Deteksi Virus WSSV (White Spot Syndrome Virus) pada DNA Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak yang Menggunakan Biosecurity dan Tambak Tanpa Biosecurity

D, RachmadinMega (2013) Deteksi Virus WSSV (White Spot Syndrome Virus) pada DNA Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak yang Menggunakan Biosecurity dan Tambak Tanpa Biosecurity. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Di daerah Situbondo, yaitu di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih terdapat area pertambakan bernama “Sabu Timur” yang melakukan budidaya pembesaran udang vannamei secara intensif dengan menggunakan tambak terpal. Pada tanggal 18 April 2013, udang vannamei yang dibudidayakan di salah satu tambak di area pertambakan “Sabu Timur” tersebut terinfeksi penyakit yang disebabkan oleh virus WSSV (White Spot Syndrome Virus), sehingga teknisi tambak melakukan biosecurity pada tambak yang terinfeksi agar virus WSSV tidak menginfeksi udang vannamei di tambak sekitarnya. Tujuan dari srikpsi ini adalah untuk mendeteksi keberadaan virus WSSV pada DNA udang vannamei yang dibudidayakan di tambak biosecurity dan tambak tanpa biosecurity. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2013 di tambak udang vannamei yang berlokasi di area pertambakan “Sabu Timur” di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo dan Laboratorium Sentral Ilmu Hayati Universitas Brawijaya Malang untuk mengetahui ekspresi gen ICP11 pada DNA udang vannamei dan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Situbondo untuk uji kualitas air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik surveillance. Teknik pengambilan data meliputi data primer dan sekunder. Perolehan dan pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan wawancara dan observasi langsung pada pengukuran parameter kualitas air baik fisika maupun kimia dan pengamatan morfologi udang serta ekspresi gen ICP11 pada DNA udang vannamei di laboratorium. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui laporan - laporan, pustaka serta data dari para peneliti yang terkait dengan pengelolaan tambak udang vannamei, kualitas air yang menunjang bagi budidaya udang vannamei dan kondisi udang vannamei yang terserang penyakit. Pengambilan sampel air dan udang dilakukan di inlet dan outlet tambak dengan pengambilan sampel dilakukan 1 kali dalam 1 minggu selama 3 minggu pada pukul 10.00 – 11.00 WIB. Pengamatan morfologi pada udang vannamei dalam setiap minggunya diambil sebanyak 20 ekor udang pertambaknya dan dikelompokkan menjadi 3 kelompok menurut tingkat penginfeksiannya (sehat, kronis dan akut). Untuk pengamatan ekspresi gen ICP11 pada DNA udang vannamei dilakukan menurut tingkat penginfeksiannya. Pada pengukuran kualitas air di tambak bosecurity dan tambak tanpa biosecurity didapatkan hasil yaitu suhu perairan di tambak bosecurity berkisar 27,52 – 32,21 oC dan tambak tanpa biosecurity berkisar 28,15 – 32,64 oC, nilai kecerahan perairan tambak biosecurity berkisar 19 – 26,75 cm dan tambak tanpa biosecurity berkisar 20 – 27 cm, kadar salinitas di tambak biosecurity dan tambak tanpa biosecurity berkisar antara 28 – 29 ppt, nilai pH perairan tambak biosecurity berkisar 8,46 – 8,63 dan tambak tanpa biosecurity berkisar 8,12 – 8,58, nilai DO pada tambak biosecurity berkisar 4,73 – 6,72 ppm dan tambak tanpa biosecurity berkisar 4,68 – 6,65 ppm, kadar amonia pada tambak biosecurity berkisar 0,019 – 0,042 ppm dan tambak tanpa biosecurity kadar amonia berkisar 0,012 – 0,037 ppm, kadar nitrit di perairan tambak biosecurity dan tambak tanpa biosecurity sebesar < 0,001 ppm dan nilai TOM pada perairan tambak biosecurity berkisar 79,60 – 96,58 ppm dan tambak tanpa biosecurity berkisar 75,91 – 94,29 ppm. Hasil pengukuran panjang tubuh udang berkisar 7,6 – 14,9 cm dengan kondisi morfologi udang tidak menunjukkan gejala terinfeksi virus WSSV baik dari tambak biosecurity maupun tanpa biosecurity. Berdasarkan uji PCR dengan menggunakan primer spesifik WSSV pada DNA udang vannamei didapatkan hasil pada tambak biosecurity dan tambak tanpa biosecurity menunjukkan hasil terinfeksi oleh virus WSSV. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa, udang vannamei yang dibudidayakan di tambak biosecurity dan tambak tanpa biosecurity terdeteksi adanya virus WSSV pada DNA udang vannamei meskipun secara morfologi tidak menampakkan gejala terinfeksi. Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah untuk menanggulangi penyebaran infeksi virus WSSV ke tambak yang lain diharapkan dapat dilakukan pemanenan udang lebih awal pada tambak yang telah terinfeksi, mengingat sampai saat ini belum ditemukan cara untuk mengobati udang yang telah terinfeksi virus WSSV dan perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang daya dukung tambak terhadap kehidupan udang vannamei yang ditinjau dari segi biofisik.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/184/051307946
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 03 Oct 2013 09:01
Last Modified: 21 Oct 2021 04:58
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133194
[thumbnail of SKRIPSI_RACHMADIN_MSP09.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI_RACHMADIN_MSP09.pdf

Download (2MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item