Studi Faktor Oseanografi Kaitannya Dengan Morfologi Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Di Perairan Jawa Timur

CitraNilamCahya (2016) Studi Faktor Oseanografi Kaitannya Dengan Morfologi Ikan Lemuru (Sardinella Lemuru) Di Perairan Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengelolaan Perikanan (SubWPP) di Jawa Timur dibagi menjadi 5 wilayah perairan yang berbeda, yaitu Utara Jawa, Selat Madura, Madura Kepulauan, Selat Bali, dan Selatan Jawa. Kondisi ini akan mempengaruhi jenis-jenis ikan yang tertangkap pada masing-masing perairan tersebut. Konfirmasi kondisi perairan pada masing-masing wilayah perairan adalah salah satu kegiatan yang dapat menjelaskan perbedaan karakteristik perairan di Jawa Timur. Metode yang dapat digunakan dalam konfirmasi kondisi perairan yaitu dengan menggunakan teknologi penginderaan jauh. Ikan lemuru (Sardinella lemuru) merupakan salah satu perikanan pelagis yang penting di Indonesia. Ikan lemuru banyak ditemukan di Perairan Selat Bali, namun juga ditemukan di Perairan Selatan Jawa Timur dan Selat Madura. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa kondisi stok ikan lemuru di ketiga perairan itu berbeda. Perbedaan stok tersebut dilihat dari kondisi morfologinya. Kajian secara spasial dan temporal secara spasial dan temporal penelitian terkait hubungan parameter dengan kondisi stok ikan lemuru ini penting untuk dilakukan untuk membuktikan adanya hubungan bio-geografis ikan lemuru serta faktor oseanografis pembatas bagi ikan lemuru di antara ketiga perairan di Jawa Timur (Selat Madura, Selat Bali, dan Selatan Jawa Timur). Tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Mengetahui kondisi stok ikan lemuru (Sardinella lemuru) terkait dengan tingkat kegemukannya yang tertangkap di Perairan Selat Madura, Selat Bali, dan Selatan Jawa Timur, (2) Mengetahui perbedaan kondisi perairan secara spasial dan temporal faktor oseanografis, dan (3) Menduga adanya barrier (batasan) perairan berdasarkan faktor oseanografi yang terbentuk di Perairan Jawa Timur. Sampel ikan lemuru pada penelitian ini didapatkan di PPI Panarukan-Situbondo yang mewakili Selat Madura, UPT PP Muncar-Banyuwangi yang mewakili Selat Bali, dan UPPP Puger-Jember yang mewakili Perairan Selatan Jawa Timur. Waktu Pelaksanaan dalam penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Mei 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksploratif. Data Primer yang didapatkan yaitu hasil pengukuran panjang dan berat ikan lemuru setiap kali sampling. Data Sekunder yang digunakan yaitu data faktor oseanografi yang didapatkan dari Ocean Colour untuk SPL, Khlorofil-a dan Salinitas. OSCAR NOAA untuk Arus dan Marinecopernicus untuk anomali tinggi muka air laut (aTPL). Data faktor oseanografis memiliki resolusi 4 km dan merupakan rata-rata bulanan dari tahun 2010 – 2015. Data faktor oseanografi diolah dengan menggunakan perangkat lunak Surfer 10.1 dan ArcGIS 10.3. Tahapan analisa menggunakan analisa hubungan-panjang berat dan perbedaan stok, kemudian analisa variasi faktor oseanografi secara spasial dan temporal terakhir analisa pendugaan barrier (batasan) dengan pendekatan geografi secara keruangan. Ikan lemuru di Selat Madura memiliki rentang panjang (TL) 7,9 – 19,6 cm dan berat (W) 3,67 – 74,25 gr dengan jumlah sampel 801. Lemuru di Selat Bali memiliki rentang panjang (TL) 13,6 – 23,5 cm dan berat (W) 17,46 - 76,2 gr dengan jumlah sampel 861 ekor, sementara lemuru di Perairan Selatan Jawa Timur didapatkan jumlah sampel sebanyak 616 ekor dengan kisaran TL13,9 – 22,4 cm dan kisaran berat (W) 16,6 – 95,75 gr. Hasil analisa hubungan panjang-berat ikan lemuru di Selat Madura memiliki pola pertumbuhan allometrik negatif, sementara yang ditemukan di Selat Bali memiliki pola pertumbuhan allometrik positif. Uji perbedaan stok dari faktor kondisi allometris (b) didapatkan bahwa dalam 4 (empat) kali sampling ikan lemuru di masing-masing perairan cenderung berasal dari stok yang berbeda. Nilai SPL secara spasial menjelaskan bahwa SPL yang terjadi di Selat Madura memiliki perairan yang paling hangat. Perairan Selatan Jawa Timur memiliki kondisi perairan yang lebih dingin dan yang cenderung menyebabkan upwelling. Secara temporal nilai SPL paling rendah terjadi pada bulan Juli – Oktober dan paling panasterjadi pada bulan Nopember hingga Maret tahun berikutnya. Konsentrasi klorofil-a secara spasial bahwa yang paling banyak berada di Perairan Selatan Jawa Timur, sementara konsentrasi klorofil-a di Selat Madura adalah yang paling rendah. Secara temporal konsentrasi klorofil-a paling tinggi terjadi tiap bulan Mei – Agustus. Kadar Salinitas secara spasial, perairan Selata Jawa Timur memiliki kadar yang paling tinggi. Secara temporal kadar salinitas selalu mengalami peningkatan tiap bulan Juni – Oktober. Sedangkan untuk aTPL secara spasial memiliki kesamaan antara Peraian Selatan Jawa Timur dan Selat Bali. Secara temporal, nilai positif aTPL terjadi pada bulan Nopember – Juli tahun berikutnya, sementara nilai negatif dari aTPL terjadi pada bulan Juli – Oktober. Secara temporal kecepatan arus cenderung tidak dapat diprediksi secara teratur karena cenderung tidak dipengaruhi oleh musim. Secara spasial kecepatan arus di Selatan Jawa Timur memiliki nilai yang paling tinggi. Perairan Selat Madura mendapatkan nilai SPL: 28,41 – 32,62OC, Konsentrasi klorofil-a: 0,05 – 1,31 mg/m3, kadar salinitas: 30,14 – 34,43 ppt, aTPL: -0,06 – 0,34 meter, dan Kecepatan arus: 0,02 – 0,36 m/s. Perairan Selat Bali mendapatkan rentang nilai SPL 25,25 – 31,12OC, konsentrasi klorofil-a: 0 – 2,83 mg/m3, kadar salinitas: 30,64 – 34,57 ppt, aTPL: -0,12 – 0,3 meter, dan kecepatan arus 0,02 – 0,54 m/s. Perairan Selatan Jawa Timur memiliki rentang nilai SPL: 22,59 – 30,7OC, konsentrasi klrofil-a: 0 – 2,92 mg/m3, kadar salinitas: 31,73 – 34,85 ppt, aTPL: 0,22 – 0,36 meter, dan kecepatan arus: 0,02 – 0,63 m/s. Dugaan batasan wilayah perairan berdasarkan nilai faktor oseanografi dan hasil analisa spasial multitemporal didapatkan Selat Madura berada pada rentang koordinat 7O12” – 8O05” LS dan 112O48” - 114O50” BT. Perairan Selat Bali didapatkan titik koordinat antara 8O10” – 8O53” LS dan 114O20” – 115O13” BT. Perairan Selatan Jawa Timur dibatasi dengan titik koordinat 8O15” – 9O20” LS dan 111O30” – 114O58” BT.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/548/05160810
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 23 Sep 2016 14:15
Last Modified: 20 Oct 2021 11:52
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135269
[thumbnail of Artikel_Skripsi_Citra_Nilam_Cahya.pdf]
Preview
Text
Artikel_Skripsi_Citra_Nilam_Cahya.pdf

Download (3MB) | Preview
[thumbnail of Tidak_ada_abstrak_sesuai_dengan_aslinya.pdf]
Preview
Text
Tidak_ada_abstrak_sesuai_dengan_aslinya.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item