Fatoni, RBMohIbrahim (2013) Analisis Tataniaga Garam Rakyat di Desa Gersik Putih Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Sejak dahulu Madura dikenal sebagai pulau garam. Sebenarnya istilah pulau garam ini diambil dari komoditas potensial yang terdapat di Madura yaitu garam. Salah satu pemasok terbesar untuk kebutuhan garam nasional adalah Kabupaten Sumenep yang merupakan wilayah paling timur dari pulau Madura. (Suherman et all, 2010). Sumenep juga merupakan kabupaten yang mendapatkan bantuan PUGAR (Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat) dengan tujuan untuk meningkatkan produksi guna mencapai swasembada garam. Kinerja PUGAR dinilai cukup efektif dalam meningkatkan produksi garam rakyat dibandingkan produksi garam rakyat non Pugar, sehingga dapat mendukung swasembada garam nasional sesuai dengan potensi Kabupaten/Kota masing-masing. Paguyuban Petani Garam Rakyat Sumenep (Perras) dalam Warid (2012), memastikan hasil produksi garam rakyat selama musim kemarau 2012 ini lebih meningkat dibanding tahun sebelumnya. Tahun ini, produksi garam rakyat per hektar diperkirakan antara 90 hingga 100 ton selama satu musim, sedangkan tahun lalu hanya berkisar 60 hingga 70 ton per hektar. Sayangnya peningkatan produksi garam ini menyebabkan harga garam rakyat turun drastis dari harga garam yang ditetapkan oleh pemerintah. Rukayah (2012) menyatakan bahwa selama ini para petani garam yang terhimpit kebutuhan terpaksa menjual garamnya pada tengkulak lokal dengan harga sekitar 400 ribu rupiah per ton, padahal harga patokan pemerintah 550 ribu rupiah per ton untuk kualitas dua dan 750 ribu rupiah per ton untuk kualitas satu. Permasalahan – permasalahan harga garam yang tidak sesuai dengan HPP ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dilakukan di Desa Gersik Putih Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep yang merupakan dalah satu sentra garam rakyat di Kabupaten Sumenep. Di desa senta garam rakyat ini pula terjadi ketidak sesuaian HPP dengan harga yang diterima oleh petambak garam rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis sistem tataniaga garam rakyat, asimetri informasi harga dan standarisasi garam rakyat, efesiensi tataniaga garam rakyat, penyebab ketidak sesuaian harga garam rakyat dengan HPP dalam tataniaga garam rakyat di Desa Gersik Putih Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep Madura. Metode pengambilan sampel petambak garam rakyat sebagai responden penelitian ini dilakukan dengan cara purposive sampling dan aksidental sampling sedangkan untuk pengambilan sampel pada lembaga tataniaga garam yang berperan dalam tataniaga garam rakyat di Desa Gersik Putih Kecamatan Gapura Kabupaten Sumenep dilakukan dengan cara snowball sampling. Metode analisis penelitian ini dilakukan dengan menganalisis sistem tataniaga, asimetri informasi, serta efesiensi tataniaga garam rakyat untuk menemukan penyebab – penyebab terjadinya ketidak sesuaian HPP dengan harga pasar terutama pasar tingkat produsen yang terjadi dalam sistem tataniaga garam rakyat. Sistem tataniaga garam rakyat dianalisis dengan 3 pendekatan yaitu pendekatan saluran tataniaga niaga, fungsi lembaga tataniaga dan striktur pasar yang terbentuk dalam saluran tataniaga garam rakyat. Analisis asimetri informasi dilakukan dengan mendeskripsikan asimetri informasi serta menggolongkannya dalam model – model asimetri informasi. Analisis efisiensi dilakukan dengan pendekatan efisiensi operasional ( margin, farmer’s share, R/C ratio ). Dari penelitian ini didapat 4 saluran tataniaga garam rakyat yang berawal pada petambak garam rakyat di Desa Gersik putih. Setiap saluran memiliki perbedaan jumlah lembaga tataniaga yang berperan serta produk garam yang diperjual belikan dalam lingkup pasar konsumen akhir. Didapat pula adaya asimetri informasi yang terjadi dalam saluran tataniaga garam rakyat. Dilihat dari hasil analisis margin dan farmer’s share saluran tataniaga1 merupakan saluran tataniaga yang paling efesien dibanding dengan ke-3 saluran tataniaga lainnya tetapi jika dilihat secara keseluruhan, sistem tataniaga garam rakyat yang berawal pada petambak garam rakyat di Desa Gersik putih tidak efisen. Akibat ketidak efisienan dan asimetri informasi mengenai harga pasar garam rakyat dan penilaian kualitas garam rakyat mengakibatkan ketidak sesuaian HPP dengan harga pasar garam rakyat di tingkat petambak garam rakyat. Solusi yang direkomendasi untuk menyelesaikan permasalahan ketidak sesuaian harga HPP yaitu dengan mengubah kebiasaan pembagian hasil produksi petambak garam yang sebelumnya dilakukan setelah penjualan (dalam bentuk uang) menjadi sebelum penjualan (dalam bentuk garam), menciptakan lembaga penampung garam rakyat dan jaringan pemasaran bagi petambak garam, serta perlu adanya pengawasan lebih ketat yang dilakukan oleh pemilik tambak atau tengkulak untuk memastikan tidak adanya pencampuran kualitas garam.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2013/89/051305920 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 17 Jul 2013 10:06 |
Last Modified: | 17 Jul 2013 10:06 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133380 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |