Persepsi Masyarakat Terhadap Peternakan Babi Ditinjau Dari Limbah, Bau, Dan Manfaat Yang Ditimbulkan (Studi Di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang)

Dwi Hardianto, Ahmad (2017) Persepsi Masyarakat Terhadap Peternakan Babi Ditinjau Dari Limbah, Bau, Dan Manfaat Yang Ditimbulkan (Studi Di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Populasi ternak babi di Kabupaten Malang jumlahnya semakin meningkat tiap tahunnya. Berdasarkan data dari BPS jumlah populasi ternak babi yang berada di Kabupaten Malang pada tahun 2011, 2012, 2013, dan 2014 berturut-turut yaitu sebanyak 6.102, 7.629, 12.028, dan 12.241 ekor. Data tersebut dapat menunjukkan setiap tahunnya populasi ternak babi mengalami peningkatan. Populasi terbesar berada di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan yaitu sebanyak 5.854 ekor atau 47% dari jumlah populasi di Kabupaten Malang pada tahun 2014 (BPS, 2015). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Peniwen Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang selama 2 bulan yaitu pada bulan Agustus sampai September 2016. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kombinasi (Mixed Methods) yaitu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Pengambilan sampel dilakukan secara total sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan jumlah total populasi atau sampel yang ada. Adapun kriteria sampel yang diambil yaitu masyarakat dengan jarak maksimal 700 meter dari usaha peternakan babi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 106 orang. Survei menggunakan kuisioner dan wawancara untuk memperoleh data primer. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Peternakan dan BPS. Analisis secara kuantitatif (deskriptif) dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi, tabel silang, Koefisien kontingensi, dan Chi Square digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi secara keseluruhan yaitu 16,98% mempunyai persepsi sangat terganggu, 63,21% mempunyai persepsi terganggu, dan 19,81% mempunyai persepsi tidak terganggu. Persepsi berdasarkan usia masyarakat yang berusia 45 tahun keatas persepsi terganggu 79,25%, persepsi tidak terganggu 11,32%, dan persepsi sangat terganggu 9,43%. Masyarakat yang berusia 30 – 44 tahun, persepsi terganggu 60,61% persepsi tidak terganggu 21,21%, dan persepsi sangat terganggu 18,18%. Masyarakat yang berusia 15 – 29 tahun, persepsi terganggu 40%, persepsi sangat terganggu 35%, dan persepsi tidak terganggu 25%. Persepsi berdasarkan jenis kelamin responden berdasarkan jenis kelamin laki-laki dengan jumlah masyarakat paling banyak pada persepsi terganggu 57,45%, pada persepsi tidak terganggu 25,53%, dan pada persepsi sangat terganggu 17,02%. Responden dengan jenis kelamin perempuan, pada persepsi terganggu 67,8%, pada persepsi sangat terganggu 16,95%, dan pada persepsi tidak terganggu 15,25%. Persepsi berdasarkan tingkat pendidikan rendah (SD), pada persepsi terganggu 71,88%, pada persepsi sangat terganggu 15,63%, dan pada persepsi tidak terganggu 12,5%. Persepsi berdasarkan tingkat pendidikan sedang (SMP dan SMA), pada persepsi terganggu 65,31%, pada persepsi tidak terganggu 22,45%, dan pada persepsi sangat terganggu 12,24%. Persepsi pada tingkat pendidikan tinggi (Sarjana dan Diploma), pada persepsi terganggu 48%, pada persepsi sangat terganggu 28%, dan pada persepsi tidak terganggu 24%. Persepsi berdasarkan status pekerjaan yaitu masyarakat yang tidak bekerja, pada persepsi terganggu 69,44%, pada persepsi tidak terganggu 16,67%, dan pada persepsi sangat terganggu 13,88%. Masyarakat yang bekerja, pada persepsi terganggu 60%, pada persepsi tidak terganggu 21,42%, dan pada persepsi sangat terganggu 18,57%. Persepsi berdasarkan jarak rumah ke peternakan babi menunjukkan bahwa masyarakat yang berpersepsi sangat terganggu sebagian besar berjarak sedang dengan 14,29%, berjarak dekat 25%, dan berjarak jauh 15,15%. Pada persepsi terganggu paling banyak pada jarak sedang yaitu 73,47% dibandingkan dengan jarak dekat 58,33% dan jarak jauh 51,52%. Pada persepsi tidak terganggu paling banyak pada jarak jauh 33,33% dibandingkan dengan jarak sedang 12,24% dan jarak dekat 16,67%. Berdasarkan uji statistik Chi-Square menunjukkan bahwa ada perbedaan persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan babi berdasarkan usia. Nilai Contingency Coefficient menunjukkan bahwa terdapat hubungan asosiasi cukup erat antara persepsi mengenai peternakan babi yang berada di sekitar pemukiman dengan usia masyarakat. Tidak terdapat perbedaan persepsi masyarakat terhadap keberadaan peternakan babi berdasarkan jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, dan jarak rumah dari lokasi peternakan. Faktor-faktor yang menyebabkan usaha peternakan babi bisa bertahan cukup lama yakni pihak peternakan sering memberikan bantuan saat hari besar keagamaan dan nasional serta rutin membayar administrasi kepada desa.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2017/83/051703371
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 21 Apr 2017 08:40
Last Modified: 08 Dec 2021 03:03
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138254
[thumbnail of Skripsi.pdf]
Preview
Text
Skripsi.pdf

Download (4MB) | Preview
[thumbnail of Jurnal.pdf]
Preview
Text
Jurnal.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item