Penerapan Teknologi Budidaya Tambak Sistem Intensif yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei)

Aulia, NurlailiRestu (2013) Penerapan Teknologi Budidaya Tambak Sistem Intensif yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelulushidupan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Udang merupakan komoditas primadona yang diandalkan dalam meningkatkan devisa negara. Perkembangan budidaya udang vanamei di Indonesia sejak tahun 2005 hingga tahun sekarang ini sangat pesat, terutama dalam skala budidaya yang mengarah pada peningkatan produksi secara intensif. Dengan padat tebar di atas 50 ekor/m2 bahkan terdapat juga kepadatan yang mencapai lebih dari 200 ekor/m2, maka penerapan teknologi budidaya di tambak sangat progresif dan mampu memberikan akses terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang yang optimal. Namun, penurunan produksi udang nasional terjadi setiap tahun akibat rendahnya kualitas air pada sistem tambak yang disebabkan oleh tingginya akumulasi senyawa toksik seperti ammonia dan nitrit. Untuk menanggulangi penurunan kualitas air yang dapat mengganggu kelangsungan hidup udang vannamei (Litopenaeus vannamei), perlu dilakukan berbagai upaya penerapan sistem budidaya tambak intensif yang berbeda-beda. Salah satu di antaranya adalah penerapan teknologi bioflok. Teknologi bioflok merupakan salah satu alternatif baru dalam mengatasi kualitas air, serta flok-flok tersebut dapat dikonsumsi oleh udang sebagai pakan tambahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan atau Survival Rate (SR) udang vannamei (L. vannamei) dengan adanya penerapan teknologi budidaya tambak sistem intensif yang berbeda (bioflok, semi bioflok dan plankton). Penelitian ini dilaksanakan di tiga lokasi pertambakan udang vannamei yaitu: 1) Desa Bancar, Kecamatan Bancar, 2) Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang dan 3) Desa Keradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur pada bulan November 2012 hingga bulan Februari 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan data dalam penelitian ini diperoleh dari tiga lokasi pertambakan udang vannamei dengan sistem intensif yaitu pertambakan dengan teknologi bioflok di Desa Bancar, Kecamatan Bancar, pertambakan dengan teknologi semi bioflok di Desa Tasikmadu, Kecamatan Palang dan pertambakan dengan teknologi non bioflok (plankton) di Desa Keradenan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Propinsi Jawa Timur. Dari ketiga lokasi tersebut, data diambil pada tiga petakan tambak dari masing-masing lokasi pertambakan dengan penerapan teknologi yang berbeda-beda dengan usia pemeliharaan dan asal benur yang sama. Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan panjang harian dan tingkat kelulushidupan atau Survival Rate (SR), sedangkan parameter penunjang dalam penelitian ini adalah konversi pakan (FCR), biomassa dan kualitas air. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis deskripsi kuantitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari ketiga teknologi budidaya yang diterapkan di masing-masing tambak, laju pertumbuhan bobot harian ratarata udang vannamei di tambak bioflok sebesar 2,62%, semi bioflok sebesar 2,50% dan non bioflok (plankton) sebesar 2,10%. Sedangkan laju pertumbuhan panjang harian rata-rata udang vannamei di tambak dengan teknologi bioflok sebesar 0,88%, semi bioflok sebesar 0,82% dan non bioflok (plankton) sebesar 0,73%. Bobot rata-rata udang pada 40-90 hari masa pemeliharaan bertambah dari 3,74-6,24 gr menjadi 10,52-19,67 gr dan panjang rata-rata bertambah dari 8,4-10,20 cm menjadi 12,00-14,60 cm. Survival Rate (SR) rata-rata udang vannamei dalam masa pemeliharaan + 90 hari di tambak dengan teknologi bioflok yaitu sebesar 82,74%, semi bioflok sebesar 72,92% dan non bioflok (plankton) sebesar 80,62%. Konversi pakan (FCR) rata-rata udang vannamei dalam masa pemeliharan + 90 hari di tambak dengan teknologi bioflok sebesar 1,44, semi bioflok sebesar 1,81, dan non bioflok (plankton) sebesar 1,59. Nilai iomassa udang vannamei saat panen di tambak teknologi bioflok sebesar 4.549,55-7.883,57 kg/petak, tambak teknologi semi bioflok sebesar 4.658,70– 6,899,40 kg/petak dan tambak teknologi non bioflok (plankton) sebesar 2.997,36–3.698,52 kg/petak. Parameter kualitas air pada masing-masing tambak (bioflok, semi bioflok dan non bioflok (plankton)) di antaranya yaitu suhu (27,3- 320C), kecerahan (20-35 cm), DO (4,7-7,3 ppm), salinitas (1-40 ppt), pH (6,4- 8,2), ammonia (0,085-0,744 ppm), nitrit (0,010-0,082 ppm) dan nitrat (0,643- 1,016 ppm) dalam kondisi yang dapat dikatakan optimal. Sehingga perairan masing-masing tambak tersebut masih layak untuk dilakukan budidaya udang vannamei. Jadi dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan bobot harian udang vannamei tertinggi yaitu pada tambak bioflok (2,62%) dan laju pertumbuhan panjang harian tertinggi yaitu pada tambak bioflok (0,88%), sedangkan Survival Rate (SR) udang vannamei tertinggi yaitu pada tambak bioflok (82,74%). Konversi pakan (FCR) udang vannamei terbaik yaitu pada tambak bioflok (1,44), dan nilai biomassa udang vannamei (Litopenaeus vannamei) tertinggi saat panen yaitu di tambak teknologi bioflok (5.194,38-7.883,57 kg/petak). Parameter kualitas air pada masing-masing tambak (bioflok, semi bioflok dan non bioflok (plankton)) dalam kondisi yang dapat dikatakan optimal. Sehingga perairan masing-masing tambak tersebut masih layak untuk dilakukan budidaya udang vannamei. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan kondisi lingkungan yang seragam, seperti lokasi penelitian, luas petakan masing-masing tambak, kualitas air, dan lain sebagainya, sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dari kondisi lingkungan yang sama. Selain itu, dapat disarankan bahwa dalam penerapan teknologi budidaya di tambak seperti teknologi bioflok pada tambak udang vannamei (Litopenaeus vannamei), seharusnya lebih terkontrol dan intensif, sehingga dapat meminimalisir adanya penyakit dan menghasilkan produksi yang maksimal.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/63/051305571
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.8 Aquaculture
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Budidaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 17 Jul 2013 13:00
Last Modified: 17 Jul 2013 13:00
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133354
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item