Pengaruh Perbedaan Pelarut Ekstraksi Terhadap Toksisitas Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Mangrove Xylocarpus Granatum

Ayuni, Dias (2016) Pengaruh Perbedaan Pelarut Ekstraksi Terhadap Toksisitas Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Batang Mangrove Xylocarpus Granatum. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Xylocarpus granatum merupakan spesies mangrove dari family Meliaceae. Kulit batang Xylocarpus granatum mengandung zat ekstraktif seperti flavonoid, triterpenoid, dan tanin yang memiliki efek toksik, farmakologik dan ekologik yang penting. Senyawa bioaktif tersebut dapat diperoleh melalui proses ekstraksi dengan menggunakan pelarut dan metode ekstraksi tertentu. N-heksan dipilih sebagai pelarut karena bersifat non polar, etil asetat dipilih karena bersifat semi polar dan methanol bersifat polar. Toksisitas ekstrak tanaman dapat diketahui dengan melakukan uji toksisitas akut menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Toksisitas sampel ditentukan dalam waktu singkat selama 24 jam setelah pemberian dosis uji terhadap larva Artemia salina Leach dengan parameter uji berupa nilai LC50. Senyawa fenolik seperti flavonoid pada tanaman dapat membawa fungsi antioksidan dalam sel tanaman. Aktivitas antioksidan suatu ekstrak tanaman dapat di uji menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhydrazil) dengan parameter hasil uji berupa nilai IC50. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas dan aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang mangrove Xylocarpus granatum dengan menggunakan variasi pelarut ekstraksi yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2016, bertempat di Laboratorium Perekayasaan Hasil Perikanan, Laboratorium Keamanan Hasil Perikanan, Laboratorium Reproduksi, Pemuliaan dan Pembenihan Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya serta Laboratorium Pusat Penelitian Kimia, LIPI (Lembaga Ilmu dan Pengkajian Ilmiah) Serpong. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kulit batang mangrove Xylocarpus granatum dipreparasi dalam tiga macam bentuk sampel yaitu sampel segar, kering dan tepung. Kulit batang Xylocarpus granatum dicuci dengan air mengalir, setelah airnya tiris dilanjutkan dengan proses pengecilan ukuran sampel dengan menggunakan pisau sehingga menjadi sampel dalam bentuk segar. Sampel dalam bentuk kering didapatkan dengan cara mengeringkan sampel menggunakan oven suhu 500C selama 10 jam setelah melakukan proses pengecilan ukuran sampel, sedangkan untuk mendapatkan sampel dalam bentuk tepung yaitu setelah proses pengeringan sampel dilanjutkan dengan proses penghalusan sampel menggunakan blender dan disaring dengan ayakan 60 mesh. Ketiga sampel tersebut masing-masing diekstraksi secara maserasi bertingkat dengan pelarut non polar (n-heksan), semi polar (etil asetat) dan polar (metanol). Perbandingan sampel dengan pelarut saat maserasi yaitu 1:4 (b/v) dengan waktu maserasi tiap pelarutnya 24 jam pada suhu ruang. Filtrat hasil maserasi dievaporasi suhu 450C hingga menjadi ekstrak kental dan kemudian dilanjutkan dengan penguapan sisa pelarut pada ekstrak dengan gas nitrogen. Sampel yang memiliki nilai persen rendemen ekstrak tertinggi dipilih sebagai sampel untuk di uji lanjut kadar air dengan metode oven kering. Kemudian ekstrak diuji fitokimia yang bersifat kualitatif yaitu uji alkaloid menggunakan pereaksi Mayer, uji flavonoid menggunakan pereaksi serbuk Mg dan HCl. Selain itu juga dilakukan uji tanin menggunakan pereaksi FeCl3, uji steroid dan triterpenoid menggunakan pereaksi asetat anhidrat dan asam sulfat, serta uji saponin menggunakan metode Forth. Ekstrak kemudian diuji total fenol secara vii kuantitatif menggunakan metode folinciocalteu, lalu ekstrak di uji toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji