Studi Komunitas Moluska di Ekosistem Mangrove, Pantai Ketapang, Kecamatan Kademangan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur

Akbar, Miral (2013) Studi Komunitas Moluska di Ekosistem Mangrove, Pantai Ketapang, Kecamatan Kademangan Kabupaten Probolinggo Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Salah satu kelompok fauna invertebrata yang hidup di ekosistem mangrova adalah kelompok moluska yang didominasi oleh kelas Gastropoda. Moluska merupakan hewan lunak yang memiliki tingkat keragaman paling tinggi. Phylum moluska banyak terdapat di air tawar dan air laut. Phylum moluska banyak hidup di daerah ekosistem karang, mangrove dan padang lamun. Komunitas adalah kumpulan dari populasi yang hidup dalam daerah atau habitat tertentu, merupakan satuan yang terorganisir. Sehingga untuk mengetahui komunitas moluska di pantai Ketapang, maka perlu dilakukan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas moluska pada ekosistem mangrove yang meliputi kepadatan, distribusi, keseragaman dan dominasi serta kondisi fisika kimia perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2012-Maret 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey, dan teknik pengambilan data dengan observasi dan wawancara secara langsung di lapang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode transek linier kuadratik. Setiap transek berukuran 1x1 m2 terdapat 3 plot ditarik tegak lurus ke arah laut, dengan jarak antar plot adalah 50 m. Lokasi penelitian dibagi menjadi 3 stasiun. Stasiun I terletak pada utara pantai yang ditumbuhi vegetasi mangrove tingkat semai dengan jenis Rhizophora mucronata di sepanjang pasang surut air laut dengan luas ± 150 m2, di stasiun ini dapat dijumpai beberapa vegetasi yang dekat dengan dengan tumbuhan mangrove antara lain yaitu pohon kelapa dan padi. Masyarakat tidak jarang melakukan aktivitas di kawasan mangrove ini untuk mencari kayu mangrove yang sudah mati, kondisi vegetasi mangrove terlihat subur dengan substrat lempung berpasir. Stasiun II terletak terletak di tengah lokasi penelitian dan tidak ditubuhi oleh mangrove karena di stasiun ini memang ada faktor kesengajaan oleh masyarakat untuk tidak menanam mangrove agar memudahkan kegiatan transportasi pelayaran atau perikanan mereka karena area ini salah satu tempat sandaran serta jalan untuk aktivitas nelayan dan perahu nelayan. Stasiun III terletak di area selatan pantai yang ditumbuhi vegetasi mangrove tingkat pohon. Area ini merupakan lokasi pertemuan antara air tawar dengan air laut mulai darat hingga laut dan kondisi substrat dasarnya sangat licin. Lokasi pengambilan sampel moluska yaitu pada tiap stasiun pengamatan dimana jarak antara stasiun I dan II sejauh ± 50 m dan jarak antar transek ± 50 m. Pada setiap transek terdapat 3 plot ditarik tegak lurus menuju laut. Jadi pada tiap stasiun terdapat 3 buah plot. Pada setiap transek dikumpulkan spesies moluska dan dimasukkan ke dalam toples plastik kemudian diawetkan menggunakan larutan alkohol 70 % untuk diidentifikasi menggunakan buku identifikasi (FAO, 1998) di Laboratorium Hirobiologi FPIK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi moluska yang ditemukan hanya kelas Gastropoda yang terdiri dari 2 ordo. Ordo Neogastropoda terdiri dari 1 genus dan 1 spesies dan ordo Caenogastropoda terdiri dari 4 genus dan 4 spesies. Pada stasiun I dan II didapat nilai kepadatan tertinggi pada spesies Cerithium rocalium masing-masing (25 dan 24 ind/m2) dan nilai kepadatan tertinggi yang terdapat pada stasiun III pada spesies Telescopium telescopium (24,66 ind/m2). Nilai indeks Morisita 3,42861. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa moluska memiliki pola distribusi yang mengelompok (Id>1). Indeks Dominasi (Indeks Simpson) pada stasiun I, II dan III berkisar antara 0,19994-0,19996 (Mendekati 1). Nilai dominasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya spesies tertentu yang mendominasi pada ekosistem. Nilai keragaman (Indeks Diversitas Shannon) pada stasiun I, II dan III berkisar 0,9987-1,9997, hal ini berarti penyebaran jumlah individu tiap spesies dan kestabilan komunitas sedang. Indeks dominasi yang diperoleh mendekati 0, hal ini berarti bahwa hampir tidak ada spesies yang mendominasi dalam komunitas tersebut. Hal ini juga diperlihatkan oleh nilai keseragaman yang tinggi. Nilai indeks dominasi yang diperoleh < 0,4, sehingga dapat dikategorikan kedalam dominasi rendah yaitu tidak ada speises yang mendominasi. Kondisi lingkungan seperti suhu berkisar antara 29-320C, pH antara 7,2-7,5, salinitas antara 27,5-30 0/00, Bahan Organik Tanah (BOT) kisaran 0,47-1,18 %, Substrat antara lain berpasir dan berdebu. Binatang infauna sering kali memberikan reaksi yang menyolok terhadap ukuran butiran atau “tekstur” dasar laut. Dengan menetapkan rasio antara pasir-lumpur-lempung sudah dapat diramalkan jenis organisme yang ditemukan. Data mangrove dan moluska yang diperoleh, diharapkan dapat digunakan dalam pemanfaatan mangrove yang lebih terarah oleh pemerintah daerah dan masyarakat setempat serta instansi yang terkait dan parameter yang diukur perlu memperlihatkan korelasi yang baik dengan kehidupan moluska. Rekomedasinya perlu dilakukan pengukuran parameter lain seperti kandungan phospat dan senyawa kalsium karbonat, karena senyawa kalsium karbonat merupakan unsur utama dari cangkang Gastropoda.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/54/051305554
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 15 Jul 2013 09:53
Last Modified: 15 Jul 2013 09:53
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133344
Full text not available from this repository.

Actions (login required)

View Item View Item