Analisa Bioekonomi Ikan Layang (Decapterus spp ) Di Perairan Selatan Sendang Biru Malang Jawa Timur

FarizARokhanudin (2009) Analisa Bioekonomi Ikan Layang (Decapterus spp ) Di Perairan Selatan Sendang Biru Malang Jawa Timur. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Perikanan tangkap khususnya produksi laut masih menjadi komoditas andalan di Jawa Timur. Hal ini dapat dilihat pada tabel laporan kondisi perikanan dan kelautan wilayah Jawa timur tahun 2001-2006. Jumlah total produksi tahun 2001-2006, perikanan tangkap laut mencapai 2118,5541 ton sedangkan perikanan tangkap perairan umum hanya 91,057 ton. Ikan Layang termasuk komoditas yang penting diJawa Timur terutama di Pantai Selatan Jawa daerah Sendang Biru. Berdasarkan tabel produksi perikanan laut menurut jenis ikan dan Kabupaten/Kota DKP propinsi Jawa Timur tahun 2007, dari semua jenis ikan di Jawa Timur ikan Layang menempati peringkat ke-3. Secara urut, total produksi dari semua jenis ikan di Jawa Timur yaitu:(1) ikan Lemuru 83.052,6 ton (2) ikan Tongkol 29.992,4 ton (3) ikan Layang 27.608,5 ton. Penangkapan ikan layang yang dilakukan secara terus menerus tanpa adanya manajemen operasi penangkapan ikan akan menyebabkan terjadinya over fishing (penangkapan yang berlebihan). Jumlah tangkapan ikan menjadi semakin berkurang sehingga nelayan akan merugi, sehingga perlu dilakukan penangkapan ikan secara berkelanjutan yang bertujuan pemanfaatan secara maksimum tanpa mengabaikan kelestarian sumberdaya ikan tersebut. Oleh karena itu perlu dipelajari status kondisi cadangan ikan Layang untuk berbagai tingkat pengelolaan sumberdaya under fishing , over fishing pada kondisi produksi maksimum/Maximum Sustainable Yield (MSY), keuntungan maksimum/ Maximum Economic Yield (MEY) dan lapangan kerja maksimum/ Maximum Social Yield (MSocY). Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Estimasi status perikanan layang secara biologi melalui pendekatan model Schaefer dan Walter Hilborn. (2) Estimasi status pengelolaan perikanan layang secara ekonomi dengan menggunakan model Gordon- Scheafer. (3)Tingkat effort pada kondisi MSY ( Maximum Sustainable Yield ), MEY ( Maximum Economic Yield ) serta MsocY ( Maximum Social Yield ). Materi penelitian yang digunakan adalah data statistik time series mulai tahun 1998-2007 Berupa data produksi ( catch ) , upaya penangkapan ( effort ) , Haga ikan perton yang semua datanya diperoleh dari Laporan Statistik BPPPI Pondok Dadap perairan Sendang Biru Malang dan KUD Mina Jaya. Biaya tetap dan tidak tetap diperoleh dari wawancara dengan juragan darat yang selanjutnya seluruh data biaya diubah (dikonversi) berdasarkan Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 1998-2007. Pendugaan menggunakan model Schaefer didapatkan nilai koefisien a sebesar 22,26 dan nilai b sebesar -0,35. Dengan memasukan nilai a dan b diperoleh nilai cacth/produksi optimum yang dapat mempertahankan stok biomas pada kondisi berimbang lestari (Q MSY) sebesar 345,06 Ton/Tahun dan jumlah effort optimum yang dapat mempertahankan kondisi berimbang lestari (EMSY) yaitu sebesar 30,99 unit/tahun. Adapun status perikanan layang di Perairan Sendang Biru menurut hasil analisa Schaefer secara upaya penangkapan ( effort ) masih dalam kondisi under fishing . Sedangkan estimasi parameter populasi ikan layang menggunakan model Walter Hilborn diperoleh hasil bahwa laju pertumbuhan intrinsik (r) sebesar 0,2% per tahun dengan daya dukung maksimum lingkungan alami (k) sebesar 20558,62 ton serta kemampuan penangkapan pada alat tangkap payang (q) sebesar 0,00081. Nilai catch /produksi optimum yang dapat mempertahankan stok biomass pada kondisi berimbang lestari (Qe) sebesar 1031,54 ton/tahun dan jumlah effort optimum (Ee) sebesar 123,73 unit/pertahun. Adapun status perikanan layang di Perairan Sendang Biru menurut hasil analisa Walter Hilborn dalam kondisi under fishing . Jika diterapkan kebijakan untuk menangkap ikan layang sampai 80% dari potensi yang ada atau yang sering disebut jumlah tangkap yang diperbolehkan adalah sebesar 8233 ton. Dari hasil perhitungan didapatkan nilai keuntungan MSY ( MSY π ) yang negatif / minus yaitu sebesar (-Rp651.555.750). Kondisi ini berarti bahwa titik open access , yaitu titik perpotongan antara Total Revenue (TR) dengan Total Cost (TC) terjadi sebelum kondisi MSY, hal ini disebabkan karena tingginya biaya operasional. sedangkan pada kondisi MEY diperoleh keuntungan optimum sebesar Rp 67.786.806per tahun. Untuk optimalisasi ekonomi, diperoleh nilai EMEY sebesar 5 unit dan nilai QMEY sebesar 114 ton. Upaya ini jumlahnya kecil apabila dibandingkan dengan besarnya EMSY (pada model schaefer) yaitu sebesar 30,99 unit dan QMSY. sebesar 345,06 ton/tahun. Pada saat Total Revenue besarnya sama dengan Total Cost diperoleh nilai effort sebesar 11 unit. Dari segi MEY, MsocY perikanan layang dalam kondisi over exploited. Tetapi dari segi MSY dalam kondisi under exploited. Dengan sendirinya akan terjadi pengurangan jumlah unit alat tangkap sebesar 11 unit. Terlihat bahwa solusi MEY menghasilkan input yang jauh lebih kecil dari MsocY dan MSY. Disisi lain, MSY menghasilkan rente paling kecil dibandingkan MsocY dan MEY. Alternatif/solusi kebijakan yang dapat dilakukan antara lain: Yang pertama, daerah penangkapan ( fishing ground ) ditentukan terlebih dahulu hal ini dilakukan untuk menghemat biaya yang akan dikeluarkan. Kedua, tetap melaut dengan menghemat biaya operasional misalnya dengan cara melakukan perawatan/ service rutin pada mesin sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah lagi sehingga mesin lebih awet, menekan biaya logistik seperti tidak mengeluarkan biaya untuk keperluan yang tidak begitu penting. Ketiga, pemasangan rumpon bertujuan agar daerah penangkapan ( fishing ground ) tidak terlalu jauh dengan tempat pendaratan ikan, sehingga biaya operasional khususnya untuk bahan bakar dapat dihemat. Keempat, Nelayan mencari alternatif pekerjaan lain diluar sektor perikanan bila musim paceklik. Kelima, Penanganan hasil tangkapan dilakukan dengan baik agar harga ikan tetap bagus.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2009/84/050903504
Subjects: 300 Social sciences > 338 Production > 338.3 Other extractive industries > 338.37 Products > 338.372 Products of fishing, whaling, hunting, trapping
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 07 Jan 2010 09:46
Last Modified: 21 Oct 2021 04:45
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132641
[thumbnail of 050903504.pdf]
Preview
Text
050903504.pdf

Download (3MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item