MarthinJofatriaSilitonga (2007) Analisis Break Even Point Usaha Peternakan Sapi Perah Di UD Jaya Langgeng Desa Ngaglik Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian dilaksanakan di UD Jaya Langgeng desa Ngaglik, kecamatan Srengat, kabupaten Blitar. Pengambilan data dilaksanakan mulai tanggal 14 mei – 14 juni 2007. UD Jaya Langgeng merupakan bentuk usaha peternakan komersial yang perkembangannya cukup baik. Latar belakang pemilihan UD Jaya Langgeng sebagai tempat penelitian adalah, karena peternakan tersebut telah berdiri lama dan belum pernah dilakukan penelitian tentang berapa jumlah sapi perah produktif minimum yang harus dipelihara setiap tahunnya agar peternakan tidak menderita kerugian atau dengan kata lain pada jumlah pemeliharaan sapi produktif berapa peternakan mencapai titik pulang pokok (break event point), sehingga dapat diperkirakan keuntungan yang dapat diperoleh. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui jumlah minimum sapi perah produktif yang harus dipelihara agar peternakan mencapai BEP, mengetahui dan menentukan besarnya nilai penjualan dan tingkat volume produksi yang dicapai peternakan pada saat BEP dan mengetahui serta menentukan besarnya tingkat margin of safety (MOS) pada peternakan tersebut. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan informasi bagi peternak mengenai tingkat volume produksi minimum yang berkaitan dengan evaluasi tingkat keberhasilan usaha dan dalam merencanakan tingkat keuntungan berdasarkan output dan juga untuk pengetahuan bagi peneliti dan tambahan pengetahuan untuk penelitien sejenis pada waktu yang akan datang Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah UD Jaya Langgeng yang terletak di desa Ngaglik, kecamatan Srengat, kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case study). Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan purposive sampling, lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa UD Jaya Langgeng telah lama berdiri dan mempunyai manajemen usaha yang baik serta belum pernah dilakukan penelitian tentang BEP. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Analisa data secara deskriptif, sedangkan BEP dihitung dengan menggunakan pendekatan matematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran BEP rupiah di UD Jaya Langgeng yaitu sekitar Rp. 1.146.321.236,sampai Rp. 1.435.958.829,sedangkan BEP unit sebesar 603.326,97 liter pada tahun 2003, 648.597,92 liter tahun 2004, 669.890,67 liter tahun 2005 dan 652.708,58 liter pada tahun 2006. Hasil perhitungan BEP ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah sapi produktif minimal yang harus dipelihara di perusahaan UD Jaya Langgeng. Tingkat MOS mengalami kenaikan setiap tahunnya. MOS terbesar terjadi pada tahun 2006 dengan nilai 19,33 persen atau 156.391,42 liter susu. Angka MOS terkecil terjadi pada tahun 2003 dengan nilai 3,68 persen atau sebesar 23.073,03 liter. Angka MOS pada tahun 2003 dan tahun 2006 masingmasing yaitu sebesar 23.073,03 liter dan 156.391,42 liter menunjukkan bahwa pada tahun 2003 perusahaan boleh menurunkan penjualannya maksimal 23.073,03 liter dan pada tahun 2006 sebesar 156.391,42 liter agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah jumlah sapi perah produktif minimal yang harus dipelihara agar mencapai BEP pada tahun 2003 sampai 2006 adalah : tahun 2003 sejumlah 115,58 ST, tahun 2004 sejumlah 124,25 ST, tahun 2005 sejumlah 128,33 ST dan tahun 2006 sejumlah 125,04 ST. Besarnya penjualan dan jumlah produksi saat BEP dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 berturutturut sebagai berikut : 626.400 liter, 783.000 liter, 819.540 liter dan 809.100 liter dengan jumlah produksi saat BEP 603.326,97 liter, 648.597,92 liter, 669.890,67 liter dan 652.708,58 liter. Tingkat keamanan bagi peternakan untuk melakukan penurunan penjualan dilihat dari MOS tahun 2003 sampai 2006 secara berturutturut adalah sebagai berikut : 23.073,03 liter (3,68%); 134.402,08 liter (17,16%); 149.649,33 liter (18,26%); 156.391,42 liter (19,33%). Semakin tinggi harga output yang dihasilkan dari usaha ternak sapi perah dan tingkat volume produksi yang dihasilkan maka semakin sedikit jumlah sapi yang dipelihara untuk mencapai BEP. Nilai BEP peternakan UD Jaya Langgeng cukup tinggi yaitu ratarata mencapai 129.30 ST dengan MOS ratarata 14,61% maka disarankan untuk meningkatkan produktifitas dengan menambah pemeliharaan atau menambah jumlah sapi laktasi untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar lagi. Efisiensi penggunaan biaya perlu ditingkatkan dengan jalan menyusun ransum baru yang lebih efektif dan efisien serta melakukan penghematanpenghematan. Bagi para peneliti selanjutnya diharapkan laporan ini dapat menjadi informasi yang berguna, dan disarankan untuk diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keadaan ekonomi peternakan lebih jauh.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPT/2008/050702688 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Unnamed user with email heriprayitno@ub.ac.id |
Date Deposited: | 02 Oct 2007 00:00 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 11:27 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/136192 |
Preview |
Text
050702688.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |