Pengaruh Penutup Tanah Dan Pengolahan Tanah Terhadap Laju Dekomposisi Biogeotekstil, Biomassa C-Mikroba Dan Hasil Tanaman Jagung Di Lahan Kering

Rifaldi, Galih (2018) Pengaruh Penutup Tanah Dan Pengolahan Tanah Terhadap Laju Dekomposisi Biogeotekstil, Biomassa C-Mikroba Dan Hasil Tanaman Jagung Di Lahan Kering. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Lahan kering merupakan sumberdaya lahan pertanian yang memiliki potensi besar dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia. Luas lahan kering di Indonesia sekitar 68,6 juta ha, sekitar 25,09 juta ha digunakan untuk budidaya tanaman semusim. Lahan kering tersebut memiliki kendala berupa kesuburan tanah yang rendah yang disebabkan oleh kegiatan pertanian tidak menggunakan kaidah konservasi tanah. Selain itu, kondisi lahan kering yang berada di daerah tropis menyebabkan laju dekomposisi berjalan dengan cepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penutup tanah dan pengolahan tanah terhadap laju dekomposisi biogeotekstil, biomassa C-mikroba serta hasil tanaman jagung di lahan kering. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 hingga bulan Mei 2018 di Kebun Percobaan Agrotechnopark Universitas Brawijaya (ATP UB) Jatikerto Kabupaten Malang, Jawa Timur. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dua faktor. Faktor pertama yaitu penutup tanah (B) dengan 6 taraf dan faktor kedua yaitu pengolahan tanah (P) dengan 2 taraf sehingga terdapat 12 perlakuan dengan 3 ulangan, berikut perlakuan dalam penelitian ini: B0P0: Tanpa Penutup Tanah dengan Pengolahan Tanah Konvensional, B0P1: Tanpa Penutup Tanah dengan Pengolahan Tanah Minimum, B1P0: Biogeotekstil dengan Pengolahan Tanah Konvensional, B1P1: Biogeotekstil dengan Pengolahan Tanah Minimum, B2P0: Biogeotekstil dan Residu Kacang Tunggak dengan Pengolahan Tanah Konvensional, B2P1: Biogeotekstil dan Residu Kacang Tunggak dengan Pengolahan Tanah Minimum, B3P0: Biogeotekstil dan Residu Orok-orok dengan Pengolahan Tanah Konvensional, B3P1: Biogeotekstil dan Residu Orok-orok dengan Pengolahan Tanah Minimum, B4P0: Biogeotekstil dan Residu Kacang Gude dengan Pengolahan Tanah Konvensional, B4P1: Biogeotekstil dan Residu Kacang Gude dengan Pengolahan Tanah Minimum, B5P0: Biogeotekstil dan Residu Koro Benguk dengan Pengolahan Tanah Konvensional, B5P1: Biogeotekstil dan Residu Koro Benguk dengan Pengolahan Tanah Minimum. Parameter yang diamati meliputi laju dekomposisi, biomassa C-mikroba, produktivitas tanaman jagung, C-organik tanah, N-total tanah, suhu dan kelembaban tanah. Analisis data menggunakan aplikasi Genstat 18 kemudian dilakukan uji lanjut dengan DMRT taraf 5% Residu tanaman legum dan pengolahan tanah berpengaruh terhadap laju dekomposisi biogeotekstil. Laju dekomposisi pada semua perlakuan termasuk dalam kategori cepat. Laju dekomposisi (k) biogeotekstil secara berturut-turut adalah sebagai berikut: B3P1 (0,12 minggu-1), B5P0 (0,10 minggu-1), B4P0 (0,10 minggu-1), B1P1 (0,10 minggu-1), B2P1 (0,09 minggu-1), B2P0 (0,09 minggu-1), B5P1 (0,08 minggu-1), B4P1 (0,08 minggu-1), B3P0 (0,08 minggu-1), B1P0 (0,08 minggu-1). Perlakuan penutup tanah dan pengolahan tanah berpengaruh nyata terhadap biomassa C-mikroba pada umur pengamatan 50 hst, biomassa C-mikroba meningkat 200% dan 26% pada perlakuan ii B5 dan P1 secara berturut-turut dibanding perlakuan B0 dan P0. Pada umur pengamatan 100 hst terjadi interaksi nyata antara penutup tanah dengan pengolahan tanah terhadap biomassa C-mikroba dan hasil panen tanaman jagung. Biomassa C-mikroba meningkat 500% pada perlakuan B5P1 dibanding perlakuan B0P0. Hasil panen jagung meningkat 40% pada perlakuan B2P1 dibanding perlakuan B0P0.

English Abstract

Dry land is an agricultural land resource that has great potential to support food supply in Indonesia. The area of dry land in Indonesia is around 68,6 million ha, around 25,09 million ha is used for cultivation of annual plants. The dry land has problems in the form of low soil fertility caused by agricultural activities not using soil conservation rules. In addition, the condition of dry land in the tropics causes the rate of decomposition to run quickly. The purpose of this study was to determine the effect of soil cover and tillage on the rate of biogeotextile decomposition, microbial biomass carbon and maize crop yield on dry land. The research was carried out in December 2017 to May 2018 at the Brawijaya Agrotechnopark Jatikerto, Malang Regency, East Java. The study was conducted with Randomized Block Design Factorial (RAKF) with two factor. The first factor is the soil cover (B) and the second factor is the tillage (P). The treatment in this study amounted to 12 treatments with 3 replications, the treatments in this study as follows:B0P0: without soil cover with conventional tillage B0P1: without soil cover with minimum tillage, B1P0: biogeotextile with conventional tillage, B1P1: biogeotextile with minimum tillage, B2P0: biogeotekstil and residue kacang tunggak with conventional tillage, B2P1: biogeotextile and residue kacang tunggak with minimum tillage, B3P0: biogeotextile and residue orok-orok with conventional tillage, B3P1: biogeotextile and residue orok-orok with minimum tillage, B4P0: biogeotekstil and residue kacang gude with conventional tillage, B4P1: biogeotextile and residue kacang gude with minimum tillage, B5P0: biogeotextile and residue koro benguk with conventional tillage, B5P1: biogeotextile and residue koro benguk with minimum tillage. Parameters observed included decomposition rate, microbial biomass carbon, productivity of corn plants, soil organic carbon, N-total, soil temperature and soil moisture. Data analysis using Genstat 18 application then carried out further testing with DMRT level of 5%. Residue legume cover crop and tillage effect on the rate of decomposition of biogeotextile. The rate of decomposition in all treatment including in the category quickly. The rate of decomposition (k) biogeotextile respectively are as follows: B3P1 (0,12 week-1), B5P0 (0,10 week-1), B4P0 (0,10 week-1), B1P1 (0,10 week-1), B2P1 (0,09 week-1), B2P0 (0,09 week-1), B5P1 (0,08 week-1), B4P1 (0,08 week-1), B3P0 (0,08 week-1), B1P0 (0,08 week-1). Treatment of soil cover and tillage significant effect against microbial biomass carbon at age 50 dap observations, microbial biomass carbon increased by 200% and 26% on treatment of B5 and P1 respectively compared to treatments B0 and P0. At the age of 100 dap observations, significant interaction occurs between the soil cover and tillage against microbial biomass carbon and maize crop yield. Microbial biomass carbon increased 500% in the treatment B5P1 compared to B0P0 treatment. Maize crop yield increased by 40% in the treatment B2P1 compared to B0P0 treatment.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FP/2018/665/051810000
Uncontrolled Keywords: Penutup Tanah, Pengolahan Tanah, Dekomposisi Biogeotekstil, Biomassa C-Mikroba, Tanaman Jagung, Lahan Kering
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 631 Specific techniques; apparatus, equipment materials > 631.4 Soil science
Divisions: Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi
Depositing User: Nur Cholis
Date Deposited: 13 Nov 2018 08:14
Last Modified: 19 Oct 2021 14:28
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/13359
[thumbnail of GALIH RIFALDI.pdf]
Preview
Text
GALIH RIFALDI.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item