Etika Masyarakat Pesisir Dalam Pelestarian Sumberdaya Alam Hayati Di Desa Padelegan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Jawa Timur

Suryandini, Erni (2013) Etika Masyarakat Pesisir Dalam Pelestarian Sumberdaya Alam Hayati Di Desa Padelegan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Krisis lingkungan yang dihadapi manusia merupakan akibat langsung dari pengelolaan lingkungan hidup yang non etik. Tanpa dilandasi dengan nilai-nilai etika lingkungan atau moral lingkungan. Artinya, manusia melakukan manajemen pengelolaan sumberdaya alam tanpa kepedulian pada peranan etika, sehingga dapat dikatakan bahwa krisis ekologis yang dihadapi saat ini berakar dari krisis etika lingkungan atau moral lingkungan (Suka, 2012). Desa Padelegan memiliki sumberdaya alam hayati yang melimpah, seperti tumbuhan mangrove yang subur dan terumbu karang. Sampai tahun 2002 yang lalu sumberdaya alam hayati tersebut mengalami penurunan dengan estimasi 45% dari sumberdaya hayati pesisir yang ada. Penurunan pada kesuburan mangrove terjadi akibat dari penebangan mangrove, adanya pembuangan limbah pabrik yang ada disekitar pesisir ke laut dan penggunan alat tangkap mini trawl membuat terumbu karang menjadi rusak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Profil dan karakteristik dari masyarakat pesisir di Desa Padelegan, Etika masyarakat pesisirn tentang kelestarian sumberdaya alam hayati, Peran pemerintah dan tokoh masyarakat dalam menumbuhkan etika masyarakat terhadap pelestarian sumberdaya alam hayati di Desa Padelegan. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 25 februari tahun 2013 sampai dengan tanggal 13 maret tahun 2013 pada masyarakat pesisir desa Padelegan Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan Propinsi JawaTimur. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan snow ball sampling yaitu pengambilan sampel dari populasi objek penelitian dengan menentukan sampel pertama yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten Pamekasan, kemudian sampel berikutnya ditentukan berdasarkan informasi dari sampel pertama yaitu ke kecamatan Pademawu, sampel ketiga ditentukan oleh sampel kedua yaitu Kepala desa Padelegan dan sampel berikutnya adalah masyarakat pesisir di Desa Padelegan. Cara pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dianalisa secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan data Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan potensi ekosistem mangrove yang ada di Desa Padelegan dengan estimasi sebesar 33,9 Ha dengan kerusakan mencapai 3,5 Ha atau 10,3 % dari total potensi. Sepanjang pesisir Desa Padelegan merupakan deretan ekosistem mangrove, tetapi dengan berjalannya waktu banyak terjadi kerusakan terkait etika masyarakat pesisir tehadap ekosistem mangrove. Bahkan sampai saat ini kegiatan perusakan terhadap ekosistem mangrove di Desa Padelegan masih sering terjadi, seperti pembabatan lahan mangrove untuk pembukaan lahan atau sekedar untuk kayu bakar. Sehingga dapat dikatakan bahwa mangrove mempunyai peranan penting, baik secara lokal, nasional maupun global. Dengan demikian, keberadaan ekosistem mangrove perlu diatur dan ditata secara bertanggung jawab sehingga kelestariannya dapat dipertahankan. Menurut Undang – undang nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil pada Pasal 35 yang menerangkan bahwa setiap orang baik secara langsung maupun tidak langsung dilarang melakukan perusakan terhadap sumber daya alam hayati pesisir, baik berupa ekosistem mangrove, terumbu karang, padang lamun dan lingkungan pesisir. Sehingga sangat jelaslah bahwa segala tindakan atau kegiatan yang dapat merusak ekosistem sumber daya alam hayati pesisir adalah perbuatan ilegal. Dalam kegiatan konservasinya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan telah melaksanakan kegiatan pelestarian sumber daya alam hayati melalui kebijakan programnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan memiliki peranan penting dalam menjaga ekosistem kelautan khususnya di Desa Padelegan Selama ini peran Kepala Desa ataupun tokoh masyarakat di Desa Padelegan terkait kelestarian sumber daya alam hayati hanya sebatas teguran saja jika ditemui adanya pelanggaran. Artinya tidak ada dukungan langsung dalam pelestariannya, seperti kegiatan konservasi atau sosialisai. Hal ini sejalan dengan pendapat AFK sebagai tokoh pemuda Desa Padelegan yang mengungkapkan bahwa selama ini dari Pemerintah hanya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan yang konsisten melakukan kegiatan konservasi dan rehabilitasi perairan pesisir dan beberapa kelompok nelayan saja. Saran yang dapat diberikan untuk kelestarian sumberdaya alam hayati pesisir di Desa Padelegan yaitu, Masyarakat Desa Padelegan harus lebih memiliki kesadaran dan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati pesisir, dengan mengikuti dan mendukung semua program dari Pemerintah, sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki terhadap lingkungannya dan tidak lagi melakukan hal-hal yang dapat merusak lingkungan atau ekosistem peraiaran pesisir. Perlunya peranan lebih dari semua pihak dalam menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati pesisir, tidak hanya Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pamekasan, tetapi peran juga harus dimilki oleh tokoh masyarakat/ulama/nelayan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Instansi-instansi Pemerintah lainnya yang terkait dengan Lingkungan.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/82/051305907
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 17 Jul 2013 09:42
Last Modified: 17 Jul 2013 09:42
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133374
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item