WeningIndriani (2008) Pemanfaatan protein sel tunggal dalam ransum pakan buatan terhadap daya cerna nutrien juvenil kerapu pasir (epinephelus corallicola). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Abstract
Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Kimia Balai Besar Riset Pengembangan Budidaya Laut (BBRPBL) Gondol Bali pada bulan November 2007 sampai Februari 2008. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Protein Sel Tunggal (PST) sebagai salah satu bahan subtitusi protein pakan terhadap daya cerna nutrient pada juvenil kerapu pasir (Epinephelus corallicola) dan juga untuk mengetahui nilai daya cerna nutrient juvenile kerapu pasir yang diberi perlakuan PST. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen yaitu mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil dan Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), yaitu menggunakan 5 perlakuan dengan 3 ulangan, sebagai perlakuan adalah subtitusi PST yaitu 0% (perlakuan A), 5% (perlakuan B), 10% (perlakuan C), 15% (perlakuan D) dan 20% (perlakuan E). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi PST berpengaruh nyata terhadap daya cerna nutrient juvenil Kerapu Pasir. Untuk daya cerna bahan kering, dosis subtitusi terbaik pada PST 5% yaitu 81,51% dan terendah pada subtitusi PST 20% yaitu sebesar 75,99%. Dari hubungan dosis subtitusi PST terhadap daya cerna bahan kering membentuk model kuadratik yaitu y = -0,019x2 + 0,149x + 80,94 dengan R2 sebesar 0,876. Dari persamaan tersebut didapatkan hasil daya cerna bahan kering maksimum sebesar 81,23% didapatkan pada pakan dengan subtitusi PST3,92%. Untuk daya cerna protein terbaik pada penggunaan PST 0% yaitu sebesar 93,54% diikuti oleh penggunaan PST 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari hubungan daya cerna protein terhadap tingkat penggunaan PST membentuk model linier megatif dengan persamaan y = -0,4429x + 94,021 dengan R2 = 0,967. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat penggunaan PST dalam ransum pakan maka akan menyebabkan penurunan daya cerna protein juvenile kerapu pasir. Begitu juga dengan hasil daya cerna lemak maupun energi. Semakin tinggi penggunaan PST dalam pakan maka akan menurunkan daya cerna lemak maupun energi. Sedangkan untuk daya cerna abu, perlakuan terbaik pada subtitusi PST 5% yaitu sebesar 18,62%. Dan terendah pada subtitusi PST 20% yaitu sebesar 9,41%. Dari hubungan daya cerna abu terhadap tingkat penggunaan PST membentuk persamaan kuadratik yaitu y = -0,054x2 + 0,862x + 14.52 Dengan R2 = 0,516. Hal ini menunjukkan bahwa daya cerna abu maksimum sebesar 17,96% didapatkan pada penggunaan PST sebesar 7,98%. Untuk daya cerna karbohidrat tertinggi pada penggunaan PST 5% yaitu sebesar 86,23%. Hubungan daya cerna karbohidrat terhadap tingkat penggunaan PST membentuk model kuadratik dengan persamaan y = -0,023x2 + 0,363x + 84,34, dan R2 sebesar 0,621. Daya cerna karbohidrat maksimum sebesar 85,77% didapatkan pada pakan dengan penggunaan PST sebesar 7,89%. Kualitas air yang diamati selama penelitian yaitu suhu berkisar antara 30-30,10C oksigen terlarut berkisar antara 4,11-5,03 ppm, pH berkisar antara 7,96-8,02, salinitas sebesar 34-35 ppt dan ammonia sebesar 0,0151-0,0277 mg/lt. Dari hasil penelitian ini dapat disarankan agar penggunaan PST sebaiknya tidak lebih dari 5% untuk mendapatkan daya cerna nutrien juvenil kerapu pasir yang terbaik.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Identification Number: | SKR/FPR/2008/183/050903521 |
Subjects: | 300 Social sciences > 333 Economics of land and energy > 333.9 Other natural resources > 333.91 Water and lands adjoining bodies of water |
Divisions: | Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan > Manajemen Sumberdaya Perairan |
Depositing User: | Unnamed user with email repository.ub@ub.ac.id |
Date Deposited: | 08 Jan 2010 11:04 |
Last Modified: | 20 Oct 2021 05:21 |
URI: | http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132473 |
Preview |
Text
050903521.pdf Download (4MB) | Preview |
Actions (login required)
View Item |