Evaluasi Kinerja Operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG

BudiSusilo, (2007) Evaluasi Kinerja Operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kegiatan masyarakat di Kota Malang berimplikasi terhadap kebutuhan sarana dan prasarana transportasi. Kecepatan pembangunan sarana dan prasarana transportasi di Kota Malang tidak sebanding dengan kecepatan pembangunan jalan sehingga dalam kurun waktu yang singkat kapasitas jaringan jalan eksisting sudah mendekati jenuh atau bahkan terlampaui. Semakin banyaknya jumlah penduduk akan meningkatkan kegiatan di masyarakat. Karena adanya pengaruh perbedaan jarak antar pusat kegiatan, maka terjadi peningkatan jumlah kebutuhan akan angkutan. Berdasarkan data tahun 2001 dari Dinas Perhubungan Kota Malang, diperoleh keterangan mengenai kualitas pelayanan angkutan umum Kota Malang secara umum yaitu berada pada tingkat cukup memadai. Demi menjaga kualitas pelayanan tersebut, dan terlebih lagi untuk meningkatkan pelayanan Mobil Penumpang Umum, khususnya pada trayek yang memiliki jumlah armada terbesar, maka perlu dilakukan evaluasi mengenai kinerja operasional Mobil Penumpang Umum di Kota Malang. Hal ini mendasari penulis untuk mengadakan penelitian dengan judul : Evaluasi Kinerja Operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG. Studi dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik perjalanan penumpang Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG sebagai masukan dalam penentuan arahan perbaikan, mengevaluasi kinerja operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG serta tersusunnya arahan perbaikan bagi peningkatan kinerja operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG. Metode analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis pola pergerakan penumpang angkutan kota dengan metode yang digunakan dalam analisis antara lain metode analisis karakteristik perjalanan penumpang MPU trayek AG dan AMG dengan metode analisis deskriptif analisis asal dan tujuan penumpang, yaitu pola pergerakan penumpang berdasarkan kelurahan-kelurahan yang dilalui oleh Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG, analisis maksud perjalanan, analisis jumlah perpindahan moda yang dilakukan oleh penumpang untuk mencapai lokasi tujuan. Metode analisis evaluatif kinerja operasional angkutan AG dan AMG dengan analisis yang dilakukan antara lain analisis load factor, analisis headway, menghitung frekuensi Mobil Penumpang Umum untuk tiap periode waktu dan arah perjalanan, analisis waktu perjalanan dan analisis kecepatan Mobil Penumpang Umum. Hasil studi menunjukkan bahwa angkutan umum perkotaan di Kota Malang dilayani oleh angkutan umum dengan jenis Mobil Penumpang Umum (MPU). Hingga tahun 2007, terdapat 25 trayek MPU di Kota Malang. Trayek yang memiliki jumlah armada paling banyak adalah trayek AG dan trayek AMG dengan jumlah armada masing-masing 300 dan 217 unit. Trayek AG melayani rute sepanjang 13,27 km untuk ke arah Terminal Gadang dan sepanjang 13,80 km untuk ke arah Terminal Arjosari. Sedangkan trayek AMG melayani rute sepanjang 15,85 km untuk ke arah Terminal Gadang, dan sepanjang 14,17 km ke arah Terminal Arjosari. Jumlah penumpang pada kedua trayek ini bervariasi untuk beberapa titik pengamatan. Jumlah penumpang pada trayek AG yang paling banyak ada pada titik pengamatan Gramedia Basuki Rahmat, sedangkan pada trayek AMG berada pada titik pengamatan persimpangan Jalan Trunojoyo. Pola pergerakan penumpang kedua trayek ini juga bervariasi, namun secara umum sangat dipengaruhi oleh kawasan alun-alun kotak dan bundar sebagai pusat aktivitas di Kota Malang. Pada hari kerja dan akhir pekan, pola