Tingkah Laku Pemijahan (Spawning Behaviour) Dan Fase Larva Pada Ikan Kerapu Tikus Cromileptes Altivelis (Valenciennes, 1828)

CristyaningrumFitria (2011) Tingkah Laku Pemijahan (Spawning Behaviour) Dan Fase Larva Pada Ikan Kerapu Tikus Cromileptes Altivelis (Valenciennes, 1828). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Ikan kerapu merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang penting. Pada ekosistem terumbu karang, ikan kerapu memiliki nilai ekonomis yang penting karena merupakan salah satu predator utama dalam rantai makanan di ekosistem. Selain memiliki nilai ekologis, beberapa kerapu memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik di pasar domestik maupun internasional. Tingginya nilai ikan kerapu di perdagangan internasional mengakibatkan meningkatnya permintaan akan jenis ikan ini. Konsekuensinya, ikan kerapu mengalami tekanan yang cukup berat dan di beberapa wilayah telah mengalami overfishing. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan mendokumentasikan tingkah laku ikan kerapu tikus (Cromileptes altivelis) pada saat pemijahan dan fase larva pada sistem semi alamiah juga tingkah laku larva yang dihasilkan dari pemijahan semi alamiah. Metode analisa tingkah laku ikan saat pemijahan dapat diketahui dari parameter yang dapat dilihat dari spesies ikan itu sendiri baik pada induk jantan maupun betina, biasanya dapat dilihat dari perubahan warna pada tubuh, ikan akan terlihat lebih agresif, melakukan pertarungan dan merayu lawan jenis. Tujuan analisa tingkah laku ikan untuk mengetahui kondisi ikan saat akan memijah. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Air Payau (BBAP) Situbondo Propinsi Jawa Timur pada tanggal 8 Mei sampai 18 Juni 2011. Kegiatan pemeliharaan induk dan calon induk kerapu tikus meliputi : pemberian pakan, pengelolaan kualitas air, dan pengendalian hama penyakit. Pemberian multivitamin ini dilakukan dengan cara memasukkan multivitamin kedalam ikan rucah maupun cumi-cumi, jenis multivitamin yang diberikan pada induk kerapu selama pemeliharaan adalah : Vitamin E (Nature E Tocopherol), berfungsi untuk mempercepat proses pematangan gonad induk dan meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan dari proses pemijahan. Multivitamin (BK-505) mengandung vitamin A,B,C,D,E dan asam lemak esensial. Multivitamin berfungsi untuk menambah, menambah daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan untuk meningkatkan kualitas telur. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan larva berupa pakan alami dan pakan buatan. Pakan alami yang diberikan berupa rotifera (Brachionus plicatilis), Nannochloropsis sp dan Artemia sp, sedangkan pakan buatan yang diberikan berupa pellet dengan merk dagang Love larva, MB dan NRD. Parasit yang sering menyerang induk kerapu pada saat pemeliharaan adalah dari golongan Monogenia yaitu jenis Bedenia sp dan Neobenedenia girellae yang menyerang pada mata dan kulit. Pada pemeliharan larva, penyebab penyakit belum diketahui secara pasti. Tanda-tanda larva yang terserang penyakit yaitu berenang ii tidak normal/sering berada dipermukaan dan kondisi tubuh lemah. Kisaran kualitas air pada bak pemeliharaan induk, suhu 26 0C – 27 0C, salinitas 31%0, pH 7, DO 5,5 Mg/l – 9, 24 Mg/l dan pada bak larva, suhu 26 0C – 29 0C, salinitas 31 – 32 %0, pH 8, DO 5,9 Mg/l – 7, 37 Mg/l. Pemanenan dilakukan apabila larva telah berumur D40 - D45 atau sudah mencapai ukuran 1,8 - 3 cm. Ciri induk kerapu tikus yang akan memijah ditandai dengan berenang vertikal dan induk jantan mengejar induk betina. Induk betina perutnya terlihat lebih besar terutama setengah bagian belakang. Induk jantan terlihat lebih cerah dan alat kelaminnya menjadi kemerah-merahan. Pemijahan ikan kerapu biasanya terjadi pada bulan gelap (antara tanggal 25 - 5). Pemijahan terjadi pada malam hari antara pukul 22.00 - 02.00 WIB. Induk kerapu tergolong ikan yang melakukan pemijahan sepanjang tahun. Proses pemijahan ikan kerapu diawali dengan induk betina mengeluarkan telur kemudian disusul induk jantan yang mengeluarkan sperma sehingga terjadi pembuahan.Tingkah laku yang nampak pada ikan kerapu setelah memijah selama pengamatan adalah nafsu makan yang tinggi dibanding pada saat sebelum maupun saat ikan memijah. Ikan kerapu tikus bersifat karnivora terutama larva molusca, rotifera, crustacea kecil, dan zooplankton. Sedangkan untuk ikan kerapu tikus yang dewasa menyukai ikan-ikan yang kecil. Terjadi tingkah laku yang spesifik pada larva dan induk disaat – saat tertentu. Saat pengamatan yang terjadi pada larva umur D1 - D2 gerak larva vertikal disebabkan dibagian perut larva pada umur itu masih ada cadangan makanan atau telurnya dan sirip di dada maupun punggung belum terbentuk. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada ikan kerapu tikus induk betina mulai matang gonad pada ukuran panjang total 36 cm atau bobot 1 kg, sedangkan jantan mulai ukuran panjang total 48 atau bobot 2,5 kg. Induk betina yang siap dipijahkan secara fisual perutnya gendut dari perut sampai pangkal lubang genetalnya. Warna tubuhnya cerah dan pergerakannya lambat, induk jantan yang siap dipijahkan Secara fisual induk jantan lebih besar dan lebih berat dari pada induk betina, pergerakannya lebih agresif bila dibanding dengan induk betina. Pemijahan buatan dan alami tidak berbeda jauh, perbedaan yang mencolok terlihat pada sex ratio, pada buatan 1 : 5 (1 jantan : 5 betina), sedangkan pada alami 1 : 3 (1 jantan : 3 betina), dan pada kelangsungan hidupnya, pada pemijahan buatan > 50% sedangkan pemijahan alami 5%. Larva kerapu yang baru menetas berwarna transparan, pada saat umur 2 hari (D2) bersifat planktonik, pada D3 terkonsentrasi didekat lambung dan mulut mulai terbuka, melanofor mulai menyebar dari bagian ventral lambung dan pangkal ekor larva saat larva berumur 6 hari. Pada larva berumur 7 hari, melanofor lebih banyak terbentuk pada pangkal ekor. Calon duri sirip dada mulai terlihat umur 9 hari dan mulai terlihat pada permukaan dada pada umur 10 hari, duri sirip punggung mulai terlihat pada umur 12 hari. Spina terus tumbuh sampai larva berumur D21 - D22, mereduksinya spina mulai terlihat sejak larva berumur D22 - D25, pigmentasi pada bagian tubuh ikan dan mulai terlihat pada umur D25 - D28 hari, pada D 40 larva sudah dewasa.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2011/151/051203400
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Endang Susworini
Date Deposited: 07 Nov 2012 10:00
Last Modified: 21 Oct 2021 07:40
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132826
[thumbnail of laporan_tya.pdf]
Preview
Text
laporan_tya.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item