Keragaman Performan Produksi Sapi Potong Betina Di Kota Probolinggo

Arifin, LailyaNuriska (2016) Keragaman Performan Produksi Sapi Potong Betina Di Kota Probolinggo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Upaya peningkatan produktifitas sapi potong di Indonesia dapat dilakukan melalui program breeding yaitu seleksi dan persilangan. Persilangan umumnya menghasilkan peningkatan performan produksi ketika pakan yang diberikan berkualitas baik dan lingkungan mendukung. Kemampuan sapi potong dalam berproduksi dipengaruhi oleh genetik, lingkungan dan interaksi antara genetik dengan lingkungan. Kemampuan produksi sapi potong diekspresikan dengan pertumbuhan bobot badan dan ukuran-ukuran tubuh sejalan dengan pertambahan umur. Laju pertumbuhan semakin pesat dari masa penyapihan hingga dewasa, kemudian melambat hingga akhirnya pertumbuhan berhenti. Bobot badan dan ukuran tubuh merupakan ukuran penting dalam menilai sifat kuantitatif ternak yang dapat digunakan untuk program seleksi. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai Maret 2016 di Kota Probolinggo. Penelitian ini bertujuan menganalisa performan produksi dan laju pertumbuhan sapi Peranakan Ongole (PO), Simpo dan Limpo dilihat dari performan produksi yang dihasilkan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber data informasi dalam melakukan perencanaan program pengembangan sapi potong betina terkait pemenuhan kebutuhan sapi potong dan peningkatan populasi sapi potong di Kota Probolinggo. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah data 152 ekor sapi potong betina yang terdiri dari 44 ekor sapi PO, 52 ekor sapi Limpo dan 56 ekor sapi Simpo. Kelompok umur sapi ditentukan berdasarkan pergantian gigi seri permanen (permanent incicivi) yaitu PI0, PI2, PI4, PI6 dan PI8. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Penentuan lokasi dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah sampel ditentukan secara incidental sampling. Variabel yag diamati antara lain lingkar dada, panjang badan, tinggi gumba, tinggi pinggul dan bobot badan ternak. Data dianalisa secara statistik menggunakan Analisa Ragam (ANOVA) dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Jika dalam hasil tersebut terdapat perbedaan yang berpengaruh diantara rumpun ternak maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan sapi PO, Limpo dan Simpo kelompok umur PI0 menunjukkan bobot badan secara urut 208,5±26,69 kg, 181,8±38,75 kg dan 165,5±34,05 kg; tinggi gumba secara urut 116,4 ± 7,86 cm, 108,4 ± 8,45 cm dan 109,4 ± 10,36 cm; tinggi pinggul secara urut 124,0 ± 9,17 cm, 111,9±10,00 cm dan 109,9 ± 9,74 cm; lingkar dada secara urut 139,7±9,52 cm, 131,4±11,48 cm dan 125,7±9,27 cm; panjang badan secara urut 118,8±7,96 cm, 111,6±9,87 cm dan 108,9±8,50 cm. Hasil penelitian kelompok umur PI2 pada sapi PO, Limpo dan Simpo menunjukkan bobot badan secara urut 272,4±19,89 kg, 274,4±42,69 kg dan 261,6±24,11 kg; tinggi gumba secara urut 120,3±4,86 cm, 118,9±6,54 cm dan 119,9±7,29 cm; tinggi pinggul secara urut 122,7±4,96 cm, 121,8±6,60 cm dan120,7±8,40 cm; lingkar dada secara urut 153,4±9,43 cm, 155,6±12,86 cm dan 153,3±8,79 cm; panjang badan secara urut 126,9±8,15 cm, 130,1±9,90 cm dan 127,9±6,49 cm. Hasil penelitian kelompok umur PI4 pada sapi PO, Limpo dan Simpo menunjukkan bobot badan secara urut 292,3±31,20 cm, 341,1±27,76 cm dan 328,2±43,09 cm; tinggi gumba secara urut 123,8±3,33 cm, 124,4±5,48 cm dan 120,1±6,33 cm; tinggi pinggul secara urut 129,0±6,35 cm, 128,7±5,71 cm dan 122,7±5,95 cm; lingkar dada secara urut 161,0±10,06 cm, 169,6±6,95 cm dan 162,0±10,96 cm; panjang badan secara urut 129,4±5,42 cm, 137,7±5,82 cm dan 135,7±7,65 cm. Hasil penelitian kelompok umur PI6 pada sapi PO, Limpo dan Simpo menunjukkan bobot badan secara urut 311,3±54,71 kg, 358,6±69,37 kg dan 386,9±79,19 kg; tinggi gumba secara urut 126,6 ± 6,30 cm, 123,4 ± 7,20 cm dan 125,4 ± 4,85cm; tinggi pinggul secara urut 129,2 ± 5,77 cm, 125,5 ± 7,60 cm dan 127,6 ± 5,23 cm; lingkar dada secara urut 163,0 ± 10,41 cm, 170,2 ± 12,26 cm dan 173,3 ± 10,96 cm; panjang badan secara urut 133,7±8,54 cm, 139,1±9,24 cm dan 146,4±13,68 cm. Hasil penelitian pada sapi PO, Limpo dan Simpo kelompok umur PI8 menunjukkan bobot badan secara urut 308,4±55,30 cm, 392,6±64,54 cm dan 397,8±58,27 cm; tinggi gumba secara urut 127,3±4,79 cm, 126,9±4,85 cm dan 127,7±6,47 cm; tinggi pinggul secara urut 128,6±3,69 cm, 129,9±5,25 cm dan 130,2±4,22 cm; lingkar dada secara urut 161,0±10,74 cm, 162,4±20,24 cm dan 161,5±15,12 cm; panjang badan secara urut 131,7±4,42 cm, 146,7±15,83 cm dan 143,7±13,44 cm. Laju pertumbuhan bobot badan tertinggi pada Simpo kelompok PI0-PI2 (96,10 kg). Limpo menunjukkan laju pertumbuhan tinggi gumba tetinggi pada PI0-PI2 sebesar 10,50 cm. Laju pertumbuhan tinggi pinggul, lingkar dada dan panjang badan tertinggi pada Simpo kelompok PI0-PI2 secara urut 10,78 cm, 27,55 cm dan 18,99 cm. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa performan produksi sapi PO lebih tinggi dari sapi Simpo dan Limpo pada PI0 tetapi sapi Simpo dan Limpo menunjukkan produksi yang lebih tinggi dari sapi PO mulai dari PI4, PI6 sampai PI8. Laju pertumbuhan sapi Simpo dan Limpo lebih tinggi dibandingkan dengan sapi PO. Disarankan untuk menjaga kelestarian plasma nutfah sapi PO maka jumlah persilangan sapi PO dengan sapi Simmental atau Limousin perlu dibatasi serta perlu dilakukan recording produksi dan reproduksi secara intensif.

