Pengaruh Penambahan Jenis Atraktan (Essence oil) Pada Umpan Bubu Lipat Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus Sp) Di Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang-Jawa Timur

Muzayyin (2013) Pengaruh Penambahan Jenis Atraktan (Essence oil) Pada Umpan Bubu Lipat Terhadap Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus Sp) Di Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang-Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Pengusahaan sumberdaya rajungan di Indonesia pada umumnya masih diusahakan dalam tingkat perikanan rakyat, yaitu baik teknik penangkapan maupun tingkat usahanya masih dilakukan secara tradisional. Disamping itu pada umumnya rajungan masih belum ditangkap secara khusus dimana hasil tangkapan rajungan biasanya hanya merupakan hasil tangkapan sampingan, sehingga kualitasnyapun sangat rendah. Beberapa alat tangkap tradisional yang biasanya dapat menangkap rajungan dan sudah lama berkembang antara lain seperti jaring klitik/gondrong, trammel net, gill net, cantrang, dogol, arad, bubu ikan dan sebagainya. Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan kepiting laut yang banyak terdapat di Perairan Indonesia. Sejalan dengan hal tersebut maka kemudian usaha penangkapan rajunganpun telah mulai diusahakan secara intens, yaitu dengan berkembangnya usaha penangkapan rajungan dengan alat tangkap yang lebih khusus yaitu bubu lipat rajungan, walaupun alat tangkap ini masih tetap diusahakan secara tradisional oleh nelayan skala kecil. Penggunaan alat bantu penangkapan, seperti umpan (Bait), pada bubu lipat merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan efektivitas penangkapan. Tertariknya ikan terhadap umpan disebabkan oleh rangsangan berupa rasa, bau, bentuk, gerakan dan warna. Kebanyakan ikan akan memberikan reaksi jika benda yang dilihat bergerak, mempunyai bentuk, warna dan bau. Rajungan memiliki indra penciuman yang tajam, tetapi penglihatannya tidak terlalu baik. rajungan keluar dari tempat persembunyiannya menuju tempat yang banyak mengandung makanan untuk mencari makan (Nocturnal). Oleh sebab itu umpan bubu lipat diberi tambahan bermacam-macam aroma atraktan (Essence oil) seperti (udang, cumi-cumi dan cacing). Penambahan atraktan yang dioleskan pada umpan bubu lipat ditujukan untuk memanipulasi indera penciuman rajungan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perbedaan umpan terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus sp.), untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis atraktan (Essence oil) pada umpan terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus sp.) dan untuk mengetahui pengaruh interaksi antara umpan dan atraktan (Essence oil) terhadap hasil tangkapan rajungan (Portunus sp.). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Agustus 2011, yang berlokasi di Pulau Mandangin, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang-Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan data hasil tangkapan selama penelitian yaitu hasil tangkapan rajungan (Portonus sp.) dalam satuan ekor dan berat (Kilo gram) yang dianalisis secara statistik dengan Metode ANOVA (Analysis of Variance) dua arah, sesuai dengan rancangan penelitian yang dipergunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) dengan 8 perlakuan dan dianalisa lebih lanjut dengan uji Tukey menggunakan SPSS versi 16. Tujuan melakuan uji lanjut adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang terjadi diantara masing-masing faktor perlakuan yang digunakan beserta interaksinya Hasil tangkapan rajungan (Portunus sp.) selama penelitian adalah sebesar 143 ekor dengan berat sebesar 16.04 kilo gram. Dengan rincian hasil tangkapan rajungan pada perlakuan umpan ikan sisik dengan tanpa atraktan (A0B1) adalah 7 ekor dengan berat 1.05 kilo gram; pada perlakuan umpan ikan sisik dengan atraktan beraroma udang (A0B2) adalah 11 ekor dengan berat 1.42 kilo gram; pada perlakuan umpan ikan sisik dengan atraktan beraroma cumi-cumi (A0B3) adalah 13 ekor dengan berat 1.54 kilo gram; pada perlakuan umpan ikan sisik dengan atraktan beraroma cacing (A0B4) adalah 19 ekor dengan berat 2.19 kilo gram. Sedangkan pada perlakuan umpan ikan petek/dodok dengan tanpa atraktan (A1B1) adalah 16 ekor dengan berat 1.97 gram; pada perlakuan umpan ikan petek/dodok dengan atraktan beraroma udang (A1B2) adalah 20 ekor dengan berat 1.86 kilo gram; pada perlakuan umpan ikan petek/dodok dengan atraktan beraroma cumi-cumi (A1B3) adalah 24 ekor dengan berat 2.63 kilo gram; pada perlakuan umpan ikan petek/dodok dengan atraktan beraroma cacing (A1B4) adalah 33 ekor dengan berat 3.38 kilo gram. Hasil tangkapan rajungan (Portunus sp.) dengan umpan dalam satuan ekor dan berat (Kilo gram) selama penelitian adalah sebesar 143 ekor dengan berat 16.04 kilo gram. Dengan rincian hasil tangkapan rajungan pada masing-masing umpan yaitu umpan ikan sisik (A0) sebesar 50 ekor dengan berat 6.2 kilo gram dan umpan ikan dodok/petek (A1) sebesar 93 ekor dengan berat 9.84 kilo gram. Hasil tangkapan rajungan dengan menggunakan umpan ikan dodok/petek sebesar 3.875 ekor dengan berat 0.410 kilo gram lebih besar dibanding rata-rata hasil tangkapan rajungan dengan menggunakan umpan ikan sisik sebesar 2.083 ekor dengan berat 0.258 kilo gram. Hal ini menunjukkan bahwa umpan ikan dodok/petek (A1) memberikan pengaruh yang lebih baik dalam menangkap rajungan dibandingkan dengan umpan ikan sisik (A0). Karena ikan dodok/petek (A1) lebih mengeluarkan bau amis dan tidak cepat rusak ketika berada didalam air dibandingkan ikan sisik (A0). Sedangkan hasil tangkapan rajungan dengan empat atraktan (essence oil) yang digunakan masing-masing memperoleh hasil tangkapan yang berbeda. Dengan rincian hasil tangkapan rajungan tanpa atraktan (B1) memperoleh hasil tangkapan sebesar 23 ekor dengan berat 3.03 kilo gram, atraktan beraroma udang (B2) memperoleh hasil tangkapan sebesar 31 ekor dengan berat 3.28 kilo gram, atraktan beraroma cumi-cumi (B3) memperoleh hasil tangkapan sebesar 37 ekor dengan berat 4.17 kilo gram, atraktan beraroma cacing (B4) memperoleh hasil tangkapan sebesar 52 ekor dengan berat 5.57 kilo gram. Selanjutnya dilakukan analisa sidik ragam untuk mengetahui apakah atraktan yang digunakan memberikan pengaruh yang nyata saat menangkap rajungan. hasil analisa sidik ragam, atraktan memberikan pengaruh yang signifikan pada penangkapan rajungan. Ini dapat dilihat pada nilai Fhitung > Ftabel. Selanjutnya untuk mengetahui atraktan mana yang lebih berpengaruh dalam menangkap rajungan maka dilakukan uji BNT. Dari hasil uji BNT terlihat bahwa terdapat persamaan antara satu perlakuan B1, B2 dan B3 sama-sama di ikuti huruf “a” artinya perlakuan B1, B2 dan B3 tidak berbeda nyata pengaruhnya. Perlakuan B3, B4 sama-sama di ikuti huruf “b” artinya perlakuan B3, B4 tidak berbeda nyata pengaruhnya. Dan kedua perlakuan B1, B2 tersebut berbeda nyata pengaruhnya dengan perlakuan B4 menurut hasil uji BNT 5% dan 1% memberikan informasi yang sama antar perlakuan. Diketahui bahwa atraktan yang paling mempengaruhi hasil tangkapan adalah atraktan beraroma cacing (B4) dengan nilai rata-rata sebesar 4.3333 ekor dengan berat 0.4642 kilo gram berbeda nyata terhadap atraktan beraroma cumi-cumi (B3) dengan nilai rata-rata sebesar 3.0833 ekor dengan berat 0.3475 kilo gram, atraktan beraroma udang (B2) dengan nilai rata-rata sebesar 2.5833 ekor dengan berat 0.2733 kilo gram dan tanpa atraktan (B1) dengan nilai rata-rata sebesar 1.9167 ekor dengan berat 0.2517 kilo gram memberikan hasil tangkapan yang lebih kecil. Diduga atraktan beraroma cacing (B4) lebih banyak menarik perhatian rajungan karena atraktan beraroma cacing (B4) lebih banyak mengeluarkan bau amis dibandingkan atraktan yang lain. Sebelum data hasil tangkapan dianalisa dengan pola Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) untuk mengetahui sejauh mana interaksi antara umpan dan atraktan memberikan pengaruh terhadap hasil tangkapan, maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan analisa, jika data berdistribusi tidak normal maka perlu dilakukan transformasi data terlebih dahulu agar data dapat dianalisa, dengan H0 : Data berdistribusi normal, melawan H1 : Data berdistribusi tidak normal. Dari hasil uji normalitas data diketahui bahwa P-value sebesar 0,182 ekor dengan

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2012/181/051304500
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 12 Jun 2013 09:51
Last Modified: 21 Oct 2021 02:27
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/133022
[thumbnail of PDF_bab_I.pdf]
Preview
Text
PDF_bab_I.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of PDF_bab_III.pdf]
Preview
Text
PDF_bab_III.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of PDF_bab_II.pdf]
Preview
Text
PDF_bab_II.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of PDF_bab_IV.pdf]
Preview
Text
PDF_bab_IV.pdf

Download (2MB) | Preview
[thumbnail of PDF_bab_V.pdf]
Preview
Text
PDF_bab_V.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of PDF_COVER.pdf]
Preview
Text
PDF_COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of PDF_Dapus.pdf]
Preview
Text
PDF_Dapus.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of PDF_Pengesahan.pdf]
Preview
Text
PDF_Pengesahan.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of PDF_Lampiran.pdf]
Preview
Text
PDF_Lampiran.pdf

Download (4MB) | Preview
[thumbnail of PDF_Pernyataan_Orisinalitas.pdf]
Preview
Text
PDF_Pernyataan_Orisinalitas.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of PDF_Ringkasan.pdf]
Preview
Text
PDF_Ringkasan.pdf

Download (1MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item