Komunitas Fitoplankton Pada Kolam Tanah Dengan Menggunakan Pupuk Yang Berbeda (Kotoran Ayam, Kotoran Sapi) Di UPBAT Kepanjen Malang

Agustina, Ria (2013) Komunitas Fitoplankton Pada Kolam Tanah Dengan Menggunakan Pupuk Yang Berbeda (Kotoran Ayam, Kotoran Sapi) Di UPBAT Kepanjen Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Satu diantara upaya untuk meningkatkan produksi dalam budidaya secara tradisional di kolam adalah penyediaan makanan alami yang cukup dan berkesinambungan. Satu diantara usaha untuk peningkatan pakan alami adalah dengan cara pemupukan. Pupuk yang diberikan dapat merupakan sumber hara yang penting untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton, baik pupuk alami maupun pupuk buatan (komersial). Semakin meningkatnya harga pupuk anorganik, serta pengurangan subsidi pupuk anorganik oleh pemerintah. Salah satu alternatif yang dapat digunakan dengan menggunakan pupuk organik, dimana harga pupuk organik relatif murah dan mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi. Fitoplankton memegang peranan yang sangat penting dalam suatu perairan, fungsi ekologinya sebagai produsen primer dan awal mata rantai dalam jaring makanan menyebabkan fitoplankton sering dijadikan skala ukuran kesuburan suatu perairan. Tingkat berikutnya adalah pemindahan energi dari produsen ke tingkat tropik yang lebih tinggi melalui rantai makanan. Menurut Djarijah (1995), produsen adalah organisme yang memiliki kemampuan untuk menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitas hidupnya, sedangkan konsumen adalah organisme yang menggunakan sumber energi yang dihasilkan oleh organisme lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung kualitas air pada kolam yang akan digunakan (belum ada ikan) untuk budidaya pada kolam tanah yang dipupuk berbeda (kotoran ayam, kotoran sapi) dan mengetahui komunitas fitoplankton yang ada pada kedua kolam tanah tersebut di UPBAT Kepanjen. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November - Desember 2012, bertempat di kolam budidaya ikan Unit Pengelolaan Budidaya Air Tawar (UPBAT) Kepanjen Kabupaten Malang Jawa Timur dan dilanjutkan analisa sampel yang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Ilmu Perairan (IIP) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode eksperimen atau percobaan. Menurut Arikunto (2002), percobaan adalah suatu tindakan coba-coba (trial) yang dirancang untuk menguji keabsahan (validity) dari hipotesis yang diajukan. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah uji T untuk mengetahui apakah 2 sampel berasal dari populasi yang sama. Pengambilan sampel dilakukan setiap 1 minggu sekali selama 4 minggu. Waktu pengambilan sampel pada pukul 10.00 WIB dengan stasiun inlet, tengah dan outlet. Parameter kualitas air yang diukur meliputi suhu, kecerahan, kekeruhan, pH, oksigen terlarut, karbondioksida, nitrat dan posphat. Hasil penelitian untuk kualitas air selama 4 minggu didapatkan nilai : suhu pada kolam tanah dengan pupuk kotoran sapi 270C – 30,7 0C, kecerahan 13,58 - 36,75 cm, kekeruhan 17,67 NTU - 23 NTU, pH 8, DO 11,13 -12,50 mg/l, CO2 0 mg/l, Nitrat 0,047 - 0,142 mg/l, Orthofhosfat 0,027 - 0,121 mg/l. Sedangkan pada kolam tanah dengan pupuk kotoran ayam didapatkan nilai suhu 26,70C - 280C, kecerahan 29,33 – 36 cm, kekeruhan 18 NTU - 25 NTU, pH 8, DO 4,90 - 5,72 mg/l, CO2 1,43 –6,28 mg/l, Nitrat 0,276 – 0,853 mg/l, Orthofhosfat 0,069 - 0,131 mg/l. Berdasarkan analisa fitoplankton di kolam tanah dengan pupuk kotoran sapi dan kotoran ayam ditemukan 5 divisi yaitu (1) Chlorophyta terdiri dari 17 genus yaitu Chlorosarcina, Schroederia, Ankistrodesmus, Pediastrum, Hyalotheca, Netrium, Chlorella, Spirogyra, Scenedesmus, Polytoma, Eucapsis, Staurastum, Groenbladia, Rhizoclonium, Ulothrix, Chlorogonium dan Cosmarium; (2) Chrisophyta terdiri dari 9 genus yaitu Cyclotella, Caloneis, Nitzschia, Navicula, Chlorobotrys, Gomphonema, Synedra, Coscinodiscus dan Tetraedriella; (3) Cyanophyta terdiri dari 4 genus yaitu Merismopedia, Chrooccus, Oscillatoria dan Sinechocystis; (4) Phyrrophyta terdiri dari 1 genus yaitu Spiniferodinium; (5) Euglenophyta terdiri dari 2 genus yaitu Phacus dan Lephocinclis. Fitoplankton yang ditemukan pada kolam yang dipupuk dengan kotoran sapi paling banyak berasal dari divisi Chlorophyta sedangkan pada kolam yang dipupuk dengan kotoran ayam berasal dari divisi Chrysophyta. Kelimpahan fitoplankton didapatkan pada kolam tanah yang dipupuk ayam per minggu berkisar 190.180 – 921.670 ind/ml sedangkan pada kolam yang dipupuk kotoran sapi berkisar 101.380 – 151.700 ind/ml. Dengan hasil kelimpahan tersebut kedua kolam tergolong perairan eutrofik. Indeks diversitas dari kedua kolam yang dipupuk ayam maupun sapi dengan kisaran nilai 3,1 – 6,5 menunjukkan keanekaragaman fitoplankton keadaan tinggi dan banyak jenis fitoplankton. Dari hasil uji T diketahui bahwa nilai T hitung 1,899 dan T tabel 2,447. Karena t hitung < t tabel maka terima Ho/tolak H1yang artinya komunitas fitoplankton tidak berbeda nyata diantara pupuk ayam dengan pupuk sapi. Saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian adalah sebaiknya perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan membedakan dosis pupuk kotoran ayam sehingga mengetahui kelimpahan fitoplankton yang lebih optimal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/95/051305932
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 15 Jul 2013 09:13
Last Modified: 15 Jul 2013 09:13
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133385
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item