Fatmawati, SilviCahyu (2013) Analisa Pertumbuhan Udang Vannamei (Liptonaeus Vannamei) Dan Bandeng (Chanos Chanos) Pada Tambakmonokultur Dan Polikultur Di Desa Duduk Sampeyan Kec. Duduk Sampeyan Kab. Gresik. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Dalam budidaya tambak sering kita temui udang dan bandeng sebagi biota yang dibudidayakan. Kini petambak lebih memilih udang vannamei dibandingkan jenis udang lainnya karena udang vannamei memiliki kelebihan antara lain lebih tahan terhadap penyakit, pertumbuhannya lebih cepat, tahan terhadap gangguan lingkungan, kelangsungan hidupnya tinggi serta lebih hemat pakan. Sedangkan petambak banyak membudidayakan ikan bandeng karena ikan bandeng mampu bertahan terhadap gangguan lingkungan, tidak membutuhkan perawatan atau perlakuan khusus dalam membudidayakannya seta permintaan pasar yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sistem budidaya monokultur dan polikultur terhadap pertumbuhan bandeng (Chanos chanos)maupun udang vannamei (Liptonaeus vannamei).Sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dan informasi bagi petambak dalam menentukan pilihan sistem budidaya agar produksi lebih meningkat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder.Data primer yang diamati adalah pengamatan pertumbuhan udang vannamei dan ikan bandeng, pengukuran kualitas air serta kualitas tanah. Untuk pengukuran kualitas air meliputi suhu, kecerahan, pH, DO, nitrat, orthofosfat, ammonia, karbondioksida dan plankton. Sedangkan untuk pengukuran kualitas tanah meliputi tekstur, pH dan BO.Data sekunder yang dihimpun adalah gambaran umum daerah atau wilayah penelitian, wawancara. Sampel diambil dari masing-masing sistem budidaya yakni ada satu tambak sehingga tambak penelitian ada 3 tambak yaitu tambak monokultur udang vannamei, tambak monokultur bandeng dan tambak polikultur.Pada pengambilan sampel air dilakukan pada 2 stasiun untuk masing-masing tambak yaitu pintu air sebagai inlet serta outlet tambak dan tengah tambak.Penelitian ini dilakukan seminggu sekali dalam 8 minggu.Sedangkan untuk mengukur pertumbuhan bandeng dan udang yaitu dengan menimbang berat tubuh bandeng dan udang. Sample biota diambil secara acak sebanyak masing-masing 50 ekor. Pengambilan menggunakan seser lalu biota diletakkan pada bak yang sebelumnya telah diisi dengan air tambak. Pada tambak monokultur udang, hasil pengukuran kualitas air diperoleh suhu berkisar antara 26 – 31 oC, kecerahan berkisar 25,5 – 28,5 cm, pH berkisar 6.9 – 7.9 ppm, DO berkisar 4.8 – 6.7 ppm, nitrat berkisar 0.02 – 0.16 ppm, orthofosfat berkisar 0.002 – 0.138 ppm, ammonia berkisar 0.05 - 0.51 ppm, karbondioksida tidak terdeteksi. Untuk hasil plankton yang ditemukan ada 6 filum yaitu Clorophyta, Chloromonadophyta, Bacillariophyta, Cyanophyta, Euglenophyta dan Chrysophyta. Dari jenis plankton yang ditemukan, filum Clorophyta yang mendominasi. Untuk densitas berkisar 7,1 x 104– 1,1 x 105sel/ml. Sedangkan untuk hasil pengukuran kualitas tanah diperoleh hasil tekstur tanah yaitu pasir berlempung, pH 6,7 ppm dan bahan organik tanah berkisar 0,8%. Pada tambak monokultur bandeng, hasil pengukuran kualitas air diperoleh suhu berkisar antara 26 – 30 oC, kecerahan berkisar 25 – 31 cm, pH berkisar 6.8 – 7.8 ppm, DO berkisar 4.9 – 6.8 ppm, nitrat berkisar 0.05 – 0.18 ppm, orthofosfat berkisar 0.013 – 0.98 ppm, ammonia berkisar 0.01 - 0.89 ppm, karbondioksida tidak terdeteksi. Untuk hasil plankton yang ditemukan ada 6 filum yaitu