Pengaruh Penggunaan Isi Rumen Sapi Dengan Atau Tanpa Bahan Aditif Sebagai Inokulan Dalam Pembuatan Silase Terhadap Kualitas Silase Tanaman Jagung (Zea Mays)

Sari, Diana (2016) Pengaruh Penggunaan Isi Rumen Sapi Dengan Atau Tanpa Bahan Aditif Sebagai Inokulan Dalam Pembuatan Silase Terhadap Kualitas Silase Tanaman Jagung (Zea Mays). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Kontinyuitas dan stabilitas ketersediaan hijauan pakan ternak menjadi permasalahan utama dalam usaha peternakan ternak ruminansia di Indonesia. Tanaman jagung merupakan tumbuhan tropis yang dapat beradaptasi pada iklim tropis maupun subtropis. Upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kontinyuitas dan stabilitas ketersediaan hijauan pakan ternak adalah melalui proses pengawetan hijauan pakan ternak dalam bentuk silase. Silase memanfaatkan perananan bakteri asam laktat untuk memfermentasikan hijauan pakan ternak sehingga akan dicapai suatu kondisi asam. Isi rumen (IR) sapi pada umumnya hanya dibuang tidak dimanfaatkan. Isi rumen ternak ruminansia mengandung mikrobia berupa protozoa, bakteri dan jamur. Penelitian dilaksananakan pada bulan Juli sampai Desember 2015 di Laboratorium Lapang Sumber Sekar dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Tujuan penelitian ini untuk viii menganalisis pengaruh penggunaan isi rumen sapi dengan atau tanpa bahan aditif sebagai inokulan dalam pembuatan silase terhadap kualitas silase tanaman jagung (Zea mays) ditinjau dari kualitas kimia (pH, BK: Bahan Kering, BO: Bahan Organik, PK: Protein Kasar dan Kehilangan berat BK) dibandingkan dengan penggunaan inokulan komersial yaitu EM4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman jagung, isi rumen, tepung gaplek, bekatul dan EM4. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 6x2x4 dan 5 kali ulangan. Faktor I merupakan campuran penggunaan inokulan dan bahan aditif. Proporsi campuran yang digunakan yaitu EM4; IR; IR:PA 1:0,5; IR:PA 1:1; IR:PA 0,5:1; PA. Faktor II merupakan level penggunaan campuran bahan aditif dan inokulan sebanyak 2% dan 4%. Faktor III merupakan perlakuan lama inkubasi silase yang terdiri dari 0, 2, 8 dan 24 hari. Apabila terdapat perbedaan pengaruh yang nyata atau sangat nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan’s (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama ensilase menunjukkan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pH silase. pH silase pada lama ensilase 24 hari memiliki pH terendah yaitu 3,63, hal ini tidak berpengaruh signifikan pada lama ensilase 2 dan 8 hari dengan pH yaitu 3,77 dan 3,68. Pemberian inokulan dan Lama ensilase menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) sedangkan Interaksi antara pemberian inokulan dan level inokulan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap kandungan BK silase. Pemberian inokulan berupa EM4 terbukti memiliki BK silase paling rendah yaitu 29,52% hal ini berpengaruh tidak signifikan terhadap pemberian inokulan IR:PA 1:0,5 dan IR yaitu 30,23% ix dan 30,76%. Kandungan BK silase pada lama ensilase 0 dan 2 hari memiliki kandungan BK tertinggi yaitu 32,85% dan 31,50% hal ini berpengaruh tidak signifikan dengan lama ensilase 8 hari yang memiliki kandungan BK yaitu 30,03%. Kandungan BK tertinggi pada hari ke-0 hal ini dikarenakan silase belum mengalami proses ensilase. Pemberian Inokulan EM4 dengan level inokulan sebanyak 4% memiliki kandungan BK paling rendah yaitu 29,46%. Pemberian inokulan pakan aditif (PA) sebanyak 4% menunjukkan kandungan BK tertinggi yaitu 32,39%. Lama ensilase menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan kehilangan berat BK silase. Lama ensilase hari ke-24 menunjukkan kehilangan berat BK tertinggi yaitu sebesar 13,73% sementara pada hari ke-0 menunjukkan kehilangan berat BK terendah yaitu 0%. Pemberian inokulan dan Lama ensilase menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap berat BO silase. Berat BO silase tertinggi pada pemberian inokulan pakan aditif (PA), IR:PA 1:1 dan IR:PA 0,5:1 yaitu 299,24 g; 294,05 g dan 288,66 g akan tetapi berpengaruh tidak signifikan dengan pemberian inokulan IR dan IR:PA 1:0,5 yaitu 287,23 g dan 282,89 g. Berat BO silase terendah pada pemberian inokulan EM4 yaitu 275,94 g. Pemberian inokulan, Lama ensilase, Interaksi antara pemberian inokulan dan level inokulan, Interaksi antara pemberian inokulan dan lama ensilase, Interaksi antara level inokulan dan lama ensilase menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap berat PK silase. Berat PK silase pada pemberian inokulan pakan aditif (PA) memiliki berat PK tertinggi yaitu 25.49 g, hal ini berpengaruh tidak signifikan pada pemberian inokulan IR:PA 1:1; IR; IR:PA 0,5:1 dan IR:PA 1:0,5 dengan berat PK yaitu 24,51 g; 24,39 g; 24,17 g dan 22,60 g. Berat PK silase terendah pada pemberian x inokulan EM4 yaitu 21,44 g. Berat PK silase pada lama ensilase 8 hari memiliki berat PK tertinggi yaitu 25,81 g, hal ini berpengaruh tidak signifikan pada lama ensilase 2 hari dengan berat PK yaitu 24,79 g. Lama ensilase 24 hari memiliki berat PK terendah yaitu 20,10 g. Interaksi antara pemberian Inokulan EM4 dengan level inokulan sebanyak 4% memiliki berat PK paling rendah yaitu 21,11 g sedangkan pemberian inokulan pakan aditif (PA) sebanyak 4% menunjukkan berat PK tertinggi yaitu 25,88 g. Interaksi pemberian inokulan IR:PA 1:1 dengan lama ensilase 8 hari memiliki berat PK paling tinggi yaitu 28,00 g sedangkan pemberian inokulan IR:PA 1:0,5 dengan lama ensilase 24 hari dan pemberian inokulan EM4 dengan lama ensilase 24 hari menunjukkan berat PK paling rendah yaitu 17,56 g dan 17,83 g. Interaksi pemberian level inokulan 4% dengan lama ensilase 8 hari memiliki berat PK paling tinggi yaitu 26,35 g sedangkan pemberian level inokulan 2% dengan lama ensilase 24 hari dan pemberian level inokulan 4% dengan lama ensilase 24 hari memiliki berat PK paling rendah yaitu 19,26 g dan 20,95 g. Interaksi antara pemberian inokulan IR:PA 0,5:1 dengan level inokulan 4% dan dengan lama ensilase 8 hari memiliki berat PK paling tinggi yaitu 29,46 g sedangkan pemberian inokulan EM4 dengan level inokulan 2% dan dengan lama ensilase 24 hari memiliki berat PK paling rendah yaitu 14,11 g. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu perlakuan terbaik adalah dengan menggunakan inokulan isi rumen dan pakan aditif (IR:PA 0,5:1) dengan level inokulan 4% dan lama ensilase 8 hari. Pemberian inokulan IR:PA 0,5:1 memiliki kandungan BK, berat BO, berat PK tertinggi berturut-turut adalah 30,83%; 288,66 g; 24,17 g/kg sementara pemberian inokulan EM4 memiliki kandungan BK, berat BO, berat PK xi rendah yaitu 29,52%; 275,94 g; 21,44 g. Saran dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan hasil terbaik sebaiknya level pemberian inokulan isi rumen dan pakan aditif lebih dari 4%.

