Pengaruh Penggunaan Silase Isi Rumen Sebagai Pengganti Jerami Jagung dalam Ransum Terhadap Kecernaan Pada Sapi Perah PFH

AnaMaryani (2008) Pengaruh Penggunaan Silase Isi Rumen Sebagai Pengganti Jerami Jagung dalam Ransum Terhadap Kecernaan Pada Sapi Perah PFH. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Desember 2007 di BBPP Songgoriti Batu, analisis kandungan nutrien pakan dan feses dilakukan di Laboratorium Nutrisi BBPP Songgoriti Batu, Laboratorium Nutrisi Loka Penelitian Sapi Potong Grati, Pasuruan dan Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya, Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tingkat penggunaan silase isi rumen sapi (IRS) terhadap konsumsi dan kecernaan pada sapi perah PFH serta mengetahui tingkat penggunaan silase IRS yang optimal dalam ransum. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 16 ekor sapi peranakan Fries Holland (PFH) dengan umur 27-51 bulan dan bobot badan awal antara 209–480 kg. Pakan berupa jerami jagung ( Zea mays ), silase IRS dan konsentrat. Metode penelitian adalah metode percobaan kecernaan in vivo dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, imbangan perlakuan yaitu R 1 = 40% konsentrat + 60% jerami jagung, R2 = 40% konsentrat + 40% jerami jagung + 20% silase IRS, R3 = 40% konsentrat + 20% jerami jagung + 40% silase IRS, dan R4 = 40% konsentrat + 60% silase IRS. Variabel yang diamati adalah konsumsi nutrien pakan yaitu: konsumsi bahan kering (KBK), bahan organik (KBO), dan protein kasar (KPK); kecernaan nutrien pakan yaitu: kecernaan bahan kering (KcBK), bahan organik (KcBO) dan protein kasar (KcPK); konsumsi nutrien pakan tercerna yaitu: bahan kering (KBKT), bahan organik (KBOT) dan protein kasar (KPKT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pakan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap KBK, KBO dan KPK. Memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap KcBK dan KcBO dan memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap KcPK, KBKT, KBOT dan KPKT. Pakan perlakuan yang terbaik adalah perlakuan R1 sebagai pakan kontrol, namun diantara perlakuan yang menggunakan silase IRS yang paling baik adalah perlakuan R3 dan tidak berbeda nyata dengan perlakuan R4 berupa 60% silase IRS dari BK ransum dengan nilai rataan R4 (KBK 151,16 g/kgBB 0,75/hari, KBO 116,06 g/kgBB0,75/hari, KPK 16,40 g/kgBB0,75/hari, KcBK 66,48%, KcBO 65,88%, KcPK 71,43%, KBKT 101,35 g/kgBB0,75/hari, KBOT 77,16 g/kgBB0,75/hari dan untuk KPKT 11,78 g/kgBB0,75/hari), dengan KBK 3,39% dari BB. Kesimpulan penelitian ini adalah makin tinggi penggunaan silase IRS sebagai pengganti jerami jagung dalam ransum makin rendah konsumsi dan kecernaan pada sapi perah PFH. Ditinjau dari nilai efisiensi pakan dan nilai ekonomis harga ransum maka silase IRS dapat digunakan sampai tingkat 60% dari BK ransum (R4), sehingga mampu memanfaatkan IRS sebagai pakan ternak dengan baik dan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

English Abstract

This research was conducted at BBPP Songgoriti Batu from September to December 2007, analysis of nutrient content of feed and faeces were carried out at the Nutrition Laboratory of BBPP Songgoriti Batu, the Nutrition Laboratory of Beef Cattle Research Institute Grati , Pasuruan and the Animal Nutrition Laboratory of Animal Husbandry Faculty, Brawijaya University, Malang. Aims of research were to know the effect of rumen content silage on feed intake, digestibility of dairy cattle as well as to know optimum level of substituting rumen content silage into feed. The materials of this research were 16 dairy cow crossbreed of FH ( Fries Holland ) aging of 27-51 month and initial body weight of 209-480 kg, the feeding given were corn straw ( Zea mays ), rumen content silage and concentrate. The method design used in 4 x 4 Randomized Block Design. The treatment were R 1 = 40% concentrate + 60% corn straw, R2 = 40% concentrate + 40% corn straw + 20% rumen content silage, R3 = 40% concentrate + 20% corn straw + 40% rumen content silage, and R4 = 40% concentrate + 60% rumen content silage. The result of this research showed that feed treatment have significant effect (P<0.05) on dry matter intake (DMI), organic matter intake (OMI) and crude protein intake (CPI), had no significant effect (P>0.05) on dry matter digestibility (DMD) and organic matter digestibility (OMD) but had significant effect (P<0.05) on crude protein digestibility (CPD), digestible dry matter intake (DDMI), digestible organic matter intake (DOMI) and digestible crude protein intake (DCPI). The best treatment was R1 as feed control, however the R3 treatment was the best treatment and had no significant on the R4 treatment which used 60% rumen content silage with the average value of DMI, OMI and CPI were 151.16 g/kgMBW, 116.06 g/kgMBW, and 16.40 g/kgMBW respectively while average value of DMD, OMD and CPD were 66.48%, 65.88%, 71.43% respectively and the average value of DDMI, DOMI and DCPI were 101.35 g/kgMBW/day, 77.16 g/kgMBW/day and 11.78 g/kgMBW/day) respectively, with DMI 3.39% from initial body weight. Based on the result of research, it could be concluded that the higher of rumen content silage, the lower of feed intake and digestibility. Rumen content silage could be used until 60% (R4) as feed for less contaminant.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPT/2008/122/050802470
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 01 Sep 2008 09:47
Last Modified: 20 Oct 2021 12:17
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136215
[thumbnail of 050802470.pdf]
Preview
Text
050802470.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item