Kusuma, DwitiyaIvana (2014) Komunitas Perifiton (Epilitik) di Sungai Boenoet Malang, Jawa Timur,. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sungai menjadi sumber kehidupan bagi manusia, hal ini dikarenakan keberadaan dan manfaatnya dapat dirasakan oleh siapapun khususnya masyarakat yang tinggal disepanjang aliran sungai. Seperti halnya sungai lain, sungai Boenoet juga dimanfaatkan oleh warga sebagai budidaya, pembuangan limbah rumah tangga, MCK, dan pertanian. Kegiatan disungai ini dapat menyebabkan menurunya kualitas air sungai dan dapat mengakibatkan perubahan pada organisme akuatik di perairan. Perubahan tersebut dapat digambarkan melalui keberadaan perifiton khususnya yang hidup menetap pada substrat batu. Untuk itu, berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan penelitian tentang perifiton yang berada di sungai Boenoet. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui komposisi dan kelimpahan perifiton di sungai Boenoet; mengetahui kondisi kualitas air sungai Boenoet melalui kriteria baku mutu kualitas air, indeks keragaman, keseragaman, dominasi perifiton; mengetahui pengaruh kualitas air terhadap perifiton; serta menentukan status sungai Boenoet berdasakan kelimpahan perifiton yang ditemukan. Penelitian kkripsi ini bertempat di sungai Boenoet yang merupakan salah satu sub DAS Brantas dan berada di Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014. Metode pada penelitian ini adalah komunitas perifiton di sungai Boenoet dengan parameter pendukung meliputi parameter fisika yaitu kecepatan arus, suhu, dan kekeruhan. Parameter kimia antara lain pH, karbondioksida, nitrat, dan ortofosfat. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Analisis data dengan menggunakan analisis korelasi dan analisis kluster dengan SPSS 16.0 for Windows untuk memprediksi hubungan kualitas air dan mengelompokkan status sungai Boenoet. Data fisika kualitas air didapatkan suhu berkisar antara 24-27oC, dengan nilai suhu tertinggi terdapat pada stasiun 6 (27oC) serta nilai suhu terendah terdapat pada stasiun 1 dan 2 (24 oC). Kecepatan arus berkisar antara 41,9-84,9 cm/detik, dengan nilai kecepatan arus tertinggi terdapat pada stasiun 7 (84,9 cm/detik) dan nilai kecepatan arus terendah terdapat pada stasiun 1 (41,9 cm/detik). Kekeruhan berkisar antara 3,0-7,5 NTU, dengan nilai kekeruhan tertinggi terdapat pada stasiun 1 (7,5 NTU) dan nilai kekeruhan terrendah terdapat pada stasiun 8 (3,0 NTU). Data kimia kualitas air didapatkan pH berkisar antara 8- 9, dengan nilai pH 8 terdapat pada stasiun 1, 2, dan 3 serta nilai pH 9 terdapat pada stasiun 4, 5, 6, 7 dan 8. Karbondioksida berkisar antara 4,0-8,8 mg/l, dengan nilai karbondioksida tertinggi terdapat pada stasiun 6 (8,8 mg/L) serta nilai karbondioksida terendah terdapat pada stasiun 2 dan 3 (4,0 mg/L). Nitrat berkisar antara 0,41-0,75 mg/l, dengan nilai nitrat tertinggi terdapat pada stasiun 2 dan 7 (0,75 mg/L) serta nilai nitrat terendah terdapat pada stasiun (0,38 mg/L). Ortofosfat berkisar antara 0,19-0,27 mg/l, dengan nilai ortofosfat tertinggi terdapat pada stasiun 7 (0,27 mg/L) dan nilai ortofosfat terendah terdapat pada stasiun 6 (0,19 mg/L). Dari hasil penelitian ini sungai Boenoet dapat diindikasikan mengalami eutrofikasi. Pada penelitian ini diperoleh perifiton dengan sejumlah 58 genus, yang terdiri dari Bacillariophyceae (30 genus), Chlorophyceae (16 genus), Cyanophyceae (7 genus), Chrisophyceae (4 genus), dan Rhodophyceae (1 genus). Masing-masing filum memiliki kelimpahan yang terdiri dari Bacillariophyceae (413.767 ind/cm2), Chlorophyceae (46.963 ind/cm2), Cyanophyceae (50.094 ind/cm2), Chrisophyceae (5.219 ind/cm2), dan Rhodophyceae (522 ind/cm2). Dimana peirifiton yang memiliki jumlah terbanyak adalah dari genus Bacillariophyceae (80%). Indeks Keragaman (H’) adalah 0,05-2,54. Sehingga dapat diartikan bahwa nilai keragaman perifiton rendah hingga sedang. Komunitas mengalami gangguan dan mudah berubah dari waktu ke waktu akibat dari aktivitas warga yang tinggal di sepanjang alirannya. Indeks keseragaman (E) adalah 0,01-0,68. Sehingga dapat diartikan memiliki nilai yang sangat kecil hingga mendekati 1. Terdapat penyebaran yang tidak merata di beberapa stasiun sehingga terdapat genus yang mendominasi. Dan ada pula stasiun yang penyebarannya merata. Dominasi (C) adalah 0,40-6,89. Stasiun 1 dapat menunjukkan tidak ada genus yang dominan , sedangkan stasiun lainnya menunjukkan adanya genus yang dominan, contohnya dari kelompok Bacillariophyceae. Berdasarkan hasil dari analisis korelasi adalah kelimpahan perifiton yang mempunyai korelasi positif (dengan nilai r 0,170-0,738) dengan kualitas air adalah suhu, pH, karbondioksida, kecepatan arus, dan nitrat. Dan kelimpahan perifiton yang mempunyai korelasi negatif (dengan nilai r 0,145-0,256) dengan kualitas air adalah kekeruhan dan ortofosfat. Hubungan tanda positif dan negatif ini menjelaskan bahwa adanya kenaikan dan penurunan kualitas air yang dapat mempengaruhi kelimpahan perifiton. Namun, kualitas air yang memiliki tingkat signifikan mendekati selang kepercayaan 95% adalah nitrat (dengan nilai tingkat signifikan 0,037). Hal ini dapat diartikan bahwa nitrat secara nyata berkorelasi dengan kelimpahan perifiton. Berdasarkan indeks keragaman (H’) status sungai Boenoet adalah terindikasi terjadi pencemaran antara sedang hingga berat. Sedangkan berdasarkan hasil analisis hirarkikal kluster, terdapat 3 jenis pengelompokan yaitu stasiun 5 dan 6 ada pada kelompok 3 (tercemar ringan). Stasiun 2, 3, 4, 7, dan 8 ada pada kelompok 2 (tercemar sedang), sedangkan stasiun 1 ada pada kelompok 1 (tercemar berat). Analisis dengan menggunakan indeks keragaman didasari oleh kelimpahan perifiton perstasiun pengamatan, sedangkan analisis hirarkikal kluster didasari oleh kualitas air dan kelimpahan perifiton perstasiun pengamatan sehingga membetuk kemiripan dalam betuk dendogram. Namun jika disimpulkan menjadi satu kedua analisis ini menunjukkan bahwa dilihat secara biota yang tinggal di sungai Boenoet, sungai tersebut mengalami pencemaran. Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya perencanaan pembangunan yang melibatkan semua sektor. Berdasarkan kutipan dari Kodoatie dan Sugianto (2002) yang menyatakan bahwa perencanaan pembangunan itu haruslah dipandang secara integrated (terpadu), comprehensive (menyeluruh), serta interdependency (tidak adanya konflik kepentingan).
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2014/380/051406326 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Budi Wahyono Wahyono |
Date Deposited: | 23 Sep 2014 14:58 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 08:12 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133704 |
Preview |
Text
SKRIPSI.pdf Download (9MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |