Rahayu, PutriHikhmawati (2016) Pengaruh Penambahan Kafein Dalam Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas Semen Kambing Boer Dibawah Standar Pada Suhu 3-5ºc. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Semen cair merupakan semen segar yang telah diencerkan dan dipreservasi pada suhu dingin (3-50C). Penggunaan media pengencer tris kuning telur yang mengandung lesitin berfungsi sebagai krioprotektan. Proses pengenceran dapat mempengaruhi kualitas spermatozoa. Penambahan bahan penunjang berupa kafein mampu menstimulasi siklik adenosin monofosfat (cAMP) yang berpengaruh pada proses kapasitasi. Penelitian dilaksanakan pada 8 Februari sampai dengan 2 Maret 2016 di BBIB Singosari-Malang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan kafein dalam pengencer tris kuning telur terhadap kualitas semen cair kambing Boer. Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan informasi bagi akademisi tentang kadar kafein yang digunakan sebagai bahan tambahan pengencer tris kuning telur untuk mempertahankan kualitas semen cair kambing Boer pada suhu 3-5oC. Materi penelitian yang digunakan adalah semen segar dengan motilitas 30-45% dari pejantan kambing Boer. Proses vi penampungan dilakukan sebanyak dua kali dalam seminggu menggunakan vagina buatan. Kambing Boer yang digunakan bernama Brigallow berumur 5 tahun dengan bobot badan 113 kg. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Laboratorium dengan empat perlakuan yaitu: P0 (tris kuning telur + 0 mM kafein), P1 (tris kuning telur + 4 mM kafein), P2 (tris kuning telur + 6 mM kafein) dan P3 (tris kuning telur + 8 mM kafein). Perlakuan diulang sebanyak 5 kali dengan variabel pengamatan yang meliputi persentase motilitas, viabilitas dan abnormalitas. Analisis data menggunakan uji khi kuadrat (chi square-test). Hasil analisa menunjukkan bahwa P1 yaitu penambahan kafein dengan kadar 4 mM merupakan hasil terbaik pada jam ke-1: (35 ± 9,35%), akan tetapi penggunaan pengencer tris kuning telur tanpa penambahan kafein (P0) menunjukkan hasil analisis statistik yang sama dengan P1 pada jam ke-2 pengamatan (31 ± 7,42%) dan hasil terbaik pada jam ke-3 (29 ± 6,52%) dalam mempertahankan motilitas spermatozoa. Perlakuan P1 dengan penambahan kafein 4 mM dalam pengencer tris kuning telur memiliki tingkat rataan lebih tinggi yakni 75,7 ± 6,71% dibandingkan dua perlakuan lainnya, tetapi P0 menunjukkan hasil rataan tertinggi (77,4 ± 6,59%) dalam pengamatan viabilitas. Perlakuan P1 dengan kafein 4 mM memiliki hasil rataan terendah yang serupa dengan P0 (P1: 7,2 ± 1,20%; P0: 7,2 ± 1,48%) dibandingkan dengan dua perlakuan lainnya Penggunaan pengencer tris kuning telur tanpa penambahan kafein (P0) menunjukkan pengaruh yang paling baik untuk mempertahankan kualitas semen kambing Boer dengan motilitas semen segar 30-45%, tetapi penambahan kafein sebanyak 4 mM menunjukkan pengaruh yang lebih baik vii dibandingkan dengan penambahan kafein sebanyak 6 mM dan 8 mM ditinjau dari motilitas individu pada jam ke-0 dan ke-1 (37 ± 5,70%; 35 ± 9,35%). Disarankan untuk tidak menambahkan kafein dalam pengencer tris kuning telur sebagai media pengencer semen kambing Boer dengan motilitas 30-45%, sehingga untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya menggunakan semen berkualitas baik
English Abstract
This research was done to evaluate the semen quality of Boer goat during storage at temperature 3-5oC. Egg yolk tris diluter was added with caffeine that gave stimulation for cyclic adenosine monophosphate (cAMP). cAMP it used for capacitation process of spermatozoa. The materials were used 30-45% motility of fresh semen from the Boer goat, that were kept in BBIB Singosari-Malang. The treatment were divided into four groups, there were: P0 (egg yolk tris + 0 caffeine), P1 (egg yolk tris + 4 mM caffeine), P2 (egg yolk tris + 6 mM caffeine), and P3 (egg yolk tris + 8 mM caffeine). The data in this research were analyzed by chi square test. The result showed that without added caffeine on the egg yolk tris diluter (P0) gave the best effect for defend motility (at 0 hour: 37 ± 5.70%; 1st hour: 33 ± 6.71%; 2nd hour: 31 ± 7.42% and 3rd hour: 29 ± 6.52%), viability (77.4 ± 6.59%) and abnormality (7.2 ± 1.48%) spermatozoa of Boer goat at temperature 3-5oC.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2016/250/ 051606989 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 05 Sep 2016 14:40 |
Last Modified: | 05 Sep 2016 14:40 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137866 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |