Hubungan Diameter Telur Penyu Terhadap Tingkat Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Di Sarang Semi Alami

RoisSyarifQoidhulHaq (2016) Hubungan Diameter Telur Penyu Terhadap Tingkat Penetasan Telur Penyu Hijau (Chelonia Mydas) Di Sarang Semi Alami. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penyu Hijau (Chelonia mydas) merupakan salah satu hewan purba yang terancam punah menurut Internasional Union of Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Indonesia melindungi penyu melalui Undang – undang no. 31 tahun 2004, dan Peraturan Pemerintah no. 60 tahun 2007. Penyu terancam keberlangsungannya, dikarenakan siklus hidup dan reproduksinya yang tergolong lambat. Indonesia memiliki potensi 6 jenis penyu dari 7 jenis yang ada di dunia. Pulau Nusa Barong, kabupaten Jember adalah salah satu tempat yang berpotensi sebagai tempat ruaya dan tempat bertelur bagi penyu. Tingginya potensi ini juga berdampak pada tingginya tingkat pencurian telur dan penangkapan penyu di pulau tersebut. Konservasi ex situ merupakan salah satu solusi dalam menanggulangi ancaman tersebut. Tujuan penelitian adalah mengetahui presentase keberhasilan penetasan telur penyu, dan hubungan diameter telur penyu terhadap tingkat penetasan telur penyu Hijau (Chelonia mydas) di sarang semi alami. Penelitian dilakukan di pulau Nusa Barong dan Taman konservasi nyamplong kobong, Jember. Penelitian dilakukan pada bulan Januari minggu ke tiga sampai bulan Maret minggu ke dua. Penelitian menggunakan telur yang diambil 30 butir dari dua sarang berbeda untuk dijadikan sampel. Sampel diberi kode A1-A15 dan B1-B15. Telur dimasukkan ke dalam sarang semi alami sampai menetas. Telur yang menetas dihitung presentase keberhasilan penetasannya. Telur yang tidak menetas dibuka dan diamati perkembangan embrio yang telah dicapai, kemudian di beri skor antara 1-31. Data ditabulasi dan dihitung menggunakan analisis koefisien korelasi Spearman (ρ) dan dilakukan uji signikasi dengan uji Z. Masa inkubasi selesai setelah 54 hari. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata suhu selama masa inkubasi mencapai 31,02˚C, dengan suhu tertinggi 32,33˚C dan suhu terendah 29˚C. Rata-rata Kelembaban selama masa inkubasi mencapai 29,05%, dengan kelembaban tertinggi 45% dan terendah 11,33%. Rata-rata pH (derajat kemasaman) selama masa inkubasi mencapai 6,86, dengan pH tertinggi 7 dan terendah 6,68. Presentase keberhasilan penetasan telur di sarang semi alami mencapai 80%. Hasil skoring yang dilakukan yaitu A4=skor 9, A9=skor 6, A10=skor 19, B5=skor 26, B9=skor 9, B11=skor 6 dan semua telur yang menetas mendapatkan skor 31. Data hasil skoring ditabulasi dan dianalisis menggunakan analisis koefisien korelasi Spearman (ρ). Hasil analisis didapatkan ρ = 0,279422, sehingga ada hubungan diameter telur terhadap tingkat penetasan, namun lemah. Hasil diuji signifikan menggunakan uji Z. Didapat hasil uji Z adalah Z hitung < Z tabel, yaitu 1,50<1,96, sehingga tidak terdapat hubungan yang nyata antara diameter telur penyu terhadap tingkat penetasan penyu Hijau (Chelonia mydas) dan sebaliknya. Ukuran karapas tukik yang menetas diregresi dengan berat tukik, dan hasilnya berpengaruh nyata terhadap berat tukik dengan nilai siginfikan F = 0,026.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2016/357/051606473
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Sugiantoro
Date Deposited: 09 Aug 2016 15:07
Last Modified: 20 Oct 2021 11:41
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/135050
[thumbnail of Rois_Syarif_Qoidhul_Haq-SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
Rois_Syarif_Qoidhul_Haq-SKRIPSI.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item