Dairy Farming Financial Analysis On “Mitra Usaha” Dairy Cooperative Substitution Members At Poncokusumo District (Case Study On Jambesari Village, District Of Poncokusumo, Malang Regency)

Triswantoro (2015) Dairy Farming Financial Analysis On “Mitra Usaha” Dairy Cooperative Substitution Members At Poncokusumo District (Case Study On Jambesari Village, District Of Poncokusumo, Malang Regency). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengembangan industri pengolahan susu yang tinggi di Jawa Timur menciptakan persaingan dalam pengadaan susu segar sebagai bahan baku, terutama untuk industri pengolahan susu baru sebagai perusahaan `Indolakto`. Peluang dalam mendapatkan susu dari kooperatif susu sangat sempit karena sebagian besar kooperatif susu telah menjadi anggota industri pengolahan susu sebelumnya seperti perusahaan `Nestle`. `Indolakto` menciptakan peluang pasar baru dalam pengadaan susu segar untuk keberlanjutan pabrik, perusahaan tidak memiliki pilihan lain selain mengundang perusahaan swasta untuk menjadi anggota dalam penyedia susu segar. Salah satu perusahaan yang merupakan anggota perusahaan `Indolakto` adalah perusahaan `Mitra Usaha`. Anggota peternakan sapi perah skala kecil dari perusahaan `Mitra Usaha` masih memiliki keterbatasan mengenai tingkat pendidikan, keterampilan, dan menggabungkan beberapa faktor produksi dalam bisnis. Keberadaan dari keterbatasan ini membuat peternak sapi perah menjalankan bisnis tidak benar-benar memperhitungkan keuangan. Peternakan sapi perah ini memiliki prospek yang sangat baik, terutama bila dilihat dari keadaan lokasi berada di daerah yang memiliki lintang tengah yang sejuk, lintang tengah sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk membesarkan sapi perah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: i) Menyelidiki jaringan antara perusahaan petani dan `Mitra Usaha` sebagai substitusi kooperatif susu. ii) Periksa profil peternakan sapi perah. iii) Menentukan Keuangan Bisnis Pertanian Dairy Termasuk Rentabilitas, Biaya Produksi, Pendapatan, Keuntungan, Break Even Point (BEP), Rasio Pendapatan / Biaya (R / C Rasio), Margin of Safety (MOS) di wilayah kerja `Mitra Usaha) `Perusahaan di desa Jambesari, Distrik Poncokusumo, Malang. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja `Mitra Usaha` Enterprise dari 29 Maret hingga 4 April 2015. Pemilihan sampel menggunakan metode multi-stage sampling dengan 30 petani sapi perah sebagai responden. Responden dibagi menjadi tiga stratum dengan kepemilikan 1,00-3.00 unit hewan (AU) untuk Stratum I, & GT. 3,00-5.00 AU untuk Stratum II, dan & GT. 5,00 AU untuk Stratum III. Data yang diperoleh adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan metode survei menggunakan kuesioner terstruktur dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari perusahaan `Mitra Usaha` dan institusi terkait. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif untuk menerapkan formulasi ekonomi, yaitu. Biaya produksi, pendapatan, laba, rentabilitas, rasio R / C, BEP dan MOS. Penelitian menemukan bahwa jaringan antara perusahaan `Mitra Usaha` dan peternak sapi perah berjalan sebagai timbalwial, ini dibuktikan oleh perusahaan sebagai penyedia fasilitas produksi susu seperti konsentrat, tabungan dan pinjaman, kesehatan hewan / AI, dan pemegang saham penghubung (Gaduhan) ) Sapi perah dari perusahaan `Indolakto` kepada