Aliyah, NurulJannatin (2017) Karakteristik Warna Vulva Saat Inseminasi Buatan Terhadap Keberhasilan Kebuntingan Sapi Komposit. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sapi komposit merupakan sapi yang telah mengalami persilangan lebih dari 3 bangsa sapi biasanya persilangan antara sapi Brahman, sapi Ongole dan sapi Angus. Salah satu penentu keberhasilan dalam manajemen reproduksi adalah pengaturan perkawinan sapi dengan Inseminasi Buatan (IB). Deteksi birahi dilakukan untuk mengetahui sapi estrus. Namun pelaksanaan deteksi kurang efisien karena keberhasilan IB masih rendah, sehingga perlu pelaksanaan deteksi secara akurat dengan melihat warna vulva dan suhu vulva. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Austasia Stockfeed Unit Pembibitan Jabung Lampung Timur. Pelaksanaan pengambilan data dilakukan mulai 20 September sampai 20 Oktober 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh performa eksternal reproduksi berdasarkan temperatur dan warna vulva yang berbeda pada sapi komposit estrus dalam keberhasilan IB. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sapi komposit induk dan dara produktif yang diambil secara purpose sampling. Kriteria sapi berumur antara 1,5 tahun sampai 4 tahun, status IB 1-4, laktasi sapi 1-4, BCS 2,5-3,5 dan mempunyai organ reproduksi normal. vii Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CR pada sapi induk komposit dilihat dari warna vulva dan suhu vulva yaitu pada warna mukosa merah merata mempunyai angka CR sebesar 40% dan rata-rata suhu vulva 38.7±2.20C. Sapi induk komposit yang mempunyai warna vulva merah tidak merata mempunyai angka CR sebesar 50% dan rata-rata suhu vulva 38.3±1.00C. Sapi induk komposit yang mempunyai warna vulva merah muda pucat mempunyai angka CR sebesar 53% dan rata-rata suhu vulva38.2±0.90C. Warna vulva dan suhu vulva mempengaruhi angka CR. Hasil terbaik dalam menghasilkan CR tertinggi yaitu sapi komposit induk yang mempunyai warna vulva merah tidak merata dengan rata-rata suhu 38.3±1.00C. Sapi yang berada pada kondisi tersebut menandakan bahwa sapi berada di kondisi estrus menuju akhir estrus. Sedangkan sapi yang berada di puncak estrus mempunyai warna vulva merah merata Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai CR pada sapi dara komposit dilihat dari warna vulva dan suhu vulva yaitu pada warna mukosa merah merata mempunyai angka CR sebesar 43% dan rata-rata suhu vulva 38.9±2.00C. Sapi dara komposit yang mempunyai warna vulva merah tidak merata mempunyai angka CR sebesar 60% dan rata-rata suhu vulva 38.6±1.40C. Sapi dara komposit yang mempunyai warna vulva merah muda pucat mempunyai angka CR sebesar 53% dan rata-rata suhu vulva 38.5±1.00C. Hasil terbaik dalam menghasilkan CR tertinggi yaitu sapi komposit induk yang mempunyai warna vulva merah tidak merata dengan rata-rata suhu 38.3±1.0. Sapi yang berada pada kondisi tersebut menandakan bahwa sapi berada di kondisi estrus menuju akhir estrus. Sedangkan sapi yang berada di puncak estrus mempunyai viii warna vulva merah merata. Pada saat puncak estrus vulva akan berwarna merah merata dan suhu yang tinggi, sedangkan pada kondisi estrus menuju akhir estrus warna vulva akan berubah menjadi merah yang tidak rata dan suhu mulai menurun. Sedangkan pada akhir estrus vulva akan menjadi pucat dan akan menuju fase metestrus. Pada puncak maupun akhir estrus beberapa sapi mengalami keberhasilan namun tidak setinggi saat menuju akhir estrus. Kondisi seperti ini juga berkaitan dengan hormone esterogen yang berhubungan dengan pembuluh darah perifer untuk penyebaran darah pada vulva sehingga vulva berwarna merah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi sapi, keadaan organ reproduksi dan waktu ovulasi.
English Abstract
The purpose of this research was to investigate the influence of reproduction external performance based on the temperature of the vulva color is different in composite cow estrus to success of artificial insemination. The research parameter included temperature of vulva and vulva color included flat red, uneven red and pale when composite cattle estrous. The method of this research using Conception Rate (CR) with data collection obtained were analysed descriptively. The best result composite cow estrous who has vulva color uneven red with an average temperature of 38.3 ± 1.00C. Cows condition indicates that cow is in estrus conditions towards the end estrus. When estrus peak, the cow has flat red vulva and end of estrus is pale vulva color. The best result composite heifer estrous who have a red color uneven vulva with a number of CR 60% and an average vulval temperature of 38.6 ± 1.40C. Vulva with flat red color, slightly wet and peripheral vessels visible on heifer and cow composite showed a high CR figure.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2017/149/051704349 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 09 Jun 2017 08:53 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 03:03 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/138156 |
Text
SKRIPSI_Nurul_Jannatin_Aliyah_(135050100111175).pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text
Jurnal_NURUL_JANNATIN_ALIYAH.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Actions (login required)
View Item |