English Abstract

The purpose of this research was to analyze the production performance and growth rate of Filial Ongole (PO), Simmental Ongole (Simpo) and Limousine Ongole (Limpo). The materials used were 152 female beef cattle consisted of 44 PO, 56 Limpo, and 52 Simpo. The method in this research was a case study on measuring body weight and vital statistic consisted of withers height, hips height, chest girth and body height of permanent incicivi 0, 2, 4, 6 and 8 (PI0, PI2, PI4, PI6, and PI8). The result of PI0 showed that body weight were 181.8±38.75, 208.5±26.69 and 165.5±34.05 kg, respectively; chest girth were 139.7±9.52, 131.4±11.48 and 125.7±9.27 cm, respectively; body height were 118.8±7.96, 111.6±9.87 and 108.9±8.50 cm, respectively. The result for PO, Limpo and Simpo of PI4 showed that body weight were 292.3±31.20, 341.1±27.76 and 328.2±43.09 cm, respectively; body height were 129.4±5.42, 137.7±5.82 and 135.7±7.65 cm, respectively. The result of PI6 for PO, Limpo and Simpo showed that body weight were 311.3 ± 54.71, 358.6±69.37 and 386.9±79.19 cm, respectively; body height were 133.7±8.54, 139.1±9.24 and 146.4±13.68 cm respectively. The body weight of PO, Limpo and Simpo at PI8 were 308.4±55.30, 392.6±64.54 and 397.8±58.27 cm respectively. The highest growth rate of body weight at PI0-PI2 (96.10 kg) was Simpo. Limpo showed the highest growth rate of withers height at PI0-PI2 (10.50 cm). The highest growth rate of hips height at PI0-PI2 (10.78 cm) was Simpo. Simpo showed the highest growth rate of chest girth at PI0-PI2 (27.55 cm) and Simpo showed the highest growth rate of body height at PI0-PI2 (18.99 cm). The conclusions of the research were production performance of PO was higher than Simpo and Limpo at PI0, but lower at PI4, PI6 and PI8. The growth rate of Simpo and Limpo were faster than growth rate of PO.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2016/329/ 051610257
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 11 Oct 2016 08:52
Last Modified: 11 Oct 2016 08:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137953
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item