkan biaya pokok per kilometer pengemudi ojek adalah Rp 450,00. Pemilihan lokasi pangkalan ojek akan mempengaruhi tingkat pendapatan pengemudi ojek, dari hasil korelasi yang dilaukan teridentifikasi bahwa potensi, aksesibilitas, pergerakan, waktu bekerja, hari kerja, asal domisili dan jumlah penumpang mempunyai hubungan tentang alasan pemilihan lokasi pangkalan ojek di Kecamatan Lowokwaru.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2008/109/050800748
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 12 Mar 2008 15:18
Last Modified: 12 Mar 2008 15:18
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138953
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item