Analisis Kandungan Merkuri (Hg) pada Air dan Sedimen dengan Merkuri (Hg) pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Pesisir Tambak Wedi Surabaya

Oktavia, Gina (2013) Analisis Kandungan Merkuri (Hg) pada Air dan Sedimen dengan Merkuri (Hg) pada Kerang Hijau (Perna viridis) di Pesisir Tambak Wedi Surabaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul yang tinggi, mempunyai daya hantar panas, panas listrik yang tinggi dan memiliki densitas >5 gr/cm3 (Hutagalunget al., 1997). Pencemaran logam berat pada dasarnya terjadi dengan tidak sendirinya, namun terbawa oleh air, udara dan aktivitas manusia. Merkuri adalah unsur yang mempunyai nomor atom (NA=80) serta mempunyai massa molekul relatif (MR=200,59). Merkuri diberikan simbol kimia Hg yang merupakan singkatan yang berasal dari bahasa Yunani Hydrargyricum, yang berarti cairan perak. Salah satu penyebab pencemaran lingkungan oleh merkuri adalah pembuangan tailing pengolahan emas yang diolah secara amalgamasi, dimana merkuri mengalami perlakuan tertentu berupa putaran, tumbukan atau gesekan sehingga sebagian merkuri akan membentuk amalgram dengan logam-logam dan sebagian hilang dalam proses. Salah satu organisme yang umum dijadikan sebagai indikator adalah organisme dasar seperti kerang hijau (Perna viridis).Pada umumnya kerang hijau mempunyai sifat filter feeder yaitu hewan yang mengambil makanannya dengan cara menyaring air. Cara makan seperti ini yang menjadikan tubuh kerang cenderung mudah mengakumulasi bahan pencemar. Selain itu kerang hijau merupakan organisme sessile sehingga jenis kerang ini dapat digunakan sebagai indikator biologi untuk mengetahui tingkat pencemaran perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air di pesisir Tambak Wedi, untuk mengetahui kandungan merkuri pada air, sedimen, fitoplankton, insang, lambung, daging dan cangkang kerang hijau serta untuk mengetahui hubungan kandungan merkuri pada air, sedimen, dan fitoplankton dengan kandungan merkuri pada insang, lambung, daging dan cangkang kerang hijau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 di Pesisir Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya. Kadar merkuri pada perairan Pesisir Tambak Wedi berkisar antara 0,196-0,5 ppm. Kadar merkuri yang demikian sudah melebihi ambang batas yang diperbolehkan. Sarjono (2009), menyatakan bahwa suatu perairan dikategorikan tidak tercemar jika kadar Hg total terlarut sekitar 0,02-0,1 mg/l untuk air tawar dan kurang dari 0,01-0,03 mg/l untuk air laut. Kadar merkuri pada setiap stasiun memiliki perbedaan. Kadar Merkuri total pada sedimen Pesisir Tambak Wedi 2,145-4,709 ppm. International Association of Dredging Companies/ Central dredging Association (1997) dalam Febriyanto et al. (2011), menambahkan bahwa merkuri total pada sedimen dikatakan berbahaya bila kandungan merkuri pada sedimen sebesar 15 mg/l. Kadar merkuri total pada fitoplankton berkisar antara 0,623-1,15 ppm. Kandungan Merkuri total pada insang kerang berkisar antara 0,593-1,892 ppm. Kandungan Merkuri pada daging berkisar antara 0,198-0,758 ppm. Pada lambung kandungan Merkuri berkisar antara 0,987-2,904 ppm. Sedangkang kandungan Merkuri pada cangkang berkisar antara 0,379-1,118 ppm. Kandungan Merkuri pada kerang hijau yang demikian sudah melebihi batas yang diijinkan. Batas maksimum kandungan merkuri dalam tubuh ikan yang dikonsumsi oleh manusia menurut FAO/WHO dalam Rohmawati (2008), adalah 0,05 ppm. Pedoman baku mutu lingkungan menjelaskan bahwa, kadar makanan yang dikonsumsi langsung maksimum sebesar 0,001 ppm. Kualitas air yang diperoleh dari hasil pengamatan yaitu suhu berkisar antara 24-25°C, pH berkisar antara 7-9, salinitas berkisar antara 10-13 ppm, oksigen terlarut (DO) berkisar antara 3,4-4,1 ppm, bahan organik terlarut berkisar antara 39,82-87,22 ppm. Kualitas air yang demikian masih bisa mendukung kehidupan kerang hijau. Berdasarkan hasil yang diperoleh, kandungan merkuri pada air, insang, lambung, daging dan cangkang kerang hijau yang ada di Pesisir Tambak Wedi sudah melebihi ambang batas yang diijinkan. Sedangkan kandungan merkuri pada sedimen masih belum berbahaya. Kondisi kualitas air masih bisa mendukung kehidupan kerang hijau. Berdasarkan korelasi tersebut dapat dikatakan bahwa penyerapan merkuri total tertinggi pada fitoplankton. Air yang mengandung fitoplankton disaring melalui insang selanjutnya fitoplankton ini dicerna di dalam lambung kemudian didistribusikan ke daging. Hal ini dapat dikatakan bahwa sifat kerang hijau adalah filter feeder. Berdasarkan garis regresi, kandungan merkuri pada insang dan lambung kerang hijau banyak dipengaruhi oleh kandungan logam berat pada air dan fitoplankton. Sedangkan kandungan logam berat pada daging dan cangkang banyak dipengaruhi oleh fitoplankton. Saran yang dapat diberikan ialah diperlukan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan dalam mengelola lingkungan pesisir Tambak Wedi, karena di pesisir Tambak Wedi merupakan sumber mata pencaharian yang dapat membantu perekonomian penduduk sekitar Pesisir Tambak Wedi. Dalam mengelola lingkungan pesisir Tambak Wedi diperlukan pula kerjasama dari semua stakeholder agar wilayah tersebut yang merupakan habitat dari banyak ikan tidak semakin tercemar. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan merkuri radikal (Hg2+) di wilayah Pesisir Tambak Wedi.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/92/051305926
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 15 Jul 2013 09:04
Last Modified: 15 Jul 2013 09:04
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133384
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item