Pengaruh Pencemaran Di Sungai Rejoso Terhadap Karakteristik Mikronuclei Pada Sel Darah Ikan Keting (Mystus Nigriceps)

Maghfirah, AgustinNurul (2015) Pengaruh Pencemaran Di Sungai Rejoso Terhadap Karakteristik Mikronuclei Pada Sel Darah Ikan Keting (Mystus Nigriceps). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Banyaknya kegiatan manusia yang selalu menggunakan air untuk tujuan yang bermacam – macam sehingga air mudah tercemar. Akibatnya terjadi pergeseran keseimbangan dalam lingkungan dari bentuk asal kebentuk baru yang lebih buruk ( Diliyana, 2008). Menurut Dahuri (1995), masuknya bahan pencemar ke dalam perairan dapat mempengaruhi kualitas perairan. Apabila bahan yang masuk ke perairan melebihi ambang batas, maka daya dukung lingkungan akan menurun. Pencemar lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya mhluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau perubahan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (Undang – Undang nomor 4 tahun 1982). Ikan adalah salah satu organisme yang paling banyak hidup di lingkungan perairan dan menjadi rentan terhadap pencemaran lingkungan dapat mencerminkan sejauh mana efek biologis pencemaran lingkungan di perairan. Pemantauan parameter darah, baik seluler dan noncellular mungkin memiliki nilai diagnostik yang cukup dalam menilai tanda-tanda peringatan awal dari keracunan pestisida (Pant et al., 1987). Pencemaran logam berat timbal (Pb), merkuri (Hg) dan kadmium (Cd) yang dihasilkan perusahaan industri, sekarang telah menyatu dengan laut Jawa. Akibat dari pencemaran itu, ikan dan kerang dari laut tidak layak untuk dikonsumsi (Daud SKM, 1996 dalam Ananto, 2002). Salah satu cara untuk mengetahui status kesehatan ikan dengan mengamati mikronucleinya. Mikronuclei terdapat dalam darah ikan, telah sering dijadikan sebagai biomonitoring suatu lingkungan yaitu dengan menggunakan uji mikronuclei. Menurut Ozkan et al (2011) bahwa uji mikronuclei merupakan salah satu dari banyak uji yang paling populer untuk lingkungan yang beracun atau tercemar. Uji mikronuclei dalam sel darah merah (eritrosit) ikan merupakan alternatif untuk mendeteksi gonotoksik didalam perairan. Semakin tinggi jumlah mikronuclei maka semakin tinggi pencemaran yang ada diperairan tersebut begitu pula sebaliknya semakin rendah jumlah mikronuclei pada ikan maka tingkat pencemaran pada perairan tersebut juga rendah. Mikronuklei merupakan kromatin sitoplasmik yang berukuran kecil yang berasal dari pecahan kromosom yang tertinggal saat proses pembelahan sel pada fase (Anaphase), membentuk struktur yang menyerupai intisel dengan diameter 1/3 dari inti sel (Ali et al, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui kesehatan Ikan Keting (Mystus nigriceps) yang diambil dari Sungai Rejoso Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan dengan menggunakan gambaran micronuclei. 2) Untuk mengetahui perbedaan jumlah mikronuclei dari ikan Keting (Mystus nigriceps) sesuai tingkat cemaran Hg n Cd di Sungai Rejoso Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan. Metode yang digunakan adalah deskriptif Ex. Post Facto yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada di alam menurut apa adanya dengan cara melakukan analisa ii laboratorium pada saat penelitian dilaksanakan sedangkan Analisa datanya menggunakan program SPSS 16.0. Pengambilan sampel Ikan dilakukan di 5 staiun berbeda di Sungai Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Jawatimur, masing – masing lokasi diambil 3 ekor sampel ikannya. Identifikasi Mikronuklei dilakukan di laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan FPIK UB dengan sistem duplo dan pengujian kualitas air dilakukan di Jasa Tirta dan FMIPA UB. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah Eritrosit, Leukosit dan Mikronuclei pada kondisi kesehatan ikan Keting (Mystus nigriceps) yang diambil dari Sungai Rejoso, menunjukan bahwa pencemaran di Sungai itu mempengaruhi kesehatan ikan ikan Keting (Mystus nigriceps). Kerusakan MNi tertinggi diketahui terdapat pada ikan Keting yang ditemukan pada stasiun 1 yakni 35/1000 sel, Sedangkan jumlah leokosit tertinggi ditemukan pada ikan Keting yang didapat dari stasiun 2 yakni 72688.82612 ± 72688,83 sel/mm3. Berdasarkan hasil uji kualitas air, diketahui di Sungai Rejoso terdapat kadar Hg dan Cd yang melebihi ambang batas parairan kelas II yang di tentukan dalam Baku Mutu Air kelas II PP No. 82, Th 2001. Berdasarkan hasil pegamatan Mikronuclei, nuclear extrusion (ne), blebed nuclei (B), binuclate (BN), lobed nuclei (L) dan vacuolated cell (Vc) yang dihubugkan dengan kadar Hg dan Cd di 5 stasiun penelitian di Sungai Rejoso, diketahui bahwa Hg tidak berpengaruh secara nyata terhadap karakteristik sel darah ikan keting, sedangkan Cd memiliki pengaruh nyata pada lokosit, Blebed nuclei (B), Lobed nuclei (L) dan Vacuolated cell (Vc).

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2015/350/ 051505658
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Kustati
Date Deposited: 18 Aug 2015 14:20
Last Modified: 02 Feb 2024 03:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/134201
[thumbnail of AGUSTIN NURUL MAGHFIRAH.pdf] Text
AGUSTIN NURUL MAGHFIRAH.pdf

Download (1MB)

Actions (login required)

View Item View Item