Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan.

Wahyudi (2007) Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Kelurahan Karang Anyar Pantai Kota Tarakan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Secara statistik kampung menampung sebagian besar penduduk kota, yakni berkisar 60-70%. Permukiman yang terbentuk semakin lama akan semakin padat, baik bangunan maupun penduduknya. Keadaan lingkungan akan semakin menurun, ruang terbuka untuk penyegaran semakin langka dan juga berkurangnya ruang untuk umum dan tempat bermain anak-anak. Keadaan fisik yang semakin menurun akhirnya menjadi ciri ciri kampung kota dan sangat berbeda dengan kampung yang di desa, daerah tersebut dinamakan daerah slum (kumuh). Penelitian dimaksudkan untuk mengidentifikasi kawasan permukiman kumuh di Kelurahan Karang Anyar Pantai dan mengidentifikasi permukiman rawan kebakaran di permukiman kumuh tersebut guna dijadikan dasar dalam menyusun suatu Arahan Penanganan Permukiman Kumuh Tepi Pantai, dengan studi kasus Kelurahan Karang Anyar Pantai Kecamatan Tarakan Barat Kota Tarakan. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun arahan penangan bagi daerah rawan kebakaran di Kelurahan lainnya. Penelitian menggunakan metode analisa diskriptif- evaluatif dan evaluatif development. Analisa deskriptif-evaluatif digunakan untuk memahami karakteristik fisik permukiman kumuh sehingga dapat diketahui tingkat kekumuhan masing-masing wilayah RT. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik dasar dengan memanfaatkan diagram, pie chart, tabel distribusi frekuensi, dan scoring. Sedangkan analisa evaluatifdevelopment dimanfaatkan untuk menghasilkan usulan penanganan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Metode yang digunakan adalah metode perencanaan ZOPP yang terdiri dari analisis masalah, analisis tujuan, dan analisis alternatif program. Selanjutnya melakukan perencanaan dengan berpedoman pada peraturan terkait yang ada dalam RDTRK maupun Keputusan Menteri. Berdasarkan nilai konversinya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok Kumuh Berat (KB) yaitu wilayah RT 21; Kelompok Kumuh Sedang (KS) yaitu wilayah RT 1, 2, 3, 4, 7, 8, 9, 12, 17, 18, 19, 20, 22, 23, dan wilayah RT 24; Kelompok Kumuh Ringan (KR) yaitu wilayah RT 5, 6, 10, 11, 13, 14, 15, dan wilayah RT 16. Berdasarkan nilai skoring dapat dikelompokkan menjadi lima kelas kerawanan. Kelompok Sangat Rawan (SR) yaitu wilayah RT 1, 2, 3, 7, 8, 21, dan wilayah RT 23; Kelompok Rawan (R) yaitu wilayah RT 4, 9, 12, dan wilayah RT 22; Kelompok Menengah (M) yaitu wilayah RT 5, 6, 10, 11, dan wilayah RT 13; Kelompok Tidak Rawan (TR) yaitu wilayah RT 17, 20, dan wilayah RT 24; Kelompok Sangat Tidak Rawan (STR) yaitu wilayah RT 14, 15, 16, 18, dan wilayah RT 19. Permasalahan yang harus ditangani pada kawasan prioritas penanganan yakni permukiman kumuh rawan kebakaran adalah permasalahan fisik permukiman. Hal itu terkait dengan aspek bangunan dan lingkungan (perumahan, kawasan sempadan sungai) serta aspek prasarana dasar permukiman yang menyangkut tingkat pelayanan dari prasarana air bersih, sistem jaringan dan saluran drainase, tingkat pelayanan sistem pengelolaan sampah lingkungan, sistem pengelolaan sanitasi permukiman, serta sistem jaringan jalan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/050703128
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 28 Nov 2007 00:00
Last Modified: 22 Oct 2021 00:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138528
[thumbnail of 050703128.pdf]
Preview
Text
050703128.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item