Hubungan jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis terhadap penampilan produksi ayam petelur

GigihPratama (2009) Hubungan jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis terhadap penampilan produksi ayam petelur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian dilaksanakan di PT. Talang Farm, Desa Talang Suko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, pada tanggal 23 Januari sampai tanggal 26 Februari 2009. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis terhadap penampilan produksi ayam petelur. Penelitian bermanfaat sebagai informasi menilai ayam petelur yang unggul dengan cara mengukur jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis, dan sebagai kajian ilmiah hubungan jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis terhadap penampilan produksi ayam petelur. Materi yang digunakan adalah ayam ras petelur strain ISA Brown sebanyak 40 ekor yang berumur 64 minggu dengan rata-rata bobot badan 1789,25 ± 67,80 gram. Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) serta analisis regresi dan korelasi. Perlakuan menggunakan 4 macam jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis yaitu selebar 2 jari tangan (P1), 3 jari tangan (P2), 4 jari tangan (P3) dan 5 jari tangan (P4). Variabel yang diamati adalah penampilan produksi telur yang meliputi jumlah telur, Hen Day Production (HDP) dan bobot telur. Hasil analisis kovarian RAL menunjukkan bahwa jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis memberikan pengaruh yang sangat nyata (p<0,01) terhadap jumlah telur, HDP dan total bobot telur selama penelitian, namun tidak berpengaruh terhadap bobot telur per butir. Hasil uji regresi tidak menunjukkan regresi yang nyata (P>0,05) pada jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis terhadap jumlah telur, HDP, bobot telur per butir, dan bobot telur selama penelitian. Hasil uji koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan (p<0,01) jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis terhadap jumlah telur, HDP, dan total bobot telur selama penelitian, namun tidak berhubungan (p>0,05) terhadap bobot telur per butir. Keragaman jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis ada hubungannya dengan keragaman jumlah telur sebesar 49,84%, HDP sebesar 49,84%, dan total bobot telur sebesar 53,79%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis berpengaruh dan berhubungan dengan jumlah telur, HDP, dan total bobot telur selama penelitian, namun tidak berpengaruh dan tidak terdapat hubungan dengan bobot telur per butir. Ayam yang memiliki jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis selebar lebih dari 3 jari tangan memiliki HDP diatas standar produksi sedangkan yang berjarak 2 jari tangan memiliki HDP dibawah standar produksi. Saran yang dapat diberikan adalah untuk mendapatkan produksi telur yang tinggi, selain memilih ayam petelur yang memiliki jarak antara ujung tulang dada dan tulang pubis selebar lebih dari 3 jari tangan, diperhatikan pula manajemen pemeliharaan ayam petelur. Manajemen pemeliharaan ayam petelur harus lebih baik dari waktu ke waktu.

English Abstract

The research was conducted at PT. Talang Farm, Talang Suko village, Turen subdistrict, Malang Regency since January 23th to February 26th, 2009. The objective of this research was to study the effect and the correlation between distance between keel and pubic bone on egg production performance. The result could be used as an information about Correlation of Distance Between Keel and Pubic Bone on Egg Production Performance and can be used for selecting superior laying hen. The material used in this research were 40 laying hens (Isa Brown strain), 64 weeks old with the average body weight of 1789.25 ± 67.80 grams and coefficient of variance of 3.79%. The method of research was an experiment arranged in Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments and 10 replications. The treatment was distance between keel and pubic bone which were 2, 3, 4, and 5 fingers. The variables observed were egg amount, HDP (Hen Day Egg Production) and egg weight. Data were subjected to analysis of covariance and then continued regression and correlation. The egg number of P1 (8.60 ±11.02), P2 (29.20 ± 0.63), P3 (30.10 ± 1.20), and P4 (30.80 ± 0.63) respectively were significantly different (p<0.01). The HDP of groups P1 (24.57 ± 31.48), P2 (83.43 ± 1.81), P3 (86.00 ± 3.42) and P4 (88.00 ± 1.81) respectively were significantly different (p<0.01). Total egg amount of P1 (504.10 ±619.62), P2 (1860.90 ±145.25), P3 (1935.90 ±216.21) and P4 (2012.30 ±105.68) were also significantly different (p<0.01), but had no significant different (p>0.05) on average weight per egg. The Correlation coefficient (r) of distance between keel and pubic bone on egg amount, HDP, and total egg weight were 0.71, 0.71, and 0.73 respectively which mean positive relationship of distance between keel and pubic bone on egg amount, HDP, and total egg weight. The conclusion of this research was the distance between keel and pubic bone measurement can be used for superior egg layers selecting.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2009/109/050902622
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 13 Oct 2009 08:49
Last Modified: 20 Oct 2021 11:46
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136381
[thumbnail of 050902622.pdf]
Preview
Text
050902622.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item