BSLT menggunakan larva Artemia salina umur 48 jam dan konsentrasi larutan ekstrak yang digunakan antara lain 1000, 500, 100, 50, 25, 12,5 dan 0 ppm dengan waktu pengamatan setelah 24 jam pemaparan larutan eksktrak terhadap Artemia. Parameter uji BSLT berupa nilai LC50. Setelah itu ekstrak di uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH, ekstrak dibuat dalam beberapa konsentrasi antara lain 200, 100, 50, 25, 12,5 dan 0 ppm dengan parameter uji berupa nilai IC50. Nilai LC50 dan IC50 dianalisa sidik ragam (ANOVA) untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut ekstraksi terhadap toksisitas dan aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit batang Xylocarpus granatum dari bentukan sampel terpilih. Ekstrak dengan toksisitas yang paling kuat (nilai LC50 terendah) dan ekstrak yang memiliki aktivitas antioksidan paling kuat (nilai IC50 terendah) di identifikasi senyawa bioaktifnya dengan uji LC-MS. Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa bentuk sampel tepung kulit batang mangrove Xylocarpus granatum yang dimaserasi secara bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat dan metanol memiliki nilai rata-rata persen rendemen tertinggi. Nilai kadar air ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat tepung kulit batang mangrove Xylocarpus granatum sama yaitu sebesar 12,667 %. Sedangkan nilai kadar air ekstrak metanol tepung kulit batang mangrove Xylocarpus granatum yaitu sebesar 13,333 %. Ekstrak n-heksan, etil asetat dan metanol tepung kulit batang mangrove Xylocarpus granatum terdeteksi pada uji fitokimia mengandung senyawa bioaktif yang sama yaitu flavonoid, tanin dan triterpenoid. Pada uji total fenol, ekstrak etil asetat tepung kulit batang memiliki nilai total fenol tertinggi sebesar 409,126 mgGAE/100g sampel. Ekstrak metanol tepung kulit batang nilai total fenolnya sebesar 392,059 mgGAE/100g sampel dan ekstrak n-heksan tepung kulit batang nilai total fenolnya sebesar 362,104 mgGAE/100g sampel. Pada uji toksisitas didapatkan nilai LC50 terendah (aktivitas toksik paling kuat)) yaitu pada ekstrak n-heksan tepung kulit batang sebesar 79,012 ppm. Ekstrak etil asetat tepung kulit batang sebesar 105,495 ppm dan ekstrak metanol tepung kulit batang sebesar 143,490 ppm. Pada uji aktivitas antioksidan didapatkan nilai IC50 terendah (aktivitas antioksidannya paling kuat) yaitu pada ekstrak etil asetat tepung kulit batang sebesar 92,033 ppm. Ekstrak metanol tepung kulit batang sebesar 99,078 ppm dan ekstrak n-heksan tepung kulit batang sebesar 104,878 ppm dengan nilai IC50 kontrol pembanding yaitu vitamin C sebesar 5,818 ppm. Ekstrak n-heksan tepung kulit batang sebagai ekstrak yang memiliki nilai LC50 terendah (aktivitas toksik paling kuat) di uji LC-MS dan teridentifikasi mengandung senyawa theophylline, berberin dan coumarin. Sedangkan ekstrak etil asetat tepung kulit batang yang memiliki nilai IC50 terendah (aktivitas antioksidan paling kuat) di uji LC-MS dan teridentifikasi mengandung senyawa caffeic acid, 3,4-dihydroxybenzaldehyde dan coumarin.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/916/051612095
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 25 Nov 2016 15:00
Last Modified: 21 Oct 2021 01:37
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135636
[thumbnail of SKRIPSI_Dias_Ayuni_125080301111008_THP.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_Dias_Ayuni_125080301111008_THP.pdf

Download (5MB) | Preview
[thumbnail of Artikel_Dias_Ayuni_125080301111008_THP.pdf]
Preview
Text
Artikel_Dias_Ayuni_125080301111008_THP.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of Laporan_PKM_Dias_Ayuni_125080301111009_THP.pdf]
Preview
Text
Laporan_PKM_Dias_Ayuni_125080301111009_THP.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item