Studi Tentang Bio-Ekologi Ikan Uceng (Nemacheilus Sp.) Di Desa Babatan Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar

Wibisono, SinggihAnanto (2014) Studi Tentang Bio-Ekologi Ikan Uceng (Nemacheilus Sp.) Di Desa Babatan Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ikan Uceng (Nemacheilus sp.) adalah ikan endemik pulau jawa dan merupakan komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi. Hingga saat ini pasokannya masih berasal dari hasil tangkapan alam. Akan tetapi, seringkali kegiatan penangkapan tersebut tidak diiringi dengan kegiatan domestikasi sehingga terjadi over fishing yang dapat menimbulkan ancamankepunahan. Salah satu bentuk pelestarian ikan ini maka harus dilakukan budidaya. Namun hingga saat ini belum ada informasi tentang cara domestikasi ikan ini . Oleh karena itu, perlu adanya studi mengenai aspek eko-biologi ikan Uceng (Nemacheilus sp.) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa aspek ekologi ikan uceng seperti habitat, pola distribusi, dan kualitas perairan. Serta mengetahui aspek biologi yang meliputi analisa reproduksi, makanan dan pertumbuhan. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Babatan Kecamatan Wlingi , Blitar, dan Laboratorium Reproduksi Ikan, Pembenihan, dan Pemuliaan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang pada bulan September 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode direct observation, yaitu pengamatan langsung di lapangan. Penelitian ini dilakukan di 2 sungai dengan masing-masing 5 stasiun pengamatan. Parameter utama yang diamati pada penelitian ini adalah aspek biologi ikan Uceng yang meliputi analisa isi lambung ikan Uceng, hubungan panjang berat, reproduksi, dan aspek ekologi ikan Uceng yang meliputi debit air dan kualitas perairan (suhu, kecepatan arus, pH, oksigen terlarut dan kecerahan), sedangkan parameter penunjang yang diamati adalah pola distribusi ikan Uceng. Hasil bedah lambung ikan Uceng (Nemacheilus sp.) selama penelitian ditemukan beberapa organisme yaitu Cocconeis sp., Nebella sp., Bulbochaete sp., Cymbella sp., Navicula sp., Surirella sp., Anabaena sp., Merismopedia sp., Cenosphaera sp., Lecane sp., Trichoptera sp., dan fitoplankton lainnya. Hasil perhitungan frekuensi menunjukkan nilai terbesar pada konsumsi fitoplankton yaitu sekitar 58,47% dan zooplankton serta bentos hanya 41,53% saja atau dalam kata lain ½ konsumsi makanan ikan Uceng adalah fitoplankton. Dilihat dari sifat pertumbuhanya, ikan Uceng tergolong allometerik negatif yang berarti pertumbuhan panjangnya lebih cepat dibanding pertumbuhan beratnya, hal ini dimungkinkan merupakan bentuk adaptasi terhadap habitat. Dari analisa reproduksi ikan ini diduga memiliki pola pemijahan yang cukup lama dan pemijahan terjadi pada musim penghujan. Hasil perhitungan nilai nisbah kelamin antara ikan Uceng jantan dan betina yaitu 1 : 1,25. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satu ekor jantan berpasangan dengan satu ekor betina. Sungai Lekso dengan kisaran nilai 5-12 m3/dtk tercatat memiliki debit air lebih tinggi dibanding sungai Babatan dengan kisaran debit air hanya 0,08-0,2 m3/dtk. Beberapa kualitas air di kedua sungai menunjukkan perbedaan rata-rata nilai yang mencolok diantaranya adalah suhu yaitu sungai Lekso 26,6 0C dan 29,8 0C pada sungai Babatan, kecepatan arus sungai Lekso 0,96 m/dtk dan 0,28 m/dtk pada sungai Babatan. Tercatat hubungan antara suhu perairan dan hasil tangkapan ikan Uceng menunjukkan korelasi negatif, sedangkan hubungan kecepatan arus dan hasil tangkapan ikan Uceng menunjukkan korelasi positif. Hal inilah yang diduga menjadi faktor pembatas. Kualitas air lainnya menunjukkan bahwa ikan Uceng hidup pada daerah yang memiliki kualitas air sangat baik, hal tersebut tercermin dalam nilai kecerahan kedua sungai dapat dilihat sampai ke dasar perairan, nilai DO 7,65-8,06 mg/l, dan nilai pH 7-8 yang merupakan nilai optimal suatu perairan. Pola distribusi atau sebaran ikan Uceng tidak merata dan populasi banyak ditemukan di Sungai Lekso dengan 86 ekor, dan 29 ekor yang ditemukan di Sungai Babatan. Keberadaan Uceng disetiap sungai yang tidak merata diduga karena distribusi Uceng pada umumnya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Jadi dapat disimpulkan bahwa ikan Uceng hidup pada perairan yang memiliki kualitas air baik, dengan tipe sungai berarus dan berbatu serta kisaran suhu yang rendah. Uceng merupakan ikan omnivora yang cenderung memakan tumbuhan, dan memijah pada musim penghujan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar adanya penelitian lanjutan dimusim dan lokasi yang berbeda untuk mengetahui kebiasaan hidup, pola distribusi dan dan pemijahannya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/84/051402526
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.8 Aquaculture
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 29 Apr 2014 10:30
Last Modified: 19 Oct 2021 06:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133905
[thumbnail of SKRIPSI_SINGGEH.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_SINGGEH.pdf

Download (5MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item