Dampak larangan belok kiri langsung terhadap kinerja simpang di beberapa persimpangan dikota Pontianak.

HeryKurniawan, (2005) Dampak larangan belok kiri langsung terhadap kinerja simpang di beberapa persimpangan dikota Pontianak. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Belok kiri langsung (Left Turn On Red = LTOR) diterapkan dengan maksud mengurangi tundaan, terutama bagi lalu lintas belok kiri, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kinerja simpang secara keseluruhan. LTOR memerlukan lajur khusus (Exclusive Line) yang tidak boleh digunakan oleh arus lalu lintas lurus dan belok kanan. Jika lajur yang tersisa untuk arus lalu lintas lurus dan belok kanan mencukupi, maka kapasitas dan tingkat kinerja simpang memang bisa ditingkatkan. Sebaliknya jika lajur yang tersisa tidak mencukupi untuk lalu lintas lurus dan belok kanan, maka yang terjadi adalah menurunnya kapasitas dan kinerja simpang. Studi evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kinerja simpang jika dilakukan penerapan belok kiri langsung seperti pada kondisi saat ini, juga untuk mengetahui kinerja simpang bersinyal jika dilakukan penerapan larangan belok kiri langsung, serta mengetahui perbandingan kinerja simpang bersinyal antara penerapan belok kiri langsung dan larangan belok kiri langsung. Metode survai yang digunakan adalah metode survai yang dilaksanakan secara manual, meliputi survai pendahuluan dan survai utama. Data yang didapat berupa data volume lalu lintas, keadaan lingkungan, waktu sinyal dan data geometrik. Survai dilakukan pada hari senin tanggal 11 juli 2005 pada pukul 06.00-09.00 dan pukul 15.00-17.00 dengan interval 5 menit. Metode analisa dan perhitungan mengacu kepada Mannual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. Adapun langkah yang diperlukan untuk perhitungan waktu sinyal, kapasitas dan tingkat kinerja persimpangan adalah Data masukan, meliputi data yang diperoleh dari hasil survai lapangan, diantaranya adalah data geometrik, pengaturan lalu lintas dan kondisi lingkungan. Kondisi arus lalu lintas serta data siklus lampu lalu lintas, kemudian menentukan kapasitas masing-masing pendekat dan menganalisis tingkat kinerja persimpangan, meliputi: Panjang antrian, Kendaraan terhenti, Tundaan, Derajat kejenuhan Hasil yang didapat dari perhitungan dan pengolahan data diketahui jam puncak pagi terjadi pada pukul 07.00-08.00 dengan total volume lalu lintas sebesar 3463 smp/jam dan pukul 16.00-17.00 pada jam puncak sore dengan total volume 3533 smp/jam. Dari perhitungan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut untuk simpang tanjung raya pada pendekat barat, volume lalu lintas 609 smp/jam, kapasitas 665, derajat kejenuhan 0,92, panjang antrian 111 m, kendaraan terhenti 1,074 stop/smp dan tundaan 74 det/smp. Dari berbagai parameter kinerja tersebut, mengindikasikan tingkat kinerja simpang yang rendah. Sedangkan dari hasil perhitungan dengan larangan belok kiri langsung pada simpang dan pendekat yang sama, diperoleh: volume lalu lintas 738 smp/jam, kapasitas 981, derajat kejenuhan 0,75, panjang antrian 74 m, kendaraan terhenti 0,882 stop/smp dan tundaan 52 det/smp Evaluasi membuktikan bahwa tidak selamanya LTOR dapat meningkatkan kinerja simpang, ini dapat dibuktikan dengan persentase perbandingan LTOR diterapkan dengan LTOR dilarang, yaitu nilai QL turun 33,33 %, NS turun 17,72 % dan D turun 29,59 %. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa pada kedua persimpangan tersebut lebih baik diberlakukan larangan belok kiri langsung (NLTOR) karena dapat meningkatkan kinerja simpang secara keseluruhan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FT/2006/364/050602167
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 624 Civil engineering
Divisions: Fakultas Teknik > Teknik Sipil
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 01 Nov 2008 10:57
Last Modified: 21 Oct 2021 06:34
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138300
[thumbnail of 050602167.pdf] Text
050602167.pdf

Download (2MB)

Actions (login required)

View Item View Item