Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dengan Pelarut Etanol Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mastitis Pada Sapi Perah

Oktavia, Vinna (2016) Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) Dengan Pelarut Etanol Terhadap Pertumbuhan Bakteri Mastitis Pada Sapi Perah. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mastitis merupakan infeksi peradangan pada jaringan internal ambing yang terjadi pada sapi perah yang sampai saat ini belum dapat terselesaikan. Infeksi ini disebabkan oleh dua bakteri yang sering ditemukan yaitu Staphylococcus aureus dan Streptocccus agalactiae. Berdasarkan penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa daun kelor (Moringa oleifera) memiliki zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan kedua bakteri tersebut, sehingga daun kelor ini dapat dijadikan antiseptik alami untuk mencegah infeksi mastitis. Akan tetapi dari penelitian terdahulu belum ada penelitian pengaruh lama simpan hasil ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol terhadap kedua bakteri diatas. Oleh sebab itu dari pemaparan diatas perlu dilakukan penelitian mengenai efektivitas antibakteri ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptocccus agalactiae penyebab mastitis pada sapi perah yang dapat diamati dari lama waktu penyimpanannya Penelitian ini dilaksanakan pada 22 November – 22 Desember 2015 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang. Pengeringan dan penghalusan daun kelor menjadi serbuk halus berdiameter 1 mm, serta ekstraksi daun kelor menggunakan pelarut etanol di Laboratorium Kimia Organik Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Penyimpanan ekstrak daun kelor, penanaman bakteri serta pengujian ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol yang telah mengalami penyimpanan terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae di Laboratorium Bakteriologi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh lama simpan serta lama simpan yang efektif pada suhu ruang hasil ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut etanol sebagai antimikroba alami terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae penyebab mastitis subklinis pada sapi perah. Materi penelitian ini menggunakan bakteri, ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol konsentrasi 70%. Metode yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan 5 perlakuan penyimpanan P0 (hari ke- 0) sebagai kontrol, P1 (hari ke- 2), P2 (hari ke- 4), P3 (hari ke- 6), dan P4 (hari ke- 8) dan 5 kali pengulangan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis ragam / Analysis of Variance (ANOVA). Apabila terdapat perbedaan yang nyata maka untuk mengetahui perlakuan yang optimal dalam lama simpan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penyimpanan ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae selama waktu penyimpanan 8 hari pada suhu 25-29oC. Efektivitas hasil ekstrak pada P0 (kontrol) termasuk daya hambat sangat kuat (≥ 21 mm) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus sebesar (22,79 ± 0,68) mm dan Streptococcus agalactiae sebesar (21,53 ± 0,75) mm. Ketiga perlakuan yakni P1 (hari ke- 2), P2 (hari ke- 4), dan P3 (hari ke- 6) pada kedua bakteri, memiliki daya hambat kuat (10-20 mm). Kemampuan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dari P1- P3 berurut-urut adalah (17,20 ± 1,43) mm , (16,47 ± 0,70) mm, (15,66 ± 0,64) mm, sedangkan pada bakteri Streptococcus agalactiae adalah (15,01 ± 0,75) mm, (13,33 ± 0,70) mm, (11,10 ± 0,72) mm. Nilai diameter pada P4 (hari ke- 8) bakteri Staphylococcus aureus termasuk daya hambat kuat sebesar (11,80 ± 0,83) mm, berbeda dengan P4 (hari ke- 8) Streptococcus agalactiae yang tergolong zona hambat sedang (6-10 mm) sebesar (9,43 ± 0,39) mm. Berdasarkan dari hasil rata-rata tersebut hasil ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol mampu menjadi antimikrobia alami, meskipun semakin lama waktu penyimpanan semakin menurun nilai zona hambatnya akan tetapi perlakuan yang diberikan masih dalam rentang kategori zona hambat kuat. Perlakuan terbaik pada bakteri Staphylococcus aureus P1 (hari ke- 2) sebesar (17,20 ± 1,43) mm dan Streptococcus agalactiae adalah P1 (hari ke- 2) sebesar (15,01 ± 0,75) mm. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Semakin lama waktu penyimpanan ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan pelarut etanol akan menurunkan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Waktu penyimpanan selama 2 hari ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol mempunyai kemampuan paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Streptococcus agalactiae.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2016/105/051604238
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 30 May 2016 10:32
Last Modified: 20 Oct 2021 04:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137706
[thumbnail of SKRIPSI_Vinna_Oktavia_125050101111004.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_Vinna_Oktavia_125050101111004.pdf

Download (10MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item