Setyawan, AgungAdy (2015) Pengaruh Pemberian Hormon Tiroksin dengan Dosis yang Berbeda Terhadap Tingkat Kelulushidupan Larva Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis) Pada Umur D1-D15. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Kerapu bebek memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran lokal maupun ekspor. Semakin meningkatnya permintaan akan ikan kerapu bebek maka semakin meningkat pula penangkapan ikan ini diperairan umum. Hal ini menimbulkan gangguan terhadap kelestarian ekologi sumber daya perikanan. Usaha pengembangan perikanan akan berhasil dengan baik bila ditunjang dengan ketersediaan ikan yang cukup jumlah dan baik mutunya. Hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan budidaya ikan kerapu bebek. Namun kegiatan budidaya dirasa kurang cukup untuk memenuhi permintaan konsumen sehingga dibutuhkan inovasi yang baru dan efektif karena sebuah masalah muncul pada proses pembenihan dimana tingkat kelulushidupan dan pertumbuhan yang rendah. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian hormon tiroksin dan menetapkan dosis terbaiknya terhadap tingkat kelulushidupan larva ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) pada umur D1-D15. Penelitian dilakukan di Balai Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur pada bulan November 2013 - Januari 2014. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 1 kontrol serta masing-masing perlakuan diberi 3 kali ulangan. Perlakuan A adalah perendaman hormon dengan dosis 60 µg/liter; perlakuan B dengan dosis 70 µg/liter; perlakuan C dengan dosis 80 µg/liter; perlakuan D dengan dosis 90 µg/liter dan perlakuan (K) tanpa adanya penambahan hormon (kontrol). Larva ikan yang digunakan berasal dari Balai Budidaya Air Payau Situbondo, Jawa Timur dengan padat tebar 9 ekor/liter. Parameter utama yang diukur dalam penelitian ini adalah tingkat kelulushidupan larva ikan kerapu bebek. Parameter penunjang yang diukur adalah kualitas air yang meliputi suhu, salinitas, oksigen terlarut, pH dan amonia. Untuk Kontrol (K) dan perlakuan A didapatkan rata-rata tingkat kelulushidupan sebesar 7,06%, perlakuan B didapatkan rata-rata tingkat kelulushidupan sebesar 8,53%, perlakuan C didapatkan rata-rata tingkat kelulushidupan sebesar 10,73%, perlakuan D didapatkan rata-rata tingkat kelulushidupan sebesar 9,26%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan memberikan hasil yang berbeda sangat nyata terhadap tingkat kelulushidupan, ini diduga karena hormon tiroksin memberikan pengaruh terhadap tingkat kelulushidupan. Dosis terbaik hormon tiroksin pada tingkat kelulushidupan yaitu 80 µg/liter dengan rata-rata tingkat kelulushidupan 10,73%.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2015/354/051505662 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 25 Aug 2015 12:27 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 04:19 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/134205 |
Preview |
Text
Isi_Laporan_Agung_Ady_Setiyawan_115080509111007.pdf Download (2MB) | Preview |
Preview |
Text
DAFTAR_ISI_Agung_Ady_Setiyawan_115080509111007.pdf Download (1MB) | Preview |
Preview |
Text
Cover_Agung_Ady_Setiyawan_115080509111007.pdf Download (1MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |