DillaPramitasari (2016) Analisis Efisiensi Alokatif Faktor-Faktor Produksi Usahatani Tebu (Saccharum Officinarum L) (Studi Kasus Desa Pringu Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tebu (Sacharum officinarum L) adalah tanaman rumput – rumputan yang banyak mengandung gula pada batangnya. Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang membudidayakan tanaman tebu. Untuk perkebunan tebu luas lahan per tahun 2015 yang telah ditanami tanaman tebu di kabupaten Malang adalah 44.317 Ha sedangkan produksi tebu pada tahun 2013 sebanyak 267.099 ton. Salah satu kecamatan yang menjadi sentra tanaman tebu ialah Kecamatan Bululawang selain itu lokasi kecamatan tersebut juga berdekatan dengan PG. Krebet dan PG. Kebon Agung. Desa Pringu merupakan salah satu desa yang masuk wilayah Kecamatan Bululawang dan berbatasan dengan Kecamatan Wajak yang sebagian besar petani di Desa Pringu membudidayakan tanaman tebu. Usahatani tebu berperan penting dalam ketersediaan gula sehingga konsep efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi perlu diperhatikan agar menghasilkan keuntungan yang maksimal. Permasalahan yang dihadapi petani dalam usahatani tebu di desa Pringu Kecamatan Bululawang yaitu rendahnya produksi rendemen tebu serta tidak efisiennya penggunaan faktor-faktor produksi pada proses pembudidayaan tebu mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai panen. Tujuan penelitian yaitu: (1) Mengetahui penggunaan biaya produksi, penerimaan dan keuntungan usahatani tebu di desa Pringu kecamatan Bululawang (2) Menganalisis faktor-faktor produksi usahatani tebu di desa Pringu kecamatan Bululawang (3) Mengetahui efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi usahatani tebu di desa Pringu kecamatan Bululawang. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis data kualitatif dengan menggunakan kuisioner melalui kegiatan wawancara dan tabulasi data dan metode analisis data kuantitatif dengan fungsi produksi Cobb Douglas serta menganalisis efisiensi alokatif penggunaan faktor-faktor produksi dengan menggunakan perbandingan antara nilai produktivitas marjinal (NPMx) sama dengan biaya input tersebut (Px). Hasil yang diperoleh yaitu: 1. Faktor Produksi yang berpengaruh dalam kegiatan usahatani tebu di desa Pringu, Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang adalah faktor produksi bibit, pupuk Phonska dan tenaga kerja. 2. Hasil analisis diketahui NPMx/Px untuk penggunaan bibit > 1 yaitu 11,60 sehingga alokasi penggunaan bibit belum efisien. NMPx/Px untuk alokasi penggunaan pupuk phonska > 1 yaitu sebesar 3,64 Kw/Ha sehingga penggunaan pupuk phonska tidak efisien. NPMx/Px untuk penggunaan tenaga kerja > 1 yaitu 14,22 sehingga alokasi penggunaan tenaga kerja di daerah penelitian belum efisien. 3. Rata-rata penggunaan biaya produksi usahatani tebu sebesar Rp.6.161.279.47/Ha, rata-rata penerimaan petani tebu sebesar Rp.58.493.719,01/Ha dan rata-rata pendapatan usahatani petani tebu di desa Pringu kecamatan Bululawang sebesar Rp.52.032.474,75 per hektar dalam satu kali panen. Saran yang bisa diberikan dari hasil penelitian adalah untuk mengatasi belum optimalnya penggunaan penggunaan bibit, phonska dan tenaga kerja, maka petani dapat menambahkan penggunaannya. Dengan menghitung NPMx/Px, penggunaan bibit sebesar 11,60, untuk phonska sebesar 3,64 dan tenaga kerja sebesar 14,22. Penggunaan faktor produksi di atas akan efisien secara alokatif dengan syarat produksi dan harga tebu, serta harga faktor-faktor produksi tidak berubah.
English Abstract
Sugarcane (Saccharum officinarum L) is a grasses plant that contains a lot of sugar in the stem. Malang is one of the areas that cultivate sugar cane. For sugar plantation land per 2015 which has been planted with sugar cane crop in Malang regency is 44 317 hectares, while the production of sugarcane in 2013 as many as 267 099 tonnes. One district that became the center of the sugar cane crop is the District Bululawang districts other than that the location is also adjacent to the PG. Krebet and PG. Kebon Agung. Pringu village is one of the villages that are in the District and adjacent to the District Bululawang Wajak that most farmers in the village of Pringu cultivate sugar cane. Cane farming plays an important role in the availability of sugar so that the concept of efficiency in the use of production factors need to be considered in order to produce the maximum benefit. The problems faced by farmers in sugar cane farming in the village of the District Pringu Bululawang as the low production yield of sugarcane as well as inefficient use of production factors in the process of cultivation of sugarcane from land preparation, planting, maintenance and harvest. The research objectives are: (1) Determine the use of the cost of production, revenue and profit cane farming in the village Pringu districts Bululawang (2) to analyze the factors of production cane farming in the village Pringu districts Bululawang (3) Knowing the allocative efficiency of use of production factors cane farming in the village Pringu Bululawang districts. The analytical method used in this research is using qualitative data analysis using questionnaires through interviews and tabulation of data and methods of quantitative data analysis with Cobb Douglas and analyze the allocative efficiency of use of production factors by using a comparison between the value of the marginal productivity (NPMx) equal to the input costs (Px). The results obtained are: 1. Production Factors that influence the sugar cane farming activities in the village Pringu, Bululawang subdistrict, Malang is a factor of production of seed, fertilizer and labor Phonska. 2. The results of analysis NPMx / Px to use seedlings> 1 is 11.60 so that the allocations of seeds have not been efficient. NMPx / Px for the allocation of fertilizer use Phonska> 1 is equal to 3.64 Kw / ha so Phonska inefficient use of fertilizers. NPMx / Px for labor> 1 is 14.22 so that the allocation of labor in the area of research has not been efficient. 3. Average production cost of the use of sugar cane farming Rp.6.161.279.47 / ha, the average acceptance sugarcane farmers of Rp.58.493.719,01 / ha and average farm income sugar cane farmers in rural districts Pringu Bululawang Rp .52.032.474,75 per hectare. The advice can be given on the results of the study is to address not optimal use of hybrids, Phonska and labor, farmers can add user. By calculating NPMx / Px, the use of seed of 11.60, for Phonska 3.64 and a workforce of 14.22. The use of production factors above will be efficient in the allocative with the terms of production and the price of sugar cane, as well as the price of production factors have not changed.
| Item Type: | Thesis (Sarjana) |
|---|---|
| Identification Number: | SKR/FPR/2016/596/051609248 |
| Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing |
| Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Sosial Ekonomi Agrobisnis Perikanan |
| Depositing User: | Sugiantoro |
| Date Deposited: | 06 Oct 2016 11:32 |
| Last Modified: | 20 Oct 2021 12:55 |
| URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135330 |
Preview |
Text
DILLA_PRAMITASARI.pdf Download (5MB) | Preview |
Preview |
Text
JURNAL_SKRIPSI_FIX.pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
 |
View Item |