Clorophyta, Chloromonadophyta, Bacillariophyta, Cyanophyta, Euglenophyta dan Chrysophyta.Dari jenis plankton yang ditemukan, filum Clorophyta yang mendominasi. Untuk densitas berkisar 7,1 x 104– 1,3 x 105sel/ml. Sedangkan untuk hasil pengukuran kualitas tanah diperoleh hasil tekstur tanah yaitu lempung ber pasir, pH 6,5 ppm dan bahan organik tanah berkisar 1,68%. Pada tambak polikultur, hasil pengukuran kualitas air diperoleh suhu berkisar antara 26 – 31 oC, kecerahan berkisar 26 – 28,5 cm, pH berkisar 6.9 – 7.9 ppm, DO berkisar 4.7 – 6.9 ppm, nitrat berkisar 0.04 – 0.21 ppm, orthofosfat berkisar 0.009 – 0.128 ppm, ammonia berkisar 0.06 - 0.89 ppm, karbondioksida tidak terdeteksi. Untuk hasil plankton yang ditemukan ada 6 filum yaitu Clorophyta, Chloromonadophyta, Bacillariophyta, Cyanophyta, Euglenophyta dan Chrysophyta. Dari jenis plankton yang ditemukan, filum Clorophyta yang mendominasi. Untuk densitas berkisar 6,5 x 104 – 1 x 105 sel/ml. Sedangkan untuk hasil pengukuran kualitas tanah diperoleh hasil tekstur tanah yaitu lempung berpasir, pH 6,5 ppm dan bahan organik tanah 1,39%. Hasil T hitung pada udang vannamei sebesar 0.13 dengan selang kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sistem budidaya polikultur dan monokultur terhadap pertumbuhan udang vannamei (Liptonaeus vannamei) (T hitung < T tabel). Sedangkan hasil T hitung pada ikan bandeng sebesar 0.93 dengan selang kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sistem budidaya polikultur dan monokultur terhadap pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos)(T hitung < T tabel). Dari data hasil SGR ikan bandeng dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ikan bandeng lebih baik pada tambak monokultur daripada tambak polikultur. Kesimpulan yang diperoleh hasil T hitung pada udang vannamei sebesar 0.13 dengan selang kepercayaan 95% sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan sistem budidaya polikultur dan monokultur terhadap pertumbuhan udang vannamei (Liptonaeus vannamei) (T hitung < T tabel).Sedangkan hasil T hitung pada ikan bandeng sebesar 0.93 dengan selang kepercayaan 95% disimpulkan bahwa ada perbedaan sistem budidaya polikultur dan monokultur terhadap pertumbuhan ikan bandeng (Chanos chanos) (T hitung < T tabel). Dari data hasil SGR ikan bandeng dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ikan bandeng lebih baik pada tambak monokultur daripada tambak polikultur. Laju pertumbuhan spesifik pada udang vannamei dan ikan bandeng pada tambak penelitian menunjukkan laju pertumbuhan yang rendah atau dibawah rata-rata laju pertumbuhan udang vannamei dan ikan bandeng pada umumnya. Adapun parameter kualitas air dan kualitas tanah menunjukkan hasil masih normal untuk mendukung kegiatan budidaya perairan. Sarannya adalah dari hasil SGR monokultur dan polikultur dari udang vannamei dan ikan bandeng menunjukkan hasil masih rendah, sehingga untuk meningkatkan SGR dengan cara pemberian pakan secara terkontrol, memperhatikan kualitas tanah dan air misalnya dengan cara pemberian pupuk dan kapur sehingga pakan alami yang tersedia cukup.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2013/288/051400263 |
Subjects: | 600 Technology (Applied sciences) > 636 Animal husbandry |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Hasbi |
Date Deposited: | 24 Jan 2014 09:42 |
Last Modified: | 24 Jan 2014 09:42 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133297 |
Actions (login required)
View Item |