Gambaran Imunologi Ikan Gabus (Channa Striata) Di Bendungan Karangkates Dan Di Sungai Yang Terkena Dampak Lumpur Pt. Lapindo Brantas (Sungai Aloo) Desa Penatarsewu Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

Ayuningtyas, Palupi Dwi (2011) Gambaran Imunologi Ikan Gabus (Channa Striata) Di Bendungan Karangkates Dan Di Sungai Yang Terkena Dampak Lumpur Pt. Lapindo Brantas (Sungai Aloo) Desa Penatarsewu Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Sungai Aloo terletak di Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Sidoarjo, merupakan pertemuan antara sungai Kalitengah dan Kalidawir di Kecamatan Tanggulangin. Bencana ekologis nasional lumpur panas yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur dimulai pada tanggal 28 Mei 2006 di Banjar Panji-1 milik kegiatan pengeboran PT. Lapindo Brantas, Inc. Untuk mengantisipasi jebolnya tanggul yang lebih parah sehingga membahayakan keselamatan penduduk dan merusak infrastruktur di sekitarnya, maka dibuat skenario pembuangan air lumpur ke Sungai Porong dan Sungai Aloo menuju laut untuk menjamin keselamatan penduduk di sekitar semburan. Respon dari ikan ditunjukkan dengan perubahan tingkah laku maupun perubahan fisiologis dari ikan tersebut. Ikan gabus (Channa striata) adalah salah satu ikan yang hidup di sungai Aloo. Imunologi ikan adalah Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan atau daya tahan tubuh ikan terhadap lingkungannya. Imunologi dapat digunakan sebagai parameter untuk mengetahui tingkat kesehatan dan fisologis suatu ikan. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen imun juga mengalami perubahan. Salah satu komponen imunologi yang dapat diamati adalah komposisi leukosit (sel darah putih) dan aktivitas fagositosis. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran imunologi ikan gabus di sungai Aloo yang telah dialiri lumpur lapindo dan untuk mengetahui perbedaan kondisi imunologi dari ikan gabus yang diambil di sungai Aloo dan ikan gabus yang diambil di Bendungan Karangkates. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini dilakukan pengamatan komponen sel imun meliputi jumlah total leukosit, diferensial leukosit, jumlah sel makrofag, dan aktivitas fagositosis dari ikan gabus di sungai Aloo. Kemudian dilakukan pengamatan ikan gabus dari bendungan karangkates dengan perlakuan yang sama sebagai sampel ikan pembanding yang tidak terkena dampak lumpur lapindo. Adapun analisa data data penelitian ini menggunakan uji t berpasangan. Untuk menunjang data tersebut diatas, indikator fisika dan kima air juga diamati, seperti kadar DO (Dissolved oxigen), pH, suhu, TSS (Total suspended solid), salinitas, COD (Chemical Oxygen Demand), dan phenol. Rata-rata jumlah leukosit ikan yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding dengan ikan yang tidak terkena lumpur yaitu 1.87x105 ± 2.67x104 sel/ml > 1.07x105 ± 3.36x104 sel/ml. Dari nilai tersebut dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji t-dependent diperoleh bahwa jumlah total leukosit ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo (thit: 3.89 > ttab: 2.31). Sedangkan rerata diferensial leukosit ikan yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding dengan ikan yang tidak terkena lumpur yaitu neutrofil 37328 ± 10930.07 sel/ml > 16717.2 ± 8745.19 sel/ml; limfosit 93346 ± 21078.49 sel/ml > 49887.2 ± 20030.46 sel/ml; dan monosit 13946.4 ± 7556.2 sel/ml > 5685.2 ± 3108.1 sel/ml. Kemudian di uji dengan menggunakan uji t-dependent, didapatkan bahwa jumlah neutrofil ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 3.29 > ttab: 2.31); limfosit ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 3.34 > ttab: 2.31); dan monosit ikan yang terkena lumpur lapindo tidak berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 2.26 < ttab: 2.31). Terjadinya perbedaan pada jumlah leukosit maupun diferensial leukosit diduga dipengaruhi oleh tingkat stress yang dialami ikan, selain itu juga dipengaruhi pula adanya ritme biologis dari pembentukan sel darah. Selain itu, mekanisme respon imun ikan juga dipengaruhi oleh lamanya ikan berinteraksi dengan pencemar. Rerata jumlah sel makrofag ikan gabus yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding ikan gabus yang tidak terkena lumpur lapindo yaitu 20.6x105 ± 6.65x105 sel/ml > 10.4x105 ± 2.50x105 sel/ml serta berbeda dalam taraf 95% (thit: 3.21 > ttab: 2.57). Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan aktivitas fagositosis menunjukkan bahwa ikan yang terkena lumpur lapindo lebih rendah dibanding ikan yang tidak terkena, yaitu 12.8 ± 6.42% < 35.8 ± 7.19%. Sedangkan hasil analisis data dengan menggunakan uji t berpasangan, didapatkan bahwa jumlah aktivitas fagositosis ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo dalam taraf 95% (thit: 5.36 > ttab: 2.31). Hal ini menunjukkan bahwa jumlah sel makrofag dalam memfagosit berhubungan dengan tingkat stres yang dialami ikan. Meskipun jumlah dari sel fagositik ikan yang terkena lumpur lapindo lebih banyak dibanding ikan yang tidak terkena lumpur lapindo, namun aktivitasnya berkebalikan dari banyaknya jumlah sel. Hasil dari pengukuran kualitas air parameter lainnya antara lain sebagai berikut: suhu berkisar antara 30-32°C, pH berkisar 8, salinitas berkisar 5 ppt, DO berkisar antara 1.37-2.18 ppm, TSS berkisar 672 mg/l, COD berkisar 58 mg/l, dan phenol berkisar 1.9 mg/l. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah komponen sel imun ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo. Terjadinya perbedaan pada jumlah leukosit maupun diferensial leukosit diduga dipengaruhi oleh tingkat stres yang dialami ikan dan juga dipengaruhi pula adanya ritme biologis dari pembentukan sel darah. Selain itu, mekanisme respon imun ikan juga dipengaruhi oleh lamanya ikan berinteraksi dengan pencemar. Hasil uji t-dependent menunjukkan bahwa sel imun ikan yang terkena lumpur lapindo berbeda dengan ikan yang tidak terkena lumpur lapindo. Jadi, dapat dikatakan bahwa cemaran lumpur lapindo memang dapat mempengaruhi jumlah maupun efektivitas dari komponen-komponen sel imun ikan. Saran yang dapat diberikan berkenaan dengan penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kelebihan dari gen ikan gabus pada mekanisme sistem imunnya terhadap pencemaran. Selain itu perlu disarankan, perlu dilakukannya pengolahan terlebih dahulu pada air yang terkena lumpur lapindo sebelum digunakan untuk kegiatan budidaya.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2011/166/051300328
Subjects: 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan
Depositing User: Hasbi
Date Deposited: 09 Jan 2014 08:42
Last Modified: 09 Nov 2021 10:06
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132836
[thumbnail of Laporan_Skripsi.pdf]
Preview
Text
Laporan_Skripsi.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item