English Abstract

The purpose of this study was to analyze the effects of the use of rumen contents with or without additives as inoculant in silage making on corn straw (Zea mays) silage quality in terms of pH, DM, OM, and CP contents compared with the commercial inoculant use EM4. The materials used in this study were corn straw, rumen contents, cassava flour, bran and EM4. This research method was experimental factorial (6x2x4) with a completely randomized design and 5 replication. Factor I was the use of a mix of inoculant and addictive substance. Factor II was the level of use of inoculants. Factor III was the long incubation treatment silage. The results showed that use of inoculants gave effect highly significantly different (P <0.01) to DM, OM and CP. Long incubation showed a highly significantly different (P <0.01) with the pH value, DM, the loss of contens DM, OM, and CP. The interaction between the use inoculant and the inoculant levels showed significant different (P <0.05) in DM vi content and a highly significantly different (P <0.01) in the content of CP. The interaction between the three factors showed a highly significant difference (P <0.01) only in the content of CP. Conclusions of this research showed the use of inoculants Rumen Contents: Feed Additives (0.5: 1) and the level of inoculants 4% and 8 days old ensilase in making silage showed the best silage quality with the content of pH= 3,64; DM= 29,49%; OM= 276,05 g / kg DM; CP= 29.46 g / kg DM; DM losses= 10,76% compared with the use EM4 inoculant and inoculant level of 4% and 8 days old ensilase containing pH= 3,66; DM= 28,52%; OM= 267,30 g / kg DM; CP= 20.66 g / kg DM; DM losses= 13,90%.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2016/236/ 051605917
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 05 Sep 2016 15:00
Last Modified: 05 Sep 2016 15:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137850
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item