Pengaruh Perguruan Tinggi Terhadap Pola Ruang Kawasan Pinggiran : Studi Kasus: Kawasan Sekitar UNMUH III Malang.

YuyunQomariyah (2007) Pengaruh Perguruan Tinggi Terhadap Pola Ruang Kawasan Pinggiran : Studi Kasus: Kawasan Sekitar UNMUH III Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penetapan Kota Malang sebagai Kota Pendidikan, Pariwisata dan Industri Kecil berdampak pada pola pembangunan yang ada di Kota Malang, salah satunya adalah pembangunan di sektor pendidikan berupa peningkatan penyediaan sarana pendidikan. Pada perkembangan selanjutnya lokasi kawasan pendidikan tinggi bergeser ke kawasan pinggiran, hal ini disebabkan untuk pengembangan kawasan pendidikan perguruan tinggi tersebut diperlukan ketersediaan lahan yang cukup luas, sedangkan lahan pada kawasan pendidikan yang ada di sekitar kawasan Sumbersari sudah tidak dapat lagi mencukupi kebutuhan untuk pembangunan perguruan tinggi karena lahan yang ada di kawasan tersebut sudah berkembang menjadi perumahan. Pembangunan perguruan tinggi di kawasan pinggiran ini merupakan salah satu dampak dari sudah tidak mampunya pusat perguruan tinggi di Kota Malang yaitu di Kawasan Sumbersari untuk menyediakan kebutuhan akan lahan. Penelitian yang berjudul Pengaruh Perguruan Tinggi Terhadap Pola Ruang Kawasan Pinggiran (Studi Kasus Kawasan Sekitar UNMUH III Malang) dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dari keberadaan perguruan tinggi terhadap pola ruang kawasan pinggiran yang di dalamnya akan membahas pengaruh perguruan tinggi terhadap pola perkembangan kawasan sekitar UNMUH III dan pola penggunaan lahan, sehingga dapat diketahuinya pengaruh dari UNMUH III terhadap perkembangan fisik kawasan sekitarnya yang lebih ditekankan dari segi pendekatan fisik (morfologycal approach) Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik fisik kawasan di sekitar UNMUH III, mengetahui pola perkembangan kawasan di sekitar UNMUH III dan mengetahui pengaruh keberadaan UNMUH III terhadap fisik kawasan sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan analisis statistik dasar dengan memanfaatkan diagram, tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui karakteristik fisik kawasan sekitar UNMUH III, sedangkan untuk mengetahui pola perkembangan kawasan digunakan metode trend line dan analisis evaluatif morfologi kawasan serta analisis uji T berpasangan dan uji tanda wilcoxson untuk mengetahui pengaruh UNMUH III terhadap fisik kawasan di sekitarnya. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah terjadi peningkatan lahan terbangun dari 8,48 Ha sebelum adanya UNMUH III menjadi 35,47 Ha setelah adanya UNMUH III. Pergeseran intensitas bangunan akibat adanya UNMUH III, sebelum adanya UNMUH III intensitas bangunan didominasi oleh bangunan dengan KDB 0-0111 sebesar 61,8% dan KLB 0-0,333 sebesar 64,9%, setelah adanya UNMUH III bangunan dengan nilai koefisien dasar bangunan dan lantai bangunan mendekati 1 yang mendominasi bangunan di wilayah studi. Bangunan dengan KDB 0,896-1,00 sebesar 60,5% dan KLB 0,668 – 1,001 sebesar 64,9%. .Terjadi pergerseran fungsi bangunan setelah adanya UNMUH III, bangunan dengan fungsi rumah sebagai tempat tinggal berubah fungsi menjadi rumah dengan fungsi ganda yaitu rumah dan tempat usa dan kos-kosan. Terjadi penambahan panjang jeringan jalan berdasarkan perkerasannya, dimana jalan dengan perkerasan aspal mendominasi jeringan jalan di wilayah studi setelah adanya UNMUH III yang berdampak pada perubahan fisik kawasan. Secaran makro pola fisik kawasan di sekitar UNMUH III saat ini adalah bentuk kota terbelah-belah tidak merata. Sebelum adanya UNMUH III fisik kawasan di sekitar UNMUH III memiliki bentuk berantai bertingkat namun setelah adanya UNMUH III bentuk fisik kawasan di sekitar UNMUH III terbagi menjadi dua bentuk yang dominan. Bagian di sebelah timur laut Sungai Brantas memiliki bentuk perkembangan fisik memita tidak teratur dengan kecenderungan arah perkembangan memita dan bepotensi untuk berkembang menjadi bentuk persegi panjang tidak sempurna jika terjadi pengembangann jaringan jalan ke arah samping. Sedangkan kawasan di sebelah barat Sungai Brantas memiliki bentuk fisik kawasan kipas tidak sempurna dengan sudut 180 derajad. Arah perkembangan kawasan di sebelah barat Sungai Brantas juga berpotensi untuk membentuk pola kipas dengan sudut 180 derajat bila dilakukan pengembangan jaringan jalan yang seimbang ke setiap segmen. Setelah dilakukan uji T berpasangan dan uji tanda wilcoxson didapatkan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel dengan nilai sigifikasi kurang dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan fisik kawasan sebelum dan sesudah adanya UNMUH III. Berdasarkan hasil analisis maka direkomendasikan pengembangan jaringan jalan ke arah samping di kawasan sebelah timur laut Sungai Brantas sehingga perkembangan pembangunan yang ada tidak hanya memanjang tetapi juga seimbang ke arah samping dan penggunaan lahan dapat dilakukan secara optimal, pembangunan jembatan yang ditujukan untuk umum sehingga kawasan di belakang UNMUH III dapat berkembang serta peningkatan sistem transportasi terutama angkutan umum pada kawasan sebelah timur laut Sungai Brantas sehingga dapat berkembang dengan cepat. Pengembangan jaringan jalan yang seimbang di setiap segmen wilayah di sebelah barat daya Sungai Brantas agar pengembangan kawasan dapat berjalan secara seimbang di setiap segmen kawasan, salah satunya pembangunan jalan di belakang Terminal Landungsari yang saat ini didominasi oleh lahan kosong yang masih belum adanya tanda-tanda untuk berkembang sehingga menimbulkan kesenjangan pembangunan

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2007/050703103
Subjects: 300 Social sciences > 307 Communities > 307.1 Planning and development > 307.121 6 City planning
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Perencanaa Wilayah dan Kota
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 28 Nov 2007 00:00
Last Modified: 22 Oct 2021 00:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138515
[thumbnail of 050703103.pdf]
Preview
Text
050703103.pdf

Download (7MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item