Anam, MuhamadKhoirul (2016) Studi Perbaikan Kapal Ikan Gillnet Dengan Laminasi Fiberglass Di Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis apa pun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah. Reparasi sebuah kapal adalah suatu proses memperbaiki atau mengganti bagian-bagian kapal yang sudah tidak layak dan tidak memenuhi standar minimal kelayakan untuk berlayar baik dari peraturan statutory maupun kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui jenis kerusakan yang umum terjadi pada kapal kayu serta jenis perbaikan yang di gunakan baik secara tradisional ataupun laminasi, Melakukan proses perbaikan Laminasi fiber pada kapal ikan gillnet di Desa Tambak Lekok Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan, Mengetahui hasil perubahan perbaikan kapal secara teknis dan ekonomi setelah di laminasi menggunakan fiberglass Batasan masalah dari studi perbaikan kapal kayu dengan fiberglass perlu adanya penelitian yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kekuatan kelenturan kayu pada bagian yang di laminasi dengan uji tarik dan uji tekan. Dan analisis perbandingan tingkat ketahanan sebelum dan sesudah di lakukan laminasi ketika kapal melaju. Kapal perikanan memiliki kekhususan tersendiri yang di sebabkan oleh bervariasinya kerja atau aktivitas yang di kerjakan oleh kapal tersebut. kapal gillnet agar dapat beroperasi dengan lincah maka di perlukan nilai (L) yang besar, lebar (B) yang sedang dan tinggi (D) yang kecil karena ketiga nilai ini merupakan nilai dimensi utama kapal. Konstruksi kapal gillnet di desain relatif lebih kecil di bandingkan dengan kapal-kapal ikan yang lainya. Untuk kerusakan yang umum terjadi pada lambung kapal yang berbahan dasar kayu sesuai dengan yang di dapatkan ketika di lapang adalah Kerak pada bagian lambung adalah adanya kerak atau binatang-binatang laut yang menempel pada bagian lambung, Pelapukan bagian lambung di pengaruhi oleh jenis kayu, serta lama waktu kapal sering di gunakan, Papan lambung patah penyebab dari patahnya lambung kapal karena beberapa faktor seperti yang di jelaskan pada poin kerusakan sebelumnya, Lambung tergores terjadi pada umumnya jika kapal menabrak sesuatu yang keras, Lubang pada lambung Seiring dengan penggunaan kapal maka semakin cepat pula terjadi kerusakan terutama jenis kerusakan lubang yang timbul akibat bermacam-macam faktor seperti tempelan biota laut, pelapukan kayu. Sebelum melakukan perbaikan di haruskan mengetahui ukuran utama kapal yang akan di laminasi serta menyiapkan bahan utama dalam perbaikan vii laminasi. Dimana untuk ukuran utama kapal 10,5 meter, lebar 2,1 meter dengan tinggi 0,7 meter. Dan bahan yang di butuhkan berupa, Resin, catalist, serat fiber, thinner FRP, Cat Pigmen dan bahan khusus lainnya. Dengan demikian dapat di lakukan proses laminasi yang meliputi proses pengeringan, pelapisan resin, penutupan lubang dengan dempul, proses pelapisan serat fiber, proses penancapan paku, penutupan dempul kedua, proses pengecatan proses pengeringan dan proses pinishing. Dari beberapa jenis kerusakan yang umum terjadi pada kapal berbahan kayu dapat dilakukan proses perbaikan yaitu dengan dua cara yaitu cara tradisional dan laminasi. Jika di lakukan perbaikan dengan cara tradisional maka akan terlihat kekurangan dan kelebihan baik dari segi teknis ataupun ekonomis begitu pula dengan jenis perbaikan dengan laminasi. Dengan demikian jika di lihat dari proses perbaikan laminasi bahwa kapal yang di laminasi lebih memiliki keunggulan di bandingkan dengan kapal yang di perbaiki dengan cara tradisional hal tersebut terjadi karena perbaikan tradisional kurang sempurna. Jika di lihat dari hasil perbaikan laminasi dapat di lihat dari dua aspek yaitu aspek teknis dan ekonomis. Untuk aspek teknis di lihat dari bentuk utama lambung sebelum dan sesudah laminasi, sambungan antar papan, kecepatan kapal sebelum dan sesudah dengan demikian maka dapat di ketahui bahwa perbaikan laminasi memiliki hasil yang lebih bagus. Sedangkan jika di lihat dari biaya atau aspek ekonomi memang untuk perbaikan laminasi membutuhkan biaya yang relatif lebih mahal hal tersebut terjadi karena bahan utama yang di butuhkan lebih banyak namun untuk lama waktu perbaikan kembali lebih lama di bandingkan dengan perbaikan tradisional hal tersebut terjadi akibat dari adanya lapisan pada bagian lambung sehingga kapal terlindungi dari cairan, dan benda-benda lainnya yang mampu memicu kerusakan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2016/252/051605619 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | Indah Nurul Afifah |
Date Deposited: | 15 Jul 2016 14:41 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 01:34 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/134931 |
Preview |
Text
Laporan_Hasil_Skripsi.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |