Upaya Konservasi Mata Air Towo dan Mata Air Krabyakan oleh “Stakeholders” di Desa Sumberngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang

Handoko, NovitaMayasari (2011) Upaya Konservasi Mata Air Towo dan Mata Air Krabyakan oleh “Stakeholders” di Desa Sumberngepoh Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Mata Air Towo memiliki debit tetap sepanjang musim kemarau dan musim penghujan, yaitu sebesar 60 Liter/Detik, sedangkan debit Mata Air Krabyakan pada musim penghujan sebesar 2500 Liter/Detik dan pada musim kemarau sebesar 1600 Liter/Detik. Mata Air Towo dan Mata Air Krabyakan merupakan hulu dari Sungai Welang, karena alirannya membentuk anak Sungai Welang yang bermuara di Pantai Desa Semare, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, hingga berakhir di Selat Madura. Di pantai Desa Semare terdapat kawasan hutan mangrove dan berbagai aktivitas penduduk di bidang perikanan, yaitu tambak udang dan ikan bandeng, budidaya rumput laut, serta pencarian kerang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan upaya konservasi “stakeholders”, tingkat kapasitas responden, faktor pendukung dan faktor penghambat, serta harapan “stakeholders” pada Mata Air Towo dan Mata Air Krabyakan. Materi yang digunakan adalah upaya konservasi “stakeholders” serta kondisi biologi mata air (Total Coliform) sebagai faktor pendukung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Teknik pengambilan data lapang menggunakan “snowball sampling technique” dengan dibatasi “purposive sampling technique“ melalui ciri-ciri responden. Responden upaya konservasi Mata air Towo adalah Masyarakat Desa Sumberngepoh karena lebih paham mengenai kondisi dari mata air, sedangkan responden pada Mata Air Krabyakan sesuai PERMENHUT No. 39 Tahun 2009 terdiri dari Legislatif, Eksekutif, Yudikatif, Perguruan Tinggi, LSM, Swasta, dan Masyarakat. Analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis data hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas, cara penyajian data dapat menggunakan tabel maupun grafik batang. Proses analisis data ini mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990. Upaya konservasi pada Mata Air Towo oleh Masyarakat Desa Sumberngepoh pada kegiatan perlindungan dilakukan oleh Kepala Desa beserta perangkatnya, LMDH, PKK, dan LPMD. Sedangkan Karang Taruna, HIPPAM, Kelompok Tani dan Perikanan, serta masyarakat pengguna Mata Air Towo belum intensif melakukan kegiatan perlindungan. Kegiatan pemeliharaan dan pemanfaatan dilakukan oleh seluruh responden, yaitu Masyarakat Desa Sumberngepoh. Upaya konservasi pada Mata Air Krabyakan oleh “stakeholders” pada kegiatan perlindungan dilakukan oleh Legislatif (DPRD); Eksekutif (PERHUTANI, DKP, BAPPEKAB, Dinas Pengairan, Dinas CKTR, Dinas Kesehatan, Dinas ESDM, dan BLH); Yudikatif (Bhabinkamtibmas Desa Sumberngepoh, Polsek Lawang, Koramil dan Babinsa Desa Sumberngepoh); Perguruan Tinggi (Jurusan Biologi dan Teknik Sipil), LSM (YPP), serta Masyarakat (Kepala Desa beserta perangkatnya, LMDH, PKK, dan LPMD). Sedangkan Eksekutif (Dinas Pertanian, Kecamatan Lawang, Puskesmas Lawang); Swasta (Kolam pemancingan); serta Masyarakat (Karang Taruna, HIPPAM, Kelompok Tani dan Perikanan, dan pengguna Mata Air Krabyakan) masih belum intensif melakukan kegiatan perlindungan. Kegiatan pemeliharaan dilakukan oleh seluruh “stakeholders” pada penelitian ini. Kegiatan pemanfaatan dilakukan oleh Legislatif (DPRD); Eksekutif (Dinas CKTR, DKP, BAPPEKAB, Dinas Pengairan, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian); Perguruan Tinggi (Jurusan Biologi dan Teknik Sipil); LSM (YPP); Swasta (Kolam pemancingan); dan Masyarakat. Kemudian Eksekutif (PERHUTANI, BLH, Dinas