Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Sistem Pelelangan Hasil Perikanan Tangkap Nelayan Purse Seine Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek

AhmadRokhani (2009) Analisis Efektifitas Dan Efisiensi Sistem Pelelangan Hasil Perikanan Tangkap Nelayan Purse Seine Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur pada bulan Pebruari - Juni 2008. Penelitian ini secara umum, bertujuan untuk melihat lebih dekat tentang sistem pelelangan hasil perikanan tangkap, khususnya nelayan purse seine di TPI Prigi. Secara khusus, beberapa hal yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui/ mendeskripsikan proses pelelangan yang berlangsung di TPI Prigi, tingkat efisiensi dan efektifitas sistem pelelangan ikan, serta persepsi stake holder terhadap sistem pelelangan yang berlangsung di tempat penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki (Nazir, 1983). Adapun teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan teknik purposif sampling . Menurut Sudjana (1996), teknik ini terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara observasi, wawancara dan studi pustaka. Dalam penelitian ini digunakan analisa deskriptif yang terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Sistem pemasaran hasil perikanan tangkap nelayan purse seine di Pantai Prigi dilakukan di TPI Prigi. Sistem pemasaran tersebut meliputi : Pra lelang meliputi pendaratan ikan di pelabuhan, pengangkutan ikan ke TPI sampai penimbangan ikan; Lelang mulai dari pihak TPI mengumumkan keadaan ikan yang akan dijual serta penawaran pertama harga oleh pihak TPI sampai dengan kesepakatan harga; Pasca lelang meliputi pembayaran uang transaksi pelelangan, pembayaran retribusi sampai dengan pengangkutan ikan keluar dari TPI. Sistem lelang yang ditawarkan tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan (lelang semu. Keadaan yang memprihatinkan dari sistem pemasaran di TPI Prigi adalah sistem keamanan terhadap hasil perikanan yang akan dilelang tidak terjamin. Banyak ikan nelayan yang diambil pihak-pihak yang tidak berhak sehingga hal ini merugikan nelayan. Tingkat efektifitas TPI Prigi termasuk bagus . Tingkat efektifitas TPI Prigi adalah 76,19%, hal ini dapat diketahui dengan cara melihat dua parameter yang digunakan, yaitu kelayakan secara teknis maupun secara fungsional dari TPI Prigi. Kelayakan Teknis (skor 19 ) Tingkat kelayakan TPI Prigi secara teknis adalah termasuk bagus. Total skor/kriteria penilaian kelayakan TPI Prigi adalah 19, dalam arti secara teknis kondisi TPI Prigi termasuk kriteria 90,48% bagus (nilai total skor >14,5). Hal ini tentu saja sangat masuk akal, karena TPI Prigi termasuk satu paket pembangunannya dengan Pelabuhan Perikanan Nusantara yang termasuk kelas B dalam standar nasional. Sedangkan tingkat kelayakan TPI Prigi secara fungsional temasuk sedang. Dari parameter yang digunakan diperoleh total nilai 13 dan ini artinya bahwa TPI Prigi 61,90% berfungsi sesuai dengan harapan atau tingkat kelayakan TPI secara fungsional termasuk sedang. Tingkat efisiensi sistem pelelangan ikan di TPI Prigi bagi nelayan, pedagang, dan pihak penyelengara TPI Prigi adalah heterogen. Nilai Margin Pemasaran (Mark Up) dari nelayan adalah rata-rata sebesar 1,48% dengan nilai paling tinggi ada pada KM Nabila sebesar 2,34% sedangkan yang paling rendah ada pada KM Sinar sebesar 0,56%. Sedangkan bagi pedagang, Nilai Margin Pemasaran (Mark Up) adalah rata-rata 1,74%. dengan nilai paling tinggi ada pada Ibu Wiji dengan nilai sebesar 2,84% sedangkan yang paling rendah ada pada Ibu Suratin dengan nilai sebesar 1,80%. Bagi pengelola TPI, sistem pelelangan di TPI Prigi kurang efisien, hal ini dikarenakan perolehan retribusi yang diterima TPI tidak sesuai dengan peraturan yang ada (5% dari total nilai transaksi yang dilakukan) yaitu sebesar Rp. 260.000.000 (seharusnya Rp. 767.426.800) dari total nilai produksi sebesar Rp.15.348.536.000 pada tahun 2007 dan pada bulan Juli 2008 sebesar Rp. 37.580.000 (seharusnya Rp. 143.638.450) dari total nilai produksi sebesar Rp. 2.872.769.000. Bagi nelayan, fungsi TPI sebagai penyelenggara pelelangan sekaligus pengontrol stabilitas harga ikan tidak terlaksana dengan baik, pelelangan yang ditawarkan di TPI Prigi tidak berjalan secara murni. Keamanan ikan hasil tangkapan mereka yang didaratkan di TPI Prigi juga kurang terjamin, sementara TPI menuntut agar retribusi dibayarkan secara penuh. Pedagang menilai bahwa TPI Prigi belum bisa melaksanakan fungsinya dengan baik dan profesional. Sistem pelelangan yang ditawarkan di TPI Prigi tidak berjalan secara murni sehingga yang terjadi adalah mirip dengan pasar oligopsoni dimana ada kongsi-kongsi antara beberapa pedagang yang menguasai harga di TPI Prigi. Bagi penyelenggara TPI, kurang maksimalnya fungsi TPI Prigi bukanlah semata-mata karena kesalahan pihak penyelenggara an sich . Kurang maksimalnya fungsi TPI adalah karena kurangnya dukungan (ketertiban dan keamanan) dari stakeholder yang terlibat (nelayan, pedagang) dalam sistem pelelangan secara integra l.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Identification Number: SKR/FPR/2009/46/050903007
Subjects: 600 Technology (Applied sciences) > 639 Hunting, fishing & conservation > 639.2 Commercial fishing, whaling, sealing
Divisions: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Teknologi Hasil Perikanan
Depositing User: Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id
Date Deposited: 14 Dec 2009 14:08
Last Modified: 21 Oct 2021 04:19
URI: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132602
[thumbnail of 050903007.pdf]
Preview
Text
050903007.pdf

Download (4MB) | Preview

Actions (login required)

View Item View Item