perjalanan juga dipengaruhi oleh pergerakan dari luar Kota Malang, baik dari arah Surabaya maupun dari arah Blitar. Pada hari libur, pola pergerakan lebih merata namun untuk perjalanan ke/dari pusat Kota Malang juga tetap berpengaruh terhadap pola pergerakan. Sedangkan untuk maksud perjalanan penumpang trayek AG dan trayek AMG, keduanya didominasi oleh maksud ekonomi, pendidikan dan sosial pada hari sibuk dan akhir pekan. Maksud rekreasi/hiburan dan sosial akan mencolok pada perjalanan di hari libur. Adapun untuk jumlah pergantian moda angkutan oleh penumpang secara mayoritas berjumlah satu kali, sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan rute angkutan trayek AG dan trayek AMG sudah cukup baik. Mengenai kinerja operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG, dilakukan pengamatan pada variabel jenis angkutan. Jenis angkutan umum berdasarkan ukuran kota, maka MPU trayek Ag dan AMG tidak sesuai standar. Karena berdasarkan standar, seharusnya Kota Malang yang merupakan kota besar (penduduk 500.000-1.000.000), trayek rantingnya dilayani oleh bus kecil dengan kapasitas penumpang 300-400 penumpang/hari. Berdasarkan variabel jumlah permintaan diketahui bahwa jumlah permintaan tidak sesuai dengan standar. Variabel jumlah pergantian moda menunjukkan bahwa MPU trayek AMG sesuai dengan standar, tetapi untuk MPU trayek AG menunjukkan nilai rata-rata pergantian moda sudah sesuai standar. Hanya terdapat 1 responden yang perlu berganti moda hingga 3 kali. Untuk variabel headway untuk MPU trayek Ag dan AMG tidak sesuai dengan standar karena di bawah 1 menit. Variabel frekuensi menunjukkan bahwa MPU trayek AG dan AMG telah sesuai standar, bahkan relatif sangat banyak jumlah armada per jamnya. Variabel waktu tempuh dari MPU AG dan AMG tidak sesuai dengan standar karena terlalu singkat. Variabel kecepatan menunjukkan bahwa kecepatan MPU trayek AG dan AMG tidak sesuai standar kecepatan pada daerah padat dan lalu lintas campuran, karena terlalu cepat. Variabel load factor untuk MPU trayek AG dan AMG secara rata-rata, tidak sesuai standar. Akan tetapi ada armada yang mengangkut penumpang melebihi kapasitas, terutama armada yang mengantre di terminal. Dari hasil tersebut tersirat bahwa terdapat ketidak seimbangan antara jumlah permintaan dengan ketersediaan armada, di mana jumlah permintaan lebih sedikit dibanding armada yang beroperasi. Ketidakseimbangan ini memberikan banyak dampak positif bagi pengguna selain beberapa dampak negatif. Namun bagi operator, ketidakseimbangan ini memberi dampak negatif yang terutama berpengaruh pada sisi finansial dan kedisiplinan dalam mengemudi. Maka dilakukan perhitungan kebutuhan jumlah armada trayek AG dan trayek AMG dengan menggunakan rumus dari Keputusan Dirjen Perhubungan Darat No. KD.274/HK.105/DRJD/96. Dari hasil perhitungan tersebut didapat bahwa jumlah armada ideal untuk trayek AG adalah 52 unit armada, sedangkan untuk trayek AMG adalah 42 unit armada. Berdasarkan temuan bahwa terdapat beberapa variabel kinerja operasional yang belum sesuai dengan standar yang ada, maka perlu peran serta dari pemerintah, operator dan pengguna sebagai pelaku sistem angkutan di Kota Malang untuk bersama-sama dan saling terkait meningkatkan kinerja operasional Mobil Penumpang Umum Trayek AG dan AMG di Kota Malang.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/449/050702611
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 25 Sep 2007 00:00
Last Modified: 22 Oct 2021 05:01
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138684
[thumbnail of 050702611.pdf]
Preview
Text
050702611.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item