Pengaruh Suhu Pembekuan Terhadap Rendemen dan Aktivitas Antioksidan Yang Diekstrak dari Alga Coklat Sargassum filipendula

Afianto, StevanusAde (2013) Pengaruh Suhu Pembekuan Terhadap Rendemen dan Aktivitas Antioksidan Yang Diekstrak dari Alga Coklat Sargassum filipendula. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Rumput laut, termasuk alga coklat Sargassum filipendula merupakan salah satu sumberdaya hayati perairan laut Indonesia yang secara potensial memiliki nilai ekonomis dan komoditi ekspor yang tinggi. Hal tersebut salah satunya dikarenakan memiliki kandungan senyawa bioaktif yang berperan sebagai antioksidan. Ektraksi senyawa bioaktif dari alga coklat jenis ini pada umumnya masih sederhana dengan menggunakan metode maserasi. Oleh karena itu, pembekuan digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menyingkat waktu maserasi yang mencapai waktu hingga 3 x 24 jam, agar kualitas senyawa bioaktif terjaga dan senyawa bioaktif dapat terekstrak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh suhu pembekuan yang berbeda terhadap kerusakan jaringan alga coklat Sargassum filipendula, serta rendemen dan aktivitas antioksidan dari ekstrak Sargassum filipendula. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan Fakutas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan Laboratorium Biologi Dasar Fakultas MIPA Universitas Brawijaya pada bulan Mei−Agustus 2012. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan parameter kuantitatifnya yaitu laju pembekuan, nilai rendemen, nilai kadar air, nilai IC50 melalui penghambatan radikal bebas DPPH dengan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan parameter kulitatifnya yaitu pengamatan kerusakan jaringan secara makroskopis dan uji senyawa fitokimia (alkaloid, flavonoid dan fenolat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa grafik pembekuan yang terbagi menjadi tiga tahapan dengan laju A (−18°C) sebesar 0,292±0,013 cm/jam; B (−27°C) sebesar 0,741±0,034 cm/jam; dan C (−30°C) sebesar 0,919±0,041 cm/jam termasuk ke dalam laju pembekuan lambat. Suhu pembekuan dengan menggunakan lempeng (plat) sentuh pembeku mempengaruhi kerusakan yang serius di bagian permukaan jaringan epidermis dan parenkim batang sampel perlakuan A (−18°C). Jaringan batang sampel perlakuan B (−27°C) dan C (−30°C) hanya mengalami pengkerutan. Hancurnya jaringan (freezing injury) diduga akibat sel−sel yang pecah atau robek oleh kristal es saat pembekuan. Komponen dari sel yang diduga senyawa bioaktif yang bersifat non polar yang dimungkinkan muncul akibat perlakuan pembekuan pada suhu −30°C yang ditunjukkan pada bagian (spot) warna kuning pada gambar irisan melintang batang. Jaringan daun sampel perlakuan A (−18°C), B (−27°C) dan C (−30°C) juga mengalami pengkerutan di bagian tengah (berkas pembuluh) dan mesofilnya. Pengkerutan terjadi diduga akibat sel mengalami dehidrasi. Saat pencairan (thawing) sebagian cairan tidak dapat diserap kembali, dan sel−sel menjadi mengkerut karena dinding sel kehilangan rigiditas. Nilai rendemen (%) crude ekstrak perlakuan Kontrol, A (−18°C), B (−27°C) dan C (−30°C) masing−masing sebesar 1,446±0,310; 1,521±0,227; 1,638±0,514; dan 1,569±0,302. Pada perlakuan A (−18°C), B (−27°C) dan C (−30°C) nilai rendemen didapati lebih besar dibanding kontrol. Hal ini disebabkan perlakuan pembekuan yang mempengaruhi kerusakan sel dan posisi cairan pada sampel S. filipendula yang dibekukan yang mana dapat mengoptimalkan kandungan senyawa polar, yaitu senyawa bioaktif dan air, terlarut dalam pelarut etanol saat proses maserasi terjadi. Nilai IC50 (ppm) aktivitas antioksidan penangkap radikal bebas DPPH perlakuan Kontrol, A (−18°C), B (−27°C), C (−30°C) dan Vitamin C (sebagai pembanding) masing−masing sebesar 21,593±6,097; 14,272±2,490; 16,078±3,743; 18,619±7,720 dan 2,876±0,141. Keseluruhan sampel dapat dikatakan sebagai antioksidan yang tergolong sangat kuat. Pada perlakuan A (−18°C), B (−27°C) dan C (−30°C) nilai IC50 didapati lebih kecil dibanding kontrol. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa suhu perlakuan pembekuan yang semakin rendah meningkatkan nilai IC50, diduga berhubungan dengan bagian (spot) bewarna kuning yang terjadi pada hasil pengamatan irisan melintang batang sampel C (−30°C) yang diduga merupakan komponen sel (senyawa bioaktif) yang bersifat nonpolar yang menghambat senyawa bioaktif yang bersifat polar terekstrak oleh pelarut etanol. Hal ini mengakibatkan berkurangnya jumlah senyawa bioakif yang dapat terekstrak yang justru memiliki peran sebagai antioksidan potensial. Hasil screening fitokimia menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang terkandung dalam crude ekstrak etanol Alga Coklat Sargassum filipendula keseluruhan perlakuan meliputi golongan alkaloid, flavonoid dan fenol.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2013/130/051307739
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 07 Oct 2013 10:43
Last Modified: 21 Oct 2021 04:10
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133139
[thumbnail of SKRIPSI.pdf]
Preview
Text
SKRIPSI.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item