Ferdiansyah, Indra (2011) Kajian Imunologi Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Tambak Desa Penatarsewu yang Terkena Dampak Lumpur Lapindo Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Tambak yang berada di Desa Penatar Sewu sudah dicemari oleh limbah lumpur lapindo dikarenakan air yang ada ditambak mengambil dari salah satu sungai yang berada disekitar area tambak, diantaranya Sungai Avor alo, Sungai Avor alo terletak di Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, merupakan pertemuan antara sungai Kalitengah dan Kalidawir di Kecamatan Tanggulangin. Untuk mengantisipasi jebolnya tanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan penduduk dan merusak infrastruktur di sekitarnya, maka dibuat skenario pembuangan air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut untuk menjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan. Respon dari ikan ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku maupun perubahan fisiologis dari ikan tersebut. Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah salah satu ikan yang hidup di tambak Desa Penatarsewu. Ikan bandeng memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi. Imunologi ikan adalah Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan atau daya tahan tubuh ikan terhadap lingkungannya. Imunologi dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kesehatan dan fisologis suatu ikan. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen imun juga mengalami perubahan. Salah satu komponen imunologi yang dapat diamati adalah komposisi leukosit (sel darah putih) dan aktivitas fagositosis. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran imunologi ikan bandeng di tambak yang telah dialiri lumpur lapindo dan untuk mengetahui perbedaan kondisi imunologi dari ikan bandeng yang diambil di tambak sidoarjo yang tercemar lumpur lapindo dan ikan bandeng yang diambil di tambak pasuruan yang tidak tercemar lumpur lapindo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksplorasi dekstriktif. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan komponen sel imun meliputi jumlah total leukosit, diferensial leukosit, jumlah sel makrofag, dan aktivitas fagositosis dari ikan bandeng pada tambak yang tercemar lumpur lapindo, Kemudian dilakukan pengamatan ikan bandeng pada tambak yang tidak tercemar lumpur lapindo dengan perlakuan yang sama sebagai sampel ikan pembanding. Adapun analisa data data penelitian ini menggunakan uji t berpasangan. Untuk menunjang data tersebut diatas, indikator fisika dan kima air juga diamati, seperti kadar DO (Dissolved oxigen), pH, suhu, TSS (Total suspended solid), salinitas, COD (Chemical Oxygen Demand), dan phenol. Tempat dan waktu dilaksanakan pada tambak yang tercemar lumpur lapindo yang bertempat di sidoarjo, dan tambak yang tidak tercemar lumpur lapindo yang bertempat di pasuruan, pelaksanaan kegiatan ini dimulai bulan januari sampai maret 2011. Hasil rata-rata jumlah leukosit ikan bandeng yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding dengan ikan yang tidak terkena lumpur yaitu 4,61x105 ± 2.35x104 sel/ml > 1.39x105 ± 3.98x104 sel/ml. Dari nilai tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t-dependent diperoleh bahwa jumlah total leukosit ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda nyata dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo (thit: 30,09 > ttab: 2.31). Sedangkan hasil rerata diferensial leukosit ikan bandeng yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding dengan ikan bandeng yang tidak terkena lumpur yaitu neutrofil 98680,4 ± 11126,08 sel/ml > 22309,6 ± 4899,748 sel/ml; limfosit 214186± 27036,46 sel/ml > 58754,4 ± 6802,832 sel/ml; dan monosit 51758 ± 10229,14 sel/ml > 11152,8 ± 2433,417 sel/ml. Kemudian di uji dengan menggunakan uji tdependent, didapatkan bahwa jumlah neutrofil ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda nyata dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 14,04 > ttab: 2.31); limfosit ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda nyata dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 23,09 > ttab: 2.31); dan monosit ikan yang terkena lumpur lapindo tidak berbeda nyata dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 1,75 < ttab: 2.31). Terjadinya perbedaan pada jumlah leukosit maupun diferensial leukosit diduga dipengaruhi oleh tingkat stress yang dialami ikan, selain itu juga dipengaruhi pula adanya ritme biologis dari pembentukan sel darah. Selain itu, mekanisme respon imun ikan juga dipengaruhi oleh lamanya ikan berinteraksi dengan pencemar. Hasil rerata jumlah sel makrofag ikan bandeng yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding ikan bandeng yang tidak terkena lumpur lapindo yaitu 52,6x105 ± 13,5x105 sel/ml > 33x105 ± 7,34x105 sel/ml serta berbeda nyata dalam taraf 95% (thit: 2,84 > ttab: 2.57). Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan aktivitas fagositosis menunjukkan bahwa ikan bandeng yang terkena lumpur lapindo lebih rendah dibanding ikan bandeng yang tidak terkena, yaitu 22,8 ± 4,65% < 39,4 ± 19,34%. Sedangkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t berpasangan, didapatkan bahwa jumlah aktivitas fagositosis ikan yang terkena lumpur lapindo tidak berbeda nyata dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 1,86 > ttab: 2.31). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sel makrofag dalam memfagosit berhubungan dengan tingkat stres yang dialami ikan. Meskipun jumlah dari sel fagositik ikan yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding ikan yang tidak terkena lumpur lapindo, namun aktivitasnya berkebalikan dari banyaknya jumlah sel. Hasil dari pengukuran kualitas air parameter lainnya tidak jauh berbeda antara lain sebagai berikut: suhu berkisar antara 29-35°C, pH berkisar 8,4-8,6, salinitas berkisar 6-7 ppt, DO berkisar antara 6,8-8,9 mg/L, TSS berkisar 26,2- 69,8 mg/l, COD berkisar 28-44 mg/l, dan phenol berkisar 0,12-0,15 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah komponen sel imun ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda nyata dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo. Terjadinya perbedaan pada jumlah leukosit maupun diferensial leukosit diduga dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami ikan dan juga dipengaruhi pula adanya ritme biologis dari pembentukan sel darah. Selain itu, mekanisme respon imun ikan juga dipengaruhi oleh lamanya ikan berinteraksi dengan pencemar. Hasil uji tdependent menunjukkan bahwa sel imun ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo. Jadi, dapat dikatakan bahwa cemaran lumpur lapindo memang dapat mempengaruhi jumlah maupun efektivitas dari komponen-komponen sel imun ikan. Saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kandungan dari lumpur lapindo serta jumlah dosisnya yang dapat berpengaruh secara langsung terhadap imunologi ikan. Selain itu perlu disarankan, dalam penggunaan air yang terkena lumpur lapindo untuk kegiatan budidaya, perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu..
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2011/71/0511041882 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Unnamed user with email heriprayitno@ub.ac.id |
Date Deposited: | 22 Sep 2011 13:49 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 08:12 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132902 |
Preview |
Text
051104182.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |