“Kandungan Logam Berat Pb (Timbal) pada Akar dan Daun Mangrove Rhizophora mucronata.Lamk di Kawasan Mangrove Desa Mlaten, Pasuruan, Jawa Timur”

Megawati, Sherly (2014) “Kandungan Logam Berat Pb (Timbal) pada Akar dan Daun Mangrove Rhizophora mucronata.Lamk di Kawasan Mangrove Desa Mlaten, Pasuruan, Jawa Timur”. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perairan pesisir merupakan salah satu dari lingkungan perairan yang banyak mendapat pengaruh dari buangan limbah, baik yang berasal dari daratan maupun di laut lepas. Kenyataannya perairan pesisir dalam menampung dan mengurai limbah yang terbatas menimbulkan penumpukkan limbah yang lambat laun menimbulkan pencemaran. Aktivitas pelabuhan dapat menjadi salah satu sumber pencemaran logam berat di perairan sekitarnya. Salah satu logam yang keberadaannya cukup banyak di daerah pesisir adalah timbal (Pb). Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia serta merupakan unsur logam berat yang tidak dapat terurai oleh proses alam. Mangrove merupakan tumbuhan yang hidup di kawasan pantai. Fungsi mangrove adalah sebagai perangkap sedimen, pencegah erosi, dan dapat berfungsi untuk menyerap bahan-bahan organik dan anorganik sehingga dapat dijadikan bioakumulator logam berat terutama logam berat Pb. Salah satu spesies mangrove jenis Rhizophora mucronata juga dapat digunakan untuk tujuan fitoremediasi lingkungan yang tercemar. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air dan sedimen, untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada akar dan daun Rhizophora mucronata dan untuk mengetahui kemampuan tanaman Rhizophora mucronata dalam mengakumulasi logam berat Pb di kawasan mangrove desa Mlaten, Pasuruan. Materi penelitian ini adalah kandungan dan akumulasi logam berat timbal (Pb) pada air, sedimen, akar dan daun Rhizophora mucronata., serta kualitas air dan sedimen seperti suhu, salinitas, pH air, DO, dan tekstur. Suhu pada stasiun 1 sebesar 33,1oC, stasiun 2 sebesar 33,4oC sedangkan pada stasiun 3 sebesar 32,5oC. Salinitas di stasiun 1 dan 2 sebesar 24 ppt, sedangkan di stasiun 3 sebesar 22 ppt. pH air di stasiun 1 sebesar 6,95, stasiun 2 sebesar 7,41, sedangkan di stasiun 3 sebesar 7,26. DO di stasiun 1 dan 2 sebesar 1,8 mg/l, sedangkan di stasiun 3 s ebesar 2, mg/l. Secara umum parameter kualitas air seperti suhu, DO, Salinitas, dan pH tergolong normal dan baik untuk mendukung kehidupan organisme perairan Kandungan logam berat Pb pada air di stasiun 1 yang berdekatan dengan pemukiman warga memiliki rata – rata 0,124 ppm, di stasiun 2 yang berdekatan dengan daerah penangkapan ikan memiliki rata-rata 0,113 ppm, sedangkan di stasiun 3 yang berdekatan dengan bekas tambak memiliki rata –rata 0,142 ppm. Kandungan logam berat Pb pada sedimen di stasiun 1 memiliki rata – rata 3,54 ppm, di stasiun 2 memiliki rata-rata 4,50 ppm, sedangkan di stasiun 3 memiliki rata-rata 3,10 ppm. Kandungan logam berat Pb pada air telah melebihi ambang batas yang diperbolehkan berdasarkan Kepmen No.51 Tahun 2004 batas ambang Pb yaitu sebesar 0,008 mg/l, sedangkan pada sedimen masih dibawah nilai minimum yang dikeluarkan oleh NOAA mengenai batas minimum kandungan logam yang dapat ditoleransi keberadaanya dalam sedimen untuk logam berat timbal (Pb) yaitu sebesar < 30,240 ppm. Kandungan logam berat Pb pada akar Rhizophora mucronata di stasiun 1 yang berdekatan dengan pemukiman penduduk memiliki ratarata sebesar 2,24 ppm, di stasiun 2 yang berdekatan dengan daerah penangkapan ikan memiliki rata-rata 3,95 ppm, sedangkan di stasiun 3 yang berdekatan dengan bekas tambak memiliki rata – rata 2,11 ppm. Kandungan logam berat Pb pada daun Rhizophora mucronata di stasiun 1 memiliki rata-rata 0,45 ppm, di stasiun 2 memiliki rata-rata 0,62 ppm, sedangkan di stasiun 3 memiliki rata-rata 0,28 ppm. Nilai BCF (Bioconcentration Factor) Rhizophora mucronata di stasiun 1 memiliki rata – rata sebesar 0,63, di stasiun 2 memiliki rata – rata sebesar 0,78, sedangkan di stasiun 3 memiliki rata-rata sebesar 0,68. Nilai TF (Translocation Factor) di stasiun 1 memiliki rata – rata sebesar 0,20, di stasiun 2 memiliki rata-rata sebesar 0,17, sedangkan di stasiun 3 memiliki rata – rata sebesar 0,13. Nilai FTD (Fitoremidiasi) pada akar Rhizophora mucronata di stasiun 1 memiliki rata – rata sebesar 0,43, di stasiun 2 memiliki rata-rata sebesar 0,61, sedangkan di stasiun 3 memiliki rata – rata sebesar 0,54. Dari hasil tersebut maka spesies mangrove jenis Rhizophora mucronata di stasiun penelitian dapat dijadikan fitoremediator lingkungan yang tercemar logam berat Pb. Dari hasil penelitian maka perlu adanya kepedulian terhadap lingkungan perairan seperti menjaga, merawat dan melestarikan secara berkelanjutan khususnya di kawasan mangrove Desa Mlaten, Pasuruan Jawa Timur, karena kawasan tersebut sudah tercemar logam berat Pb, sehingga perlu penggalakan penanaman mangrove sebagai fitoremediator lingkungan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/81/051402421
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 21 Apr 2014 15:35
Last Modified: 19 Oct 2021 06:21
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133902
[thumbnail of LAPORAN_SKRIPSI_UTUH.pdf]
Preview
Text
LAPORAN_SKRIPSI_UTUH.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item