Ayu, HestiCitra (2011) Pendugaan Potensi Ikan Teri (Stolephorus spp) Di Wilayah Perairan Selat Madura yang Di Daratkan Kabupaten Situbondo. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Pemanfaatan sumberdaya perikanan merupakan hal yang sangat penting sebagai sumber pangan dan komoditi perdagangan. Salah satu jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis penting dan volume penangkapan yang cukup besar dibandingkan dengan beberapa jenis ikan lain di perairan selat Madura adalah ikan teri ( Stolephorus spp ) yang merupakan jenis perikanan pelagis. Sebagai hasil tangkapan yang dominan di wilayah Kabupaten Situbondo, potensi dan tingkat pemanfaatan ikan teri tersebut perlu diketahui guna pertimbangan dalam penentuan kebijakan bagi pemerintah Kabupaten Situbondo. Adapun rumusan masalah dari judul ini yakni bagaimana standarisasi alat tangkap di Kab. Situbondo, bagaimana potensi lestari ikan teri di perairan Kab. Situbondo, bagaimana kondisi status perikanan tangkap di perairan Kab. Situbondo, Dan bagaimana bentuk rekomendasi kebijakan perikanan tangkap kepada pemerintah Kab. Situbondo. Tujuan dari Penelitian ini, mengetahui standarisasi alat tangkap ikan teridi Kab.Situbondo, mengestimasi nilai potensi lestari perikanan pelagis di perairan Kab.Situbondo, mengetahui kondisi status perikanan tangkap ikan teri diperairan Kab.Situbondo, dan menyusun rekomendasi kebijakan perikanan tangkap kepada pemerintah Kab. Situbondo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Pengumpulan data terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil observasi kondisi perikanan dan wawancara. Data sekunder yang digunakan adalah data dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten situbondo, untuk parameter yang digunakan adalah data-data jumlah produksi (catch) ikan teri dalam satuan ton, dan jumlah alat tangkap (effort) dalam satuan unit. Kemudian data dari jumlah produksi (catch) dan jumlah alat tangkap (effort) diolah dengan mengkonversi alat tangkap terlebih dahulu untuk mengetahui standarisasi alat tangkap yang sesuai dengan alat tangkap yang menangkap ikan teri, setelah itu dihitung dengan model scheafer, fox dan walters-hilborn. Berdasarkan hasil perhitungan Relatif Fishing Power (RFP) atau kemampuan relatif menunjukkan nilai RFP tertinggi pertama adalah Payang. Alat tangkap yang mempunyai nilai RFP= 1 digunakan sebagai standar, dalam hal ini alat tangkap payang, sehingga dihitung satu alat tangkap standart. Hasil analisa model Schaefer dan Fox menunjukkan bahwa effort optimum (Ee) yang boleh beroperasi untuk mempertahankan stok biomassa pada kondisi kurang seimbang adalah berkisar antara 1.760 unit/tahun dan 6.254 unit/tahun, dengan hasil tangkap maksimum pada kondisi seimbang (Ce) berkisar antara 12.724,71 ton/tahun menurut Schaefer dan 26.335,51 ton/tahun menurut Fox serta dugaan CpUE (Ue) pada kondisi seimbang menurut Schaefer adalah 7.24 ton/unit dan menurut Fox adalah 4.21 ton/unit. Nilai JTB untuk model Schaefer adalah 10.194,17 ton sedangkan menurut model Fox adalah 21.068,41 ton. Untuk Tingkat Pemanfaatan (TP) ikan teri didapatkan hasil untuk model Schaefer yaitu 119.595% dan model Fox yaitu 59.530%. Analisa model Walter-Hilborn menunjukkan bahwa ikan teri di perairan Kabupaten Situbondo mempunyai kemampuan untuk pulih kembali dengan cepat. Hal ini dapat dilihat dari kecepatan pertumbuhan intrinsik populasi per tahun (r) yaitu sebesar 1.00 atau 100% per tahun. Daya dukung maksimum alami (k) adalah sebesar 23.990,38ton/tahun.Nilai potensi cadangan lestari (Pe) diperkirakan 11.995,19ton. Nilai ini didapat dari setengah kapasitas daya dukung alami. Tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan teri di perairan Kabupaten Situbondoberdasarkan model Walter-Hilborn adalah sebesar 252%. Dengan presentase sebesar itu, maka dapat diketahui kondisi status perikanan teri dalam kondisi depleted berdasarkan model Walter-Hilborn . Dengan keadaan over fishing, maka pemanfaatan sumberdaya perikanan teri telah mencapai keadaan yang amat jenuh. Alternatif kebijakan yang dapat diambil dalam penerapan pengelolaan sumberdaya perikanan teri selanjutnya yaitu dengan dilakukannya pengurangan jumlah armada penangkapan sampai pada jumlah unit armada optimum berdasarkan model Schaefer dan Fox yaitu sebesar 1.760 – 6.254 unit/tahun. Selanjutnya yaitu dilakukannya monitoring, controlling dan surveilence dalam pengelolaan perikanan.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2011/103/051105359 |
Subjects: | 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan |
Depositing User: | Endang Susworini |
Date Deposited: | 19 Apr 2012 14:17 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 07:15 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132776 |
Preview |
Text
LAPORAN_SKRIPSI_(HESTY_0710820035).pdf Download (2MB) | Preview |
Actions (login required)
![]() |
View Item |