Penampilan Produksi Ayam Pedaging Yang Dipelihara Pada Lantai Pertama Dan Lantai Ketiga

Dharmawan, Rachmad (2017) Penampilan Produksi Ayam Pedaging Yang Dipelihara Pada Lantai Pertama Dan Lantai Ketiga. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Tipe kandang yang digunakan pada pemeliharaan ayam pedaging di Indonesia ada dua macam, yaitu kandang terbuka (open sided house) dan kandang tertutup (closed house). Masing-masing jenis kandang di atas dapat dikombinasikan dengan beberapa tipe atap dan lantai yang berbeda pula. Tipe lantai yang umum digunakan pada pemeliharaan ayam pedaging adalah slat, litter, dan kombinasi keduanya (Sarjana, 2007). Kandang panggung yang digunakan peternak kemitraan dimodifikasi menjadi tiga lantai. Masa brooding (selama 14 hari) dilakukan di lantai 2 dan masa pembesaran (selama 19 hari) dilakukan pada lantai 1 dan lantai 3. Modifikasi kandang yang dilakukan peternak bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan lahan yang terbatas, sedangkan masa pembesaran hanya menggunakan lantai 1 dan lantai 3 dengan tujuan untuk memberikan sirkulasi udara yang optimal sehingga meminimalkan resiko kematian yang diakibatkan oleh stres pada ternak. Pemeliharaan pada lantai 1 dan lantai 3 tersebut mengakibatkan adanya perbedaan suhu udara, kelembaban, dan sirkulasi udara sehingga dapat viii mempengaruhi penampilan produksi ayam pedaging. Dengan memperhatikan adanya pembagian populasi pada lantai 1 dan lantai 3, maka informasi mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing lantai tersebut sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena pada masing-masing lantai dapat mempengaruhi kenyamanan ternak yang dipelihara. Penelitian ini dilaksanakan di peternak kemitraan Indahnya Maju Bersama (IMB) Desa Tejowangi, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan pada bulan 09 September sampai dengan 12 Oktober 2016. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam pedaging strain Cobb. Model kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah open sided house berbentuk panggung tiga lantai dengan populasi 6000 ekor/kandang pada awal pemeliharaan. Kandang open sided house ini memiliki ukuran panjang 49 meter dan lebar 8 meter. Model atap yang digunakan adalah tipe monitor. Alas yang digunakan adalah kombinasi antara litter dan slat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan, yaitu dengan membagi ayam pedaging menjadi 2 kelompok pada lantai 1 dan lantai 3 dengan kepadatan kandang 7-8 ekor/m2. Populasi di lantai 2 harus memiliki nilai koeffisien keragaman <10% sebelum dipindahkan pada lantai 1 dan 3. Masa brooding dilakukan di lantai 2 selama 14 hari, dilanjutkan dengan masa pembesaran yang dilakukan di lantai 1 dan 3 dengan membagi populasi menjadi 2 kelompok. Pengambilan data dilakukan secara random sampling sebanyak 5% populasi yaitu 150 ekor/lantai. Pengamatan unsur iklim mikro di dalam kandang (suhu udara, kelembaban, dan kecepatan angin) dilakukan 4 kali sehari yaitu pada 02.00, 07.00, 13.00, 17.00 WIB. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan Uji-t tidak berpasangan (Independent ix samples T-test) untuk mengetahui pengaruh pemeliharaan pada lantai 1 dan lantai 3 terhadap penampilan produksi ayam pedaging. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, bobot akhir, dan feed conversion ratio. Hasil pengamatan unsur iklim mikro di dalam kandang menunjukkan bahwa rataan suhu udara berbeda sangat nyata (P<0,01) antara lantai 1 dan lantai 3. Kelembaban udara berbeda nyata (P<0,05) antara lantai 1 dan lantai 3, hal tersebut disebabkan karena kecepatan angin di lantai 1 lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan angin di lantai 3 (P<0,01). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi pakan tidak berbeda nyata antara lantai 1 dan lantai 3 pada kandang panggung tiga lantai. Pada lantai 1 dan lantai 3 memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan bobot badan, bobot akhir, dan feed conversion ratio. Rataan data yang didapatkan selama penelitian adalah konsumsi pakan 2.357 g/ekor (lantai 1) dan 2.351 g/ekor (lantai 3), pertambahan bobot badan 1.293±96,52 g/ekor (lantai 1) dan 1.331±82,77 g/ekor (lantai 3), bobot akhir 1.780±90,6 g/ekor (lantai 1) dan 1.818±81,8 g/ekor (lantai 3), feed conversion ratio 1,83±0,14 (lantai 1) dan 1,77±0,11 (lantai 3). Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah penampilan produksi ayam pedaging yang dipelihara pada lantai 3 lebih baik dibandingkan dengan lantai 1 dengan indikator konsumsi dan konversi pakan pada lantai 3 lebih rendah dibandingkan dengan lantai 1. Pertambahan bobot badan, dan bobot akhir pada lantai 3 lebih tinggi dibandingkan dengan lantai 1. Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini adalah diperlukan adanya penelitian lebih lanjut x untuk mengetahui penampilan produksi terbaik ayam pedaging yang dipelihara pada lantai 1, lantai 2, dan lantai 3.

English Abstract

This research aimed to study the performance of broiler raised in 3 stair floors. This research had been done from 09 September to 12 Oktober 2016 at Purwosari, Pasuruan. The data of performance was obtained from a poultry house which divided into 3 floors. The brooding period was give n for 2 weeks in 2nd floor, on 15th days the chicken were separated into 1st and 3rd floor with the same house density. The obtained data was analyzed using T-test (independent samples T-test) to see the difference in between. The result of this research showed that there were highly significant differences on body weight gain, slaughter weight, and feed conversion ratio of broiler between 1st and 3rd floor. However, the differences floor did not contribute to differences on feed consumption (2.357 g/bird on 1st floor and 2.351 g/bird on 3rd floor ). The body weight gain of broiler at 1st floor (1.293±96.52 g/bird) was lower than 3rd floor (1.331±82.77 g/bird). The final weight of broiler at 1st floor (1.780±90.6 g/bird) was lower than 3rd floor (1.818±81.8 g/bird). Feed conversion ratio of broiler at 1st floor (1.83±0.14) was higher than 3rd floor (1.77±0.11). The conclusion of this research was that the performance of broiler raising at 3rd floor has better performance than those at 1st floor. It is suggested to further research to determine the best vi production performance of broilers reared on the 1st floor, 2nd floor and 3rd floor.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2017/29/051701916
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 22 Feb 2017 14:38
Last Modified: 21 Oct 2021 03:20
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138194
[thumbnail of Cover_Skripsi_A5.pdf]
Preview
Text
Cover_Skripsi_A5.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of Skripsi_A5.pdf]
Preview
Text
Skripsi_A5.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of R._Dharmawan_JIIP.pdf]
Preview
Text
R._Dharmawan_JIIP.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item