Pengaruh Jumlah Telur Terhadap Siklus Reproduksi, Jumlah dan Bobot Telur Periode Bertelur Berikutnya pada Burung Kenari Lokal

RinaAgustin (2010) Pengaruh Jumlah Telur Terhadap Siklus Reproduksi, Jumlah dan Bobot Telur Periode Bertelur Berikutnya pada Burung Kenari Lokal. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di peternakan burung kenari yang berada di jalan Karya Timur IV No. 56D Kelurahan Purwantoro Kecamatan Blimbing Kota Malang pada bulan Maret 2009 sampai bulan Agustus 2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari dan membuktikan bahwa perbedaan jumlah telur yang dihasilkan induk burung kenari pada periode awal dapat mempengaruhi siklus reproduksi, bobot telur dan jumlah telur masingmasing induk kenari yang dihasilkan pada periode bertelur berikutnya. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah burung kenari jenis lokal yang mempunyai jumlah telur 2, 3, 4 dan 5 butir per periode bertelur, masing-masing 6 ekor. Metode penelitian menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari P2 = Burung kenari yang bertelur 2 butir; P3 = Burung kenari yang bertelur 3 butir; P4 = Burung kenari yang bertelur 4 butir; P5 = Burung kenari yang bertelur 5 butir. Setiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Apabila ada pengaruh antar perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT). Untuk perhitungan korelasi digunakan rumus korelasi Pearson dan regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah telur memberikan perbedaan pengaruh yang sangat nyata terhadap siklus reproduksi (P<0,01), namun tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah telur dan bobot telur periode bertelur berikutnya (P>0,05). Siklus reproduksi paling pendek terdapat pada burung kenari yang bertelur dua (P2) yaitu 25.83 ± 2.14 hari, sedangkan paling panjang terdapat pada burung kenari yang bertelur lima (P5) yaitu 34.83 ± 0.75 hari. Persamaan garis regresi antara bobot telur awal dan bobot telur periode bertelur berikutnya adalah Y = 2,1725 - 0,1191 X dengan nilai koefisien korelasi sebesar - 0,1143. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah telur yang dihasilkan, maka siklus reproduksinya akan semakin panjang. Jumlah telur dan bobot telur periode bertelur berikutnya tidak dipengaruhi oleh jumlah telur. Bobot telur awal dan bobot telur periode bertelur berikutnya memiliki korelasi negatif rendah. Saran yang dapat diberikan pada peternak adalah sebaiknya lebih selektif dalam memilih induk kenari yang akan dibudidayakan, dengan memperhatikan faktor genetisnya yaitu yang memiliki jumlah telur banyak.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2010/29/051000632
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 22 Mar 2010 14:19
Last Modified: 20 Oct 2021 15:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136581
[thumbnail of 051000632.pdf]
Preview
Text
051000632.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item