petani. Sementara petani menghasilkan susu yang menjadi komoditas utama perusahaan. Secara umum, karakteristik petani adalah pendidikan terbaru sekolah dasar, pada usia produktif, di bawah sepuluh tahun peternakan sapi perah. Perbedaannya adalah peternakan sapi perah sebagai pekerjaan utama dalam Stratum III dan sebagai pekerjaan kedua dalam Stratum I dan II. Pada istilah keuangan, biaya produksi tertinggi adalah pada stratum I (IDR 24.443 / AU / hari) daripada Stratum II (IDR 17.627 / AU / hari) dan Stratum III (IDR 16.916 / hari). Biaya produksi per liter per laktat sapi perah dalam stratum I teratas (Rp2,506) daripada Stratum II (IDR 1.855) dan Stratum III (IDR 1.676). Itu menunjukkan bahwa biaya produksi dalam stratum III efisien daripada stratum lainnya. Pendapatan peternakan sapi perah pada Stratum I, II dan III adalah IDR 37.119 / AU / hari, IDR 30.789 / AU / hari dan IDR 30.558 / hari / hari. Pendapatan per satu liter susu dalam stratum I, Stratum II dan Stratum III adalah IDR 4.150, IDR 4,146 dan Rp 4.217. Stratum III diperoleh laba tertinggi daripada Stratum I dan Stratum II. Itu Rp13.642 / Au / hari versus IDR 12.676 / AU / hari dan IDR 13.162 / AU / Hari Stratum II dan III. Keuntungan per liter dalam Stratum I, II dan III adalah IDR 1.644, IDR 2,291 dan Rp2.541. Rasio R / C pada Stratum III tertinggi daripada Strata I dan II. Itu 1,81 versus 1,52 dan 1,75 strata I dan Stratum II. Nilai Rentabilitas pada Stratum I, II dan III adalah 23,83%, 41,47%, dan 49,54%. Nilai BEP Produk pada Stratum I, II dan III adalah 5,89 liter / AU / hari, 4,25 liter / au / hari, dan 4,01 liter / au / hari yang merupakan stratum III terendah daripada strata lainnya. Harga Nilai BEP pada Strata I, II dan III adalah IDR 3,394 / liter, 3.036 / liter dan 2.839 / liter. Nilai MOS pada Stratum III tertinggi daripada Stratum II dan III. Itu 32,67% berbanding 18,21% stratum I dan 26,79% dari Stratum II. Dapat disimpulkan bahwa. i) Jaringan Antara Perusahaan `Mitra Usaha` dan peternak sapi perah Berlari saling menguntungkan, II) Secara umum, karakteristik petani adalah pendidikan terbaru sekolah dasar, pada usia produktif, di bawah sepuluh tahun peternakan sapi perah. Perbedaannya adalah peternakan sapi perah sebagai pekerjaan utama dalam stratum III dan sebagai pekerjaan kedua dalam strata I dan II, III) peternakan sapi perah menunjukkan menguntungkan dalam stratum III daripada strata lain berdasarkan beberapa indikator ekonomi, yaitu. Biaya produksi harian Diperlukan IDR 16.916 / AU / hari atau IDR 1.676 / liter, IDR 30.558 / AU / hari atau 4,217 / liter pendapatan, dan dapat memperoleh IDR 13.642 / AU / hari atau IDR 2,541 / Liter laba, IV) Pertanian menunjukkan efisien dalam stratum III daripada stratum lain berdasarkan. 49,54% dari rentabilitas, dan 1,81 rasio R / C, dan pertanian ini dapat memperoleh 4,01 liter / AU / hari BEP atau IDR 2,893 / liter harga BEP, dan untuk memperoleh 32,67 margin keselamatan (MOS). Dairy Farms sebagai anggota perusahaan `Mitra Usaha` di desa Jambesari, Poncokusumo, Malang direkomendasikan untuk meningkatkan jumlah sapi perah dan meningkatkan sistem manajemen pemuliaannya sehingga bisnis sapi perah lebih efisien dan menguntungkan, `Mitra Usaha` perusahaan adalah Disarankan untuk menyediakan program penyuluhan untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas sapi perah pada anggotanya.

English Abstract

The high development of milk processing industry in East Java create competition in the procurement of fresh milk as raw material, especially for a new dairy processing industry as “Indolakto” Company. Opportunities in getting milk from dairy cooperatives are very narrow because most of dairy cooperative has become a member of earlier dairy processing industry such as “Nestle” Company. “Indolakto” create new market opportunities in the procurement of fresh milk for the sustainability of the factory, the company has no other choice but to invite private enterprises to become members in the provider of fresh milk. One of the enterprises that are members of “Indolakto” Company is the “Mitra Usaha” Enterprise. Small-scale dairy farms member of “Mitra Usaha” Enterprise still has limitations regarding the level of education, skills and incorporate some of the factors of production in business. The existences of these limitations make dairy farmers to run the business not really taking into account the finance. This dairy farms has a very good prospect, especially when viewed from a state of locations are in areas having cool temperate, middle latitudes in accordance with the necessary conditions for raising dairy cattle. Purposes of this research were to: i) Investigate networking between farmers and “Mitra Usaha” Enterprise as a dairy cooperative substitution. ii) Examine the profile of dairy farming. iii) Determine the finance of dairy farming business includes rentability, production cost, revenue, profit, Break Even Point (BEP), Revenue/Cost Ratio (R/C Ratio), Margin Of Safety (MOS) in the work area “Mitra Usaha” Enterprise at the village of Jambesari, Poncokusumo district, Malang. Research was conducted in the working area "Mitra Usaha" Enterprise from March 29th to April 4th 2015. The sample selection used multi-stage sampling method with 30 dairy farmers as respondent. The respondents divided into three stratums with the possession of 1.00-3.00 Animal Unit (AU) for stratum I, >3.00-5.00 AU for stratum II, and >5.00 AU for stratum III. Data obtained were primary data and secondary data. Primary data was obtained by survey method using structured questionnaire and interview. Secondary data was obtained from “Mitra Usaha” enterprise and related institutions. Data were analyzed using descriptive analysis to applying economic formulations, namely; the production cost, revenue, profit, rentability, R/C ratio, BEP and MOS. Research found that the networking between "Mitra Usaha" Enterprise and dairy farmers run as mutual beneficial, this were evidenced by the enterprise as a provider of dairy production facilities such as concentrates, savings and loans, animal health/AI, and liaison shareholding (Gaduhan) dairy cattle of “Indolakto” Company to farmers. While farmers produce milk that becomes the primary commodity of the enterprise. Generally, the characteristics of farmers were elementary school latest education, on the productive age, under ten years of dairy farming. The difference was dairy farming as the primary job in the stratum III and as the second job in the stratum I and II. On the financial terms, the highest production cost was on stratum I (IDR 24,443/AU/day) than Stratum II (IDR 17,627/AU/day) and stratum III (IDR 16,916/AU/day). Production cost per liter per lactating dairy cattle in stratum I was highest (IDR 2,506) than stratum II (IDR 1,855) and stratum III (IDR 1,676). It was indicates that the production cost in stratum III efficient than other stratum. Revenue of dairy farming on stratum I, II and III were IDR 37,119/AU/day, IDR 30,789/AU/day and IDR 30,558/AU/day. Revenue per one liter milk in stratum I, stratum II and stratum III were IDR 4,150, IDR 4,146 and IDR 4,217. Stratum III was obtained the highest profit than stratum I and stratum II. It was IDR 13,642/AU/day versus IDR 12,676/AU/day and IDR 13,162/AU/day of stratum II and III. Profit per liter in stratum I, II and III were IDR 1,644, IDR 2,291 and IDR 2,541. R/C ratio on stratum III was highest than stratum I and II. It was 1.81 versus 1.52 and 1.75 of stratum I and stratum II. Rentability value on stratum I, II and III were 23.83%, 41.47%, and 49.54%. BEP value product on stratum I, II and III were 5.89 liters/AU/day, 4.25 liters/AU/day, and 4.01 liters/AU/day which is stratum III was lowest than other stratum. BEP value price on strata I, II and III were IDR 3,394/liter, 3,036/liter and 2,839/liter. MOS value on stratum III was highest than stratum II and III. It was 32.67% versus 18.21% of stratum I and 26.79% of stratum II. It can be concluded that; i) Networking between “Mitra Usaha” Enterprise and dairy farmers run as mutually beneficial, ii) Generally, the characteristics of farmers were elementary school latest education, on the productive age, under ten years of dairy farming. The differences was dairy farming as the primary job in the stratum III and as the second job in the stratum I and II, iii) Dairy farming indicates profitable in stratum III than the other stratum based on several economic indicators, namely; Daily production cost required IDR 16,916/AU/day or IDR 1,676/Liter, IDR 30,558/AU/day or 4,217/Liter of revenue, and it can obtain IDR 13,642/AU/day or IDR 2,541/liter of profit, iv) Dairy farming indicates efficient in stratum III than the other stratums based on; 49.54% of rentability, and 1.81 of R/C ratio, and this farm can obtain 4.01 liter/AU/day of BEP or IDR 2,893/liter of BEP price, and to derive 32,67 of Margin of Safety (MOS). Dairy farms as members of "Mitra Usaha" Enterprise at the village of Jambesari, Poncokusumo, Malang are recommended to increase the number dairy cattle and improve its breeding management system so that the dairy cattle business more efficient and profitable, “Mitra Usaha” Enterprise is suggested to provide an extension program to help increase of dairy cattle productivity and quality in its members.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2015/283/051509062
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 19 Jan 2016 14:01
Last Modified: 20 Oct 2021 02:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/137562
[thumbnail of SKRIPSI_Afsilia_Intan_Sari_(105050101111070).pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_Afsilia_Intan_Sari_(105050101111070).pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item