Analisis Finansial Usaha Peternakan Lebah Madu (Studi Pada Kelompok “Bintang Mulia” Di Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri)

Al-Ayubi, MIstaqul (2016) Analisis Finansial Usaha Peternakan Lebah Madu (Studi Pada Kelompok “Bintang Mulia” Di Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ekspor madu sangatlah rendah, karena untuk kebutuhan dalam negeri saja belum dapat terpenuhi sehingga Indonesia harus mengimpor madu dari luar negeri, oleh karena itu peluang pasar untuk usaha lebah madu masih terbuka lebar. Besarnya selisih nilai ekspor dan impor tersebut menandakan permintaan madu untuk konsumsi dalam negeri terus meningkat, dan peningkatan ini belum dapat diimbangi oleh kemampuan industri perlebahan dalam meningkatkan produksi madu dalam negeri. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka pengembangan usaha lebah madu perlu dilakukan, baik oleh masyarakat, koperasi, BUMN, maupun swasta. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri pada tanggal 16 Februari – 16 Maret 2016. Latar belakang penelitian ini adalah karena peternak perlu mengetahui analisis finansial secara terperinci sebagai acuan dalam mengembangkan usaha yang lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui modal, biaya produksi, penerimaan, laba, R/C ratio, dan BEP Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penegumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primer dan data viii sekunder. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan rumus-rumus ekonomi yang meliputi Laba ( profit ), BEP ( break even point ), dan R / C ( ratio ). Responden dalam penelitian ini peternak lebah madu anggota kelompok “Bintang Mulia”. Hasil penelitian di peternak peternakan lebah madu kelompok “Bintang Mulia” di Desa Joho Kecamatan Semen Kabupaten Kediri menunjukan bahwa sehingga rata-rata modal tetap peternak lebah madu skala 1 dan skala 2 sebesar Rp. 51.712.500.00/farm/tahun dan Rp.102.185.714,28/farm/tahun. Rata-rata modal kerja / biaya produksi meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap skala 1 dan skala 2 sebesar Rp.124.867.500.00/farm/tahun dan Rp. 205.359.985,85/farm/tahun. Rata-rata penerimaan peternak lebah madu skala 1 dan skala 2 sebesar Rp. Rp.168.062.500,00/farm/tahun dan Rp.289.071.428,57 /farm/tahun. Laba yang diperoleh usaha peternak lebah madu skala 1 dan skala 2 sebesar Rp.43.195.000,00/farm/tahun dan Rp.83.711.442,72/farm/tahun. R/C ( Ratio ) pada peternak lebah madu skala 1 dan skala 2 sebesar 1,35 dan 1,41. Untuk BEP Harga/kg skala 1 dan skala 2 pada produk madu Rp.64.292,90/kg dan Rp.63.889,69/kg dengan harga madu yang ditetapkan sebesar Rp.65.000/kg, atau pada saat peternak lebah menjual produk madu sebanyak 1.916,42 kg dan 3.159,38 kg. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha peternak lebah madu kelompok “Bintang Mulia” pada skala 2 dengan kepemilikan stup sebanyak 100-150 stup lebih efisien dan menguntungkan. Hal ini dapat dilihat dari besar biaya produksi yang dikeluarkan per stup serta laba yang dihasilkan per stup serta hasil perhitungan nilai R/C ratio dan nilai BEP (Break Even Point).

English Abstract

Research was conducted at the honey bee farms which had involved in “Bintang Mulia” farmers groups at Joho Village, Semen Sub District of Kediri Regency. The Study was aimed to (i) describe the profile of “Bintang Mulia”, (ii) to investigate the production costs, revenue structured and profit, and (iii) to examine farm efficiency in terms of break even point (BEP) and R/C ratio. 22 farmers were selected as respondents who divided into two scales, namely scale 1 (having 50-80 stups, n=8) and scale 2 (having 100-150 stups, n=14). Data collection was carried out from 16th February to 16th March 2016. Primary data for one year time period were obtained by survey method applying structured questionnaire. Secondary data were provided by related sources and institutions. Results showed that first, “Bintang mulia” farmer’s group offered colonies, stups, and honey bee farm’s equipment, and managed honey bee products marketing honey bee and by-product (royal jelly, propolis, and pollen). Second scale 2 was more profitable (IDR 664,539) honey bee farming with capital of IDR 2,460,366 (structured by 33.23% of fixed and 66.77% working capital), production cost of IDR vi 1,642,880 (composed by 57.66% of labour cost and 12.97% of honey bee feed), obtained revenue of IDR 2,585,577 (consisted of 74.93% of honey bee, 14.13% of pollen, 5.80% of propolis, and 5.13% of royal jelly). Third the efficient farming also appeared in scale 2 in terms of IDR 63,890 /kg honey bee, and 1.41 of R/C ratio.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2016/339/ 051610266
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 14 Oct 2016 13:23
Last Modified: 14 Oct 2016 13:23
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137966
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item