Manuaba, IdaBagusPutuJayaWiguna (2015) Pengaruh Penggunaan Substrat Penempelan Anyaman Bambu Yang Berbeda Ukuran Dalam Transportasi Terhadap Kelulushidupan (SR) Benih Abalon (Haliotis Squamata). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Permintaan konsumen terhadap abalon dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Namun, hingga saat ini mayoritas produksi abalon dunia masih didominasi oleh hasil tangkapan di alam. Budidaya abalon di dunia masih terus dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, di samping itu harga jual abalon yang cukup tinggi dan cenderung terus meningkat juga merupakan salah satu daya tarik dalam pengembangannya. Abalon merupakan komoditas laut yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Saat ini pembenihan abalon sudah mulai dilakukan di beberapa daerah salah satunya adalah di daerah Bali yaitu pada Balai Besar Penelitian Gondol – Bali, dan mulai diikuti oleh masyarakat yang berada di sekitarnya salah satunya bertempat di Desa Musi, Kecamatan Gerokgak, Bali. Ukuran benih abalon umumnya berkisar 2-3 cm. Pada ukuran ini benih dapat dikirim ke lokasi pembesaran. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pengiriman benih abalon yaitu tingginya tingkat kematian yang disebabkan oleh penanganan yang kurang tepat saat proses pengiriman sehingga menyebabkan rendahnya kelulushidupan benih abalon saat pemeliharaan. Pengiriman benih abalon biasanya dilakukan dengan sistem kering. Benih abalon membutuhkan media anyaman bambu yang ukurannya berbeda sebagai tempat untuk menempel. Penelitian ini membahas tentang pengaruh penggunaan media anyaman bambu yang berbeda ukuran sebagai substrat penempelan pada pengangkutan sistem kering terhadap kelulushidupan benih abalon. Media yang digunakan berupa anyaman bambu pada perlakuan A panjang 15 cm dan diameter 7 cm, B: panjang 15 cm dan diameter 7,5 cm dan C: panjang 15 cm dan diameter 8 cm. Pengangkutan dilakukan selama 12 jam dan selanjutnya dilakukan pemeliharaan selama 2 minggu untuk melihat dampak dari pengangkutan yang telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelulushidupan benih abalon setelah pengangkutan 12 jam dan pemeliharaan 2 minggu. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 April sampai dengan 12 Mei 2015. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada 3 perlakuan dalam penelitian ini yaitu pengangkutan sistem kering dengan substrat penempelan berupa anyaman bambu perlakuan A, B dan C. Jenis abalon yang digunakan sebagai subjek penelitian adalah Haliotis squamata. Parameter utama pada penelitian ini adalah kelulushidupan benih abalon. Parameter penunjang pada penelitian ini adalah kualitas air, meliputi suhu, salinitas, pH dan DO. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini selama pengangkutan 12 jam adalah kelulushidupan dari semua media yang digunakan adalah 100%. Kelulushidupan tertinggi saat pemeliharaan selama 2 minggu diperoleh pada benih abalon yang diangkut dengan substrat penempelan berupa anyaman bambu pada perlakuan A: 99,33% , selanjutnya B: 98,00%, dan yang terendah C: 94,67%. Kelulushidupan terbaik diperoleh pada perlakuan yang diangkut dengan substrat penempelan berupa anyaman bambu perlakuan A. Regresi yang didapatkan dalam bentuk linier didapatkan persamaan y=132,3 – 4,666x. Koefisien determinasi benih abalon yang didapatkan (R2) sebesar 0,942. Hal ini dikarenakan anyaman bambu memiliki serat yang kasar sehingga semakin lengket untuk menempel pada substrat bambu. Selain itu karena abalon bisa membentuk koloni hingga memenuhi dinding substrat bambu menjadi sangat lengket dan tidak terpengaruh terkena goncangan. Pada media anyaman bambu perlakuan B dan C media terlalu longgar ketika abalon menempel tidak semuanya membentuk koloni memenuhi dinding substrat yang menyebabkan ketika ada goncangan mudah terlepas dan stres. Tinggi rendahnya tingkat stres yang dialami abalon serta terdapatnya luka sangat berpengaruh terhadap kemampuan abalon mempertahankan hidupnya, sehingga akan berpengaruh terhadap kelulushidupan benih abalon tersebut. Nilai pengukuran kualitas air masih dalam ambang batas toleransi yaitu 26,00- 28,00OC untuk suhu, 31,33- 32,00 ppt untuk salinitas, 7,52- 7,66 untuk pH, 6,42-6,56 ppm untuk DO.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2015/295/ 051505008 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Kustati |
Date Deposited: | 06 Aug 2015 10:35 |
Last Modified: | 06 Aug 2015 10:35 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/134139 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |