Pengaruh Kerapatan Mangrove Terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur

Malasari, Windia (2014) Pengaruh Kerapatan Mangrove Terhadap Hasil Tangkapan Kepiting Bakau (Scylla spp.) Di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Hutan mangrove merupakan formasi dari tumbuhan yang spesifik , dipengaruhi oleh adanya pasang surut air laut, dengan keadaaan tanah yang anaerobik (Pramudji, 2001). Hutan mangrove merupakan daerah asuhan (“nursery ground”), daerah mencari makanan (“feeding ground”), dan daerah pemijahan (“spawning ground”) bagi satwa-satwa tersebut (Kustanti, 2011). Hutan mangrove merupakan habitat banyak satwa, salah satunya adalah hasil perikanan pantai yang bernilai ekonomi tinggi dan mendiami ekosistem mangrove yaitu kepiting bakau (Scylla spp.). Sinaga (2003), menyatakan bahwa Indonesia merupakan pusat dari keanekaragaman genus Scylla, dimana semua spesies Scylla dapat ditemukan di hampir semua bagian perairan, terutama di area mangrove, di estuari, bahkan di tambak-tambak pada muara sungai. Penelitian ini dilakukan di wilayah mangrove Kecamatan Kalianget dengan mengambil dua lokasi area yaitu stasiun 1: lokasi mangrove di Desa Kalianget Barat dengan kerapatan jenis tingkat pohon 467 ind/ha dan stasiun 2: lokasi mangrove di Desa Kalimo’ok dengan kerapatan jenis tingkat pohon 911 ind/ha. Kondisi kerapatan mangrove yang berbeda dalam wilayah mangrove yang sama, apakah dapat dianggap jika semakin tinggi kerapatan mangrove maka hasil tangkapan kepiting bakau juga akan semakin tinggi dan apakah ada faktor lain yang saling berpengaruh. Oleh karena itu, diperlukan penelitian tentang pengaruh kerapatan mangrove terhadap hasil tangkapan kepiting bakau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kerapatan mangrove terhadap jumlah tangkapan kepiting bakau (Scylla spp.) di Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Bagi mahasiswa, sebagai sumber informasi keilmuan perairan khususnya wilayah pesisir dan wawasan ilmu tentang kondisi mangrove di suatu wilayah terhadap potensi perikanan yang dapat dijadikan komoditi yang bernilai ekonomi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan menggunakan teknik “Simple Random Sampling” atau Sampling Acak Sederhana. Teknik pengambilan sampel mangrove dengan menggunakan metode transek garis berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 m x 10 m (tingkat pohon), 5 m x 5 m (tingkat belta), 1 m x 1 m (tingkat semai) sebanyak sembilan petak contoh (plot). Teknik pengambilan sampel kepiting bakau dengan menggunakan alat tangkap bubu yang diletakkan secara acak pada sembilan petak contoh (plot) transek kuadrat ukuran 10 m x 10 m di dua lokasi penelitian. Setelah didapatkan jumlah masing-masing jenis mangrove dan spesies kepiting bakau, langkah selanjutnya ialah analisis kerapatan jenis mangrove, kerapatan relatif jenis (%) mangrove, kepadatan (D) kepiting bakau, keanekaragaman (H’), dominansi (C), pola penyebaran (Id), pengaruh kerapatan mangrove dengan jumlah kepiting bakau dan analisis pertumbuhan lebar dan berat kepiting bakau. Berdasarkan hasil analisis kerapatan jenis mangrove tingkat pohon di area mangrove Desa Kalianget Barat dan Desa Kalimo’ok diperoleh nilai kerapatan 467 ind/ha dan 911 ind/ha, nilai tersebut menunjukkan kondisi mangrove jarang. Jenis mangrove yang ditemukan di dua lokasi penelitian yaitu Rhizophora stylosa dan Avicennia lanata. Nilai kepadatan total kepiting bakau lokasi stasiun 1 yaitu 0,055 ind/900m2 dan lokasi stasiun 2 yaitu 0,035 ind/900m2. Nilai keanekaragaman (H’) total kepiting bakau lokasi stasiun 1 yaitu 1,017 dan lokasi 2 yaitu 0,880; menunjukkan nilai keanekaragaman spesies yang tergolong rendah. Nilai dominansi (C) total kepiting bakau lokasi stasiun 1 yaitu 0,46 dan lokasi 2 yaitu 0,49; menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi komunitas tersebut. Nilai pola penyebaran (Id) untuk Scylla serrata sebesar 0,49; Scylla olivacea sebesar 0,27; Scylla paramimosain sebesar 0,19 dan Scylla tranquebarica sebesar 0; menunujukkan pola distribusi seragam. Pola penyebaran kepiting bakau terhadap bahan organik pada SO 3,10; ST 3,10 dan ST 4,20 tidak terlalu terlihat, sedangkan penyebaran yang terlihat pada SS 4,20. Hasil analisis regresi pada stasiun 1 dan stasiun 2 menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0.6815 dan 0.6902, dengan koefisien korelasi (r) masing-masing sebesar 0,8255 dan 0,8307 dan hubungan fungsional masing-masing yaitu 68,15% dan 69,02%. Berdasarkan nilai koefisien korelasi (r) di dua stasiun pengambilan sampel, maka dapat diketahui bahwa secara statistik tingkat kerapatan mangrove dengan jumlah tangkapan kepiting bakau tergolong sangat kuat. Pola pertumbuhan lebar dan berat kepiting bakau pada stasiun 1 dan stasiun 2 diperoleh nilai allometrik positif (b > 3) dan nilai allometrik negatif (b < 3). Faktor lingkungan di area mangrove Kecamatan Kalianget sebagai berikut: suhu air tergolong normal berkisar antara 30 0C - 33 0C, salinitas tergolong stabil berkisar antara 18 ‰ - 23 ‰, pH air tergolong normal berkisar antara 8 - 9, DO tergolong baik berkisar antara 4,93 mg/l - 6,69 mg/l, tipe pasang surut termasuk tipe pasang surut harian ganda, pH tanah tergolong normal dengan nilai 7,1, bahan organik tanah tergolong tinggi yaitu 3,10 % dan 4,20 % serta tekstur tanah diperoleh lempung berliat dan lempung berdebu. Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bahwa hasil regresi stasiun 1 dan stasiun 2 diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.6815 dan 0.6902, dengan koefisien korelasi (r) masing-masing sebesar 0,8255 dan 0,8307. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kerapatan mangrove dengan jumlah tangkapan kepiting bakau (Scylla spp.) pada dua lokasi penelitian memiliki tingkat korelasi sangat kuat. Saran yang dapat diberikan untuk melengkapi data penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh kandungan organik hutan mangrove sebagai sumber makanan kepiting bakau dan menggunakan perangkap yang lebih bervariasi serta umpan perangkap yang bervariasi juga.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2014/327/051405901
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Budi Wahyono Wahyono
Date Deposited: 30 Sep 2014 11:36
Last Modified: 21 Oct 2021 07:22
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133645
[thumbnail of Laporan_Skripsi_Windia_Malasari.pdf]
Preview
Text
Laporan_Skripsi_Windia_Malasari.pdf

Download (6MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item