ESDM, Kecamatan Lawang, Puskesmas Lawang) serta Yudikatif (Bhabinkamtibmas Desa Sumberngepoh, Polsek Lawang, Koramil dan Babinsa Desa Sumberngepoh) masih belum intensif melakukan kegiatan pemanfaatan. Tingkat kapasitas responden terkait upaya konservasi Mata Air Towo dan Mata Air Krabyakan, yaitu terdapat satu responden dari DKP yang tidak memiliki komponen pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian karena belum terkonsentrasi pada perairan darat, khususnya perairan sungai; kemudian terdapat dua responden yang tidak memiliki komponen kepedulian, yaitu DKP yang dikarenakan belum terkonsentrasi pada perairan darat (sungai), serta responden dari Swasta (Kolam Pemancingan) yang dikarenakan limbah dari kolam pemancingan tersebut langsung dibuang ke aliran anak Sungai Welang tanpa pengolahan terlebih dahulu. Faktor pendukung diantaranya program kerja yang mendukung kelestarian lingkungan, partisipasi masyarakat, serta adanya keterpaduan dengan berkoordinasi dengan pihak–pihak terkait dalam pengelolaan lingkungan. Sedangkan faktor penghambat dalam penelitian ini adalah dana dan alih tata guna lahan Harapan “stakeholders” terhadap upaya konservasi Mata Air Towo dan Mata Air Krabyakan agar mata air lestari, serta dapat dikembangkan untuk daerah wisata, pemasok air bersih lintas kabupaten, serta pengembangan usaha perikanan Saran yang dapat diberikan pada “stakeholders” upaya konservasi Mata Air Towo yaitu Masyarakat Desa Sumberngepoh terutama Karang Taruna , HIPPAM , Kelompok Tani dan Perikanan , serta masyarakat pengguna Mata Air Towo agarmenambah upaya perlindungan terhadap Mata Air Towo sehingga dapat meningkatkan keberhasilan upaya konservasi, keberhasilan dari segi kualitas bisa dilakukan dengan menanam akar wangi untuk mengurangi polutan anorganik, kemudian dari segi kuantitas bisa dilakukan melalui upaya perlindungan “catchment area” dari Mata Air Towo. Saran yang dapat diberikan pada “stakeholders” upaya konservasi dan rehabilitasi Mata Air Krabyakan diantaranya pihak Legislatif diharapkan mendukung dana pelestarian lingkungan hidup yang dialokasikan oleh pihak Eksekutif sehingga dapat menjangkau seluruh wilayah di Kabupaten Malang, selain itu agar mempertimbangkan pembuatan PERDA yang berisi tentang penilaian upaya konservasi sumber daya air supaya mengukur tinggi rendahnya upaya konservasi yang dilakukan; pihak Eksekutif, terutama Dinas Pertanian, Kecamatan Lawang, Puskesmas Lawang, diharapkan dapat meningkatkan upaya perlindungan mata air yang sesuai dengan TUPOKSI masing-masing, baik itu peraturan tertulis maupun tidak tertulis, serta diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pribadi terutama pada komponen kesadaran dan kepedulian terkait upay

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2011/81/051104467
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 19 Apr 2012 09:01
Last Modified: 26 May 2023 04:50
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132913
[thumbnail of 4.DAFTAR_ISI.pdf]
Preview
Text
4.DAFTAR_ISI.pdf

Download (1MB)
[thumbnail of 6.SURAT_KETERANGAN_REVISI.pdf]
Preview
Text
6.SURAT_KETERANGAN_REVISI.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 5.ISI_LAPORAN.pdf]
Preview
Text
5.ISI_LAPORAN.pdf

Download (4MB) | Preview
[thumbnail of 1.COVER.pdf]
Preview
Text
1.COVER.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 2.LEMBAR_PENGESAHAN.pdf]
Preview
Text
2.LEMBAR_PENGESAHAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of 3.RINGKASAN.pdf]
Preview
Text
3.RINGKASAN.pdf

Download (1MB) | Preview
[thumbnail of NOVITA MAYASARI HANDOKO.pdf] Text
NOVITA MAYASARI HANDOKO.pdf

Download (4MB)

Actions (login required)